59
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penilitian ini akan dilakukan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh dari analisis
deskriptif kuantitatif dihasilkan dari angket uji ahli, uji lapangan awal, uji lapangan utama, dan uji lapangan operasional.
Menurut Suharsimi Arikunto 1998: 246, data kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan cara
dijumlah, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh. Kadang-kadang pencarian persentase dimaksudkan untuk mengetahui status
sesuatu yang dipersentassekan dan disajikan tetap berupa presentase. Tetapi kadang-kadang sesudah sampai ke presentase, lalu ditafsirkan dengan kalimat
yang bersifat kualitatif, misalnya layak 76~100, cukup layak 56~75, kurang layak 40~55, dan tidak baik kurang dari 40.
Data dari penelitian ini, menggunakan skala Likert, dengan skala penilaian 1-5. Skala tersebut memiliki penjelasan sebagai berikut: angka 5
sangat layak, 4 layak, 3 cukup, 2 kurang layak, dan 1 sangat kurang layak. Skor yang diperoleh kemudian dikonversikan menjadi nilai dengan skala 5
menggunakan acuan konversi dari Sukardjo 2008: 52-53 pada tabel di bawah ini:
60
Tabel 6. Kriteria Penilaian Data Kualitatif dengan Skala 5 Interval Skor
Skor Kategori
X Xi + 1,80 Sbi 5
Sangat Layak Xi + 0,60 Sbi
X ≤ Xi + 1,80 Sbi 4
Layak Xi
– 0,60 Sbi X ≤ Xi + 0,60 Sbi 3
Cukup Xi
– 1,80 Sbi X ≤ Xi - 0,60 Sbi 2
Kurang Layak X ≤ Xi – 1,80 Sbi
1 Sangat
Kurang Layak
Keterangan: XiRerata skor ideal = 12skor mak ideal + skor min
ideal SbiSimpangan baku ideal = 16 skor mak
– skor min X
= Skor empiris
Berdasarkan perhitungan rentang skor rata-rata diatas, kriteria penilaian dapat disederhanakan menjadi sebagai berikut:
Tabel 7. Pedoman Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif
Mencari skor X dengan menggunakan rumus rata-rata : X =
∑X n
X = skor rata-rata ∑x = jumlah skor
n = jumlah responden Tabel pedoman konversi diatas digunakan untuk menilai tingkat
kelayakan media monopoli pembelajaran IPA pokok bahasan penggolongan
Skor Rentang
Kriteria
5 X 4,08
Sangat layak 4
3,36 X ≤ 4,08
Layak 3
2,64 X ≤ 3,36
Cukup 2
1,92 X ≤ 2,64
Kurang layak 1
X ≤ 1,92
Sangat kurang layak
61
hewan berdasarkan makanan dan tahapan daur hidup hewan dikatakan layak jika hasil penilaian uji coba lapangan minimal dalam k
riteria “Baik”. Selain penilaian dari ahli media dan ahli materi, kelayakan media juga
dinilai dari hasil instrumen siswa yang diperoleh dari hasil uji coba. Perhitungan persentase siswa menggunakan skala guttmen dan dihitung
dengan rumus sebagai berikut: � =
� �ℎ �� � ��� �
ℎ � � �� � ��� � �
� X = Persentase Skor
Jadi, media monopoli pembelajaran IPA pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan makanan dan tahapan daur hidup hewan dapat dikatakan
“layak” digunakan dalam pembelajaran apabila persentase kelayakan mencapai 75. Sebaliknya, media pembelajaran dikatakan “Tidak layak”
apabila persentase kelayakan ≤ 75. Lebih jelas dengan melihat tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 8. Penilaian Total Instrumen Siswa Persentase
Kategori
̅ 5 Layak
̅ ≤ 5 Tidak layak
62
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan
1. Hasil Penelitian dan Pengumpulan Data Awal
Pengembangan media monopoli penggolongan hewan ini dilakukan melalui observasi dan wawancara kepada guru dan siswa kelas 4 SD Negeri 1
Sinduadi, Mlati Sleman. Observasi dan pengumpulan data awal dilakukan untuk mengetahui kendala apa yang sedang dihadapi murid dalam
pembelajaran mata pelajaran IPA. Dari hasil observasi awal, diketahui bahwa kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut masih menggunakan metode belajar
konvensional, yaitu ceramah. Pembelajaran yang berlangsung, masih belum menggunakan media pembelajaran sebagai sarana pembantu kegiatan belajar.
Selain melakukan observasi, pengambilan data awal juga dilakukan dengan metode wawanacara. Dari hasil wawancara terhadap guru, diketahui bahwa
penggunaan media pembelajaran untuk membantu kegiatan belajar, masih sangat kurang, dikarenakan masih terbatasnya media yang tersedia di sekolah
tersebut. Selain wawancara pada guru, dilakukan juga wawancara pada siswa
kelas 4 SD Negeri 1 Sinduadi. Hasil wawancara pada siswa, diketahui bahwa mereka merasa kurang tertarik dengan metode pembelajaran yang dilakukan
oleh guru mereka. Hal ini menyebabkan adanya beberapa siswa yang perhatiannya teralihkan dikarenakan kurang menariknya proses pembelajaran
yang sedang berlangsung.