19 c.
Pembinaan Ketrampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan bertujuan agar
siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan ketrampilan juga terdiri
atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam satu pertemuan.
Sedangkan kedua, pembelajaran pembinaan ketrampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda , tapi masih merupakan lanjutan dari pembelajaran
penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman dan pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.
C. Karakteristik Siswa SD
Pelaksanaan pembelajaran di SD harus disesuaikan dengan karakteristik dari anak SD. Dengan mengenal dan memahami peserta didik, guru dapat
memeberikan pendidikan dan pembelajaran secara tepat. Seperti yang dikemukakan Jean Piaget dalam Sugihartono 2013: 111 bahwa guru hendaknya
menyesuaikan proses pembelajaran yang dilakukan dengan tahapan – tahapan
kognitif yang dimiliki anak didik. Karena tanpa penyesuaian proses pembelajaran dengan perkembangan kognitifnya, guru maupun siswa akan mendapatkan
kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
20 Menurut Piaget dalam Zubaidah Amir dan Risnawati 2016: 62-64 seorang
anak maju, melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa. Tahap perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap sensorimotor umur 0 -2 tahun
Pada tahap sensorimotor, anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik yaitu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan.
Karakteristik tahap ini merupakan gerakan – gerakan akibat satu reaksi
langsung dari rangsangan. Anak mengatur alamnya dengan indera sensori dan tindakan
– tindakan motor, anak belum mempunyai kesadaran – kesadaran adanya konsepsi yang tetap.
2. Tahap persiapan operasional 2 – 7 tahun
Operasi adalah suatu proses berfikir logis, dan merupakan aktifitas mental bukan aktifitas sensorimotor. Pada tahap ini anak belum mampu
melaksanakan operasi – operasi mental. Unsur yang menonjol dalam tahap ini
adalah mulai digunakannya bahasa simbolis, yang berupa gambaran dan bahasa ucapan. Dengan menggunakan bahasa, inteligensi anak semakin maju
dan memacu perkembangan pemikiran anak karena ia sudah dapat menggambarkan sesuatu dengan bentuk yang lain Dina Indriana dalam
Zubaidah Amir dan Risnawati, 2016: 63. 3.
Tahap operasi konkret 7 – 11 tahun
21 Tahap operasi konkret dinyatakan dengan perkembangan system pemikiran
yang didasarkan pada peristiwa – peristiwa yang langsung dialami. Anak
masih menerapkan logika berfikir pada barang – barang yang konkret, belum
bersifat abstrak maupun hipotesis. 4.
Tahap operasi formal 11 tahun keatas Tahap operasi formal merupakan tahap akhir dari perkembangan kognitif
secara kualitas. Pada tahap ini anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan objek atau peristiwanya langsung, dan menarik kesimpulan dari
informasi yang tersedia Mimi Haryani dan Mely Andriani dalam Zubaidah Amir dan Risnawati, 2016: 64.
Berdasarkan uraian di atas, siswa kelas IV SD berada pada tahap operasi konkret karena pada umumnya siswa kelas IV SD berumur 9
– 10 tahun. Pada tahap operasi konkret, siswa SD dapat menerima konsep
– konsep matematika yang abstrak menggunakan bantuan benda
– benda konkret. Karena itulah maka dalam pembelajaran matematika di SD diperlukan alat atau media pembelajan.
Dengan penggunaan media pembelajaran tersebut, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan dengan
baik serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
22
D. Tinjauan Tentang Bilangan Bulat