31
pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan maka kompensasi relatif lebih besar.
b. Kemampuan dan Kesediaan Organisasi
Apabila kemampuan dan kesediaan organisasi untuk membayar semakin baik maka tingkat kompensasi akan semakin
besar, namun apabila kemampuan dan kesediaan organisasi untuk membayar semakin berkurang maka tingkat kompensasi
juga semakin kecil. c.
Organisasi Pekerja Apabila organisasi pekerja kuat maka tingkat kompensasi
akan tinggi, namun apabila organisasi pekerja tidak kuat maka tingkat kompensasi akan rendah.
d. Produktivitas Kerja
Seorang pekerja yang produktivitasnya baik maka kompensasi yang dia peroleh akan besar, namun apabila
produktivitasnya buruk maka kompensasi yang dia peroleh akan kecil.
e. Pemerintah dengan Undang-Undang dan Keputusan Presiden
Pemerintah dengan undang-undang dan keputusan presiden menetapkan besarnya batas upah minimum dengan
tujuan agar atasan tidak semena-mena dalam menetapkan besarnya kompensasi bagi para pekerjanya.
32
f. Biaya Hidup
Apabila biaya hidup di suatu daerah tinggi maka tingkat kompensasi juga akan tinggi, dan sebaliknya apabila biaya hidup
di suatu daerah rendah maka tingkat kompensasi juga akan rendah.
g. Posisi Jabatan
Pekerja yang
menduduki jabatan
tinggi dalam
organisasinya, dia akan menerima kompensasi yang lebih besar daripada pekerja yang menduduki jabatan rendah.
h. Pendidikan dan Pengalaman
Seorang pekerja dengan pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka dia akan menerima
kompensasi lebih besar daripada pekerja dengan pendidikan lebih rendah dan pengalaman kerja lebih sedikit.
i. Kondisi Perekonomian Nasional
Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju maka tingkat kompensasi akan tinggi, dan sebaliknya apabila kondisi
perekonomian nasional kurang maju maka tingkat kompensasi akan rendah.
j. Jenis dan Sifat Pekerjaan
Apabila jenis dan sifat pekerjaan seseorang adalah sulit dan mempunyai resiko besar maka tingkat kompensasi juga
semakin besar karena membutuhkan keahlian serta ketelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
untuk mengerjakannya. Namun apabila jenis dan sifat pekerjaan seseorang adalah mudah dan resikonya kecil maka tingkat
kompensasinya relatif rendah Triatna, 2015: 98-99.
2. Non Finansial
a. Iklim Organisasi
Istilah iklim organisasi pertama kalinya dipakai oleh Kurt Lewin pada tahun 1930-an, yang menggunakan istilah iklim
psikologi. Iklim organisasi merupakan kondisi hubungan antara orang di dalam organisasi dirasakan oleh individu. Hubungan
yang terjadi baik antara staf dengan staf, antara pimpinan, antara staf dengan pimpinan, maupun antara staf dalam organisasi pada
lintas divisibidang. Triatna 2015:76 mengemukakan bahwa iklim organisasi yang kondusif akan mewujudkan kinerja yang
baik pada individu dalam suatu organisasi. Menurut Sonnentag dan Frese Triatna, 2015:77, kinerja individu akan menyebabkan
berbagai hal yang menjadikan individu merasa puas atau tidak puas di dalam organisasi tempat dia bekerja.
Tagiuri dan Litwin Wirawan, 2007:121 mendefinisikan iklim organisasi sebagai
“ .. a relatively enduring quality of the internal environment of an organization that a is experienced by
its members, b influences their behavior, and can be described in term of the values of a particular set of characteristics or
attributes of the organization.”, yang dalam Bahasa Indonesia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dapat diartikan bahwa iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus
berlangsung, dialami oleh anggota organisasi; memengaruhi perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian satu set
karakteristik atau sifat organisasi. Iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi secara
individual dan kelompok dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi misalnya pemasok, konsumen,
konsultan dan kontraktor mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang memengaruhi
sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja organisasi Wirawan, 2007:122.
Keith Davis Sutiyanto:2011, mengemukakan bahwa pengertian iklim organisasi sebagai “The human environment within an
organization’s employees do their work”. Pernyataan Davis tersebut mengandung arti bahwa iklim organisasi itu adalah yang
menyangkut semua lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh manusia di dalam suatu organisasi tempat mereka melaksanakan
pekerjaannya. Davis Triatna, 2015:72 menyebutkan empat faktor yang
dapat mendukung iklim organisasi, yaitu sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1 Sistem sosial yang berupa karakteristik psikologi sosial yang ditunjukkan oleh nilai, keyakinan, dan sistem nilai yang
berkembang di lingkungan organisasi. 2 Lingkungan fisik atau alam organisasi seperti ukuran, luas,
area bangunan, bentuk dan desain bangunan, dan teknologi yang digunakan.
3 Struktur dan sistem organisasi yang berupa prosedur operasional standar POS, program kegiatan, rincian tugas
pokok, pola interaksi dan pola komunikasi. 4 Lingkungan sosial sebagai konsekuensi dari interaksi
manusia sebagai individu dan subjek organisasi.
b. Sosial
Walgito 2002:57 mengemukakan pengertian interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang
lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal
balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Di
dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan dengan yang lain atau sebaliknya.
Interaksi di dalam organisasi terjadi antara pekerja dengan pekerja maupun pekerja dengan atasan. Di dalam organisasi akan
dijumpai berbagai aksi dan reaksi timbal balik antar anggota PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
organisasi. Apabila reaksi antar pekerja positif maka akan muncul tim kerja yang akrab dan penuh persahabatan sehingga membuat
mereka menjadi lebih rajin dan senang untuk bekerja. Apabila pekerja dihargai oleh atasannya dan dilibatkan dalam kegiatan
keorganisasian maka moralitas pekerja juga akan meningkat Anorogo dan Widiyanti, 1990: 17.
Interaksi di dalam masyarakat dapat terjadi antar individu maupun kelompok. Di dalam masyarakat terdapat banyak
kelompok sosial maupun lembaga kemasyarakatan, dari kelompok inilah individu mengadakan hubungan atau kerja sama
yaitu melalui suatu proses sosial. Proses sosial adalah cara-cara berhubungan apabila orang perorangan dan kelompok saling
bertemu. Dengan adanya interaksi sosial di dalam masyarakat, maka diharapkan antar individu maupun kelompok dapat saling
mewujudkan hubungan yang statis dan dinamis Anorogo dan Widiyanti, 1990: 23.
Guru sebagai makhluk sosial tidak dapat terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya, oleh karena itu
guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadahi, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan yang tidak terbatas
pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pendidikan di dalam masyarakat. Guru dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
atau wali peserta didik, serta masyarakat sekitar Mulyasa, 2007:173-174.
c. Psikologi
Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa Inggris psychology. Kata psychology
merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek Yunani, yaitu: psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti
ilmu. Jadi secara harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa Syah, 1997:7.
Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Perilaku
yang dimaksud adalah dalam pengertian yang luas sebagai manifestasi hayati hidup yang meliputi jenis motorik, kognitif,
konatif dn efektif. Perilaku motorik adalah perilaku dalam bentuk gerakan. Perilaku kognitif adalah perilaku dalam bentuk
bagaimana individu mengenal alam di sekitarnya. Perilaku konatif adalah perilaku yang berupa dorongan dari alam individu.
Perilaku afektif adalah perilaku dalam bentuk perasaan atau emosi Surya, 2004:1-2.
Terdapat berbagai jenis pendekatan dalam memberikan penjelasan mengenai apa, mengapa dan bagaimana perilaku
individu. Menurut Surya 2004:2-3 pendekatan-pendekatan utama tersebut adalah pendekatan behaviorisme, pendekatan
38
kognitif, pendekatan humanistik, pendekatan psikoanalisa dan pendekatan neurobiologi. Pendekatan behaviorisme, lebih
mengutamakan hal-hal yang nampak dari individu. Menurut pendekatan ini, perilaku itu adalah segala sesuatu yang dapat
diamati oleh alat indera kita sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Pendekatan kognitif, menjelaskan bahwa perilaku itu
sebagai proses internal di dalam. Pendekatan ini menganggap bahwa perilaku merupakan suatu proses input-output yaitu
penerimaan dan pengolahan informasi, untuk kemudian menghasilkan keluaran.
Pendekatan psikoanalisa, lebih mengutamakan hal-hal yang berada di bawah kesadaran individu. Pendekatan ini menggangap
bahwa perilaku individu dikontrol oleh bagian yang tidak sadar. Pendekatan humanistik, lebih menekankan pada martabat
kemanusiaan pada individu yang berbeda dengan hewan dan makhluk lainnya. Menurut pendekatan ini, manusia sudah sejak
awalnya mempunyai dorongan untuk mewujudkan dirinya sebagai manusia di lingkungannya. Setiap individu bertanggung
jawab terhadap
tindakannya masing-masing.
Pendekatan Neurobiologi, yang mengaitkan perilaku individu dengan
kejadian-kejadian di dalam otak dan sistem syaraf. Menurut pendekatan ini, perilaku seseorang amat tergantung pada kondisi