Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu tujuan manusia hidup di dunia ini adalah untuk mencari kesenangan. Banyak aspek di dunia ini yang mendukung agar manusia dapat mencapai tujuan ini. Salah satu aspek yang menunjang itu bisa didapatkan dalam unsur – unsur kebudayaan yang dapat memberikan nilai – nilai kesenangan yang tersaji dalam beragam bentuk. Adalah hal menarik jika kita berbicara dan membahas mengenai kebudayaan sebagai bagian yang tak dapat terpisahkan dari segala aspek kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Dalam Ensiklopedia Umum 1990 : 973 dikatakan bahwa kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari – hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Perwujudan dari kebudayaan itu sendiri adalah benda– benda yang bersifat nyata, pola – pola perilaku, bahasa, organisasi – organisasi sosial, agama dan sisitem kepercayaan, kesenian dan yang lainnya, yang keseluruhannya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupannya. Dalam salah satu unsur kebudayaan, yakni kesenian, terdapat satu aspek dalam bentuk karya sastra yang dapat memberikan nilai – nilai kesenangan dengan menikmati yang tersaji dalam beragam bentuk, termasuk bentuk yang disajikan berdasarkan kenyataan dalam kehidupan sehari – hari. Universitas Sumatera Utara Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Pada umumnya, karya sastra memiliki jenis yang bervariasi, baik yang bersifat fiksi maupun nonfiksi. Misalnya drama, teater, puisi, roman, prosa dan lain sebagainya. Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan, penggunaan kata – kata yang indah, gaya bahasa dan gaya bercerita yang menarik Zainuddin, 1992 : 99. Rene Wellek dalam Melani Budianto 1997 : 109 berpendapat bahwa sastra adalah lembaga sosial yang memakai medium bahasa dalam menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah kenyataan sosial. Rene Wellek dalam Badrun 1983 : 16 juga mengatakan bahwa istilah sastra hendaknya dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif. Artinya, segenap kejadian atau peristiwa yang sesungguhnya merupakan sesuatu yang dibayangkan saja. Sedangkan menurut Boulton dalam Aminuddin 2000 : 37 bahwa cipta sastra, selain menyajikan nilai – nilai keindahan serta paparan peristiwa yang mampu memberikan kepuasan batin pembacanya, juga mengandung pandangan yang berhubungan dengan masalah keagamaan, filsafat, politik maupun berbagai macam problema yang berhubungan dengan kompleksitas kehidupan ini. Sastra terdiri atas jenis – jenis sastra yang amat bervariasi, seperti misalnya drama, teater, puisi, roman, prosa, dan sebagainya. Salah satu hasil karya sastra berupa prosa adalah cergam cerita bergambar, atau juga lebih dikenal dengan sebutan Komik. Komik merupakan salah satu seni yang mengunakan gambar – gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi oleh teks. Komik juga Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu sajian yang ditawarkan dalam dunia sastra yang dapat menarik hati para penikmat sastra. Tidak hanya itu, komik mampu memikat banyak orang di seluruh dunia, baik dari kalangan anak – anak, remaja, bahkan juga orang tua. Pada masa sekarang ini komik atau yang lebih popular dalam bahasa Jepang yang disebut dengan Manga. Komik di Jepang sangat menjamur dan berkembang dari waktu ke waktu. Pada zaman sekarang, komik tidak hanya diminati oleh orang Jepang saja melainkan hampir keseluruh pelosok dunia seperti Amerika, Eropa, bahkan sampai ke Indonesia. Di Jepang, istilah manga diperkenalkan pertama kalinya oleh Katsuhika Hokusai. Pada saat itu komik dibentuk pada percetakan pada kertas yang menggunakan blok – blok kayu. Komik dibagi dalam empat kategori, antara lain : 1. Komik anak laki – laki shounen manga 2. Komik anak perempuan shoujo manga 3. Komik remaja seinen manga 4. Komik dewasa seijin manga Dalam penyajian komik, pengarang menawarkan banyak hal yang dapat dinikmati oleh para pembacanya. Tidak hanya konsep cerita yang berdasarkan kisah nyata dalam kehidupan sehari –hari tetapi juga ditawarkan konsep seni dan imajinasi yang tinggi serta nilai – nilai kebudayaan yang dapat membuat suatu karya sastra itu, dalam hal komik khususnya, dapat menyampaikan dan mengekspresikan ide – ide dan bahkan pesan – pesan moral dari pengarang sehingga timbullah efek –efek tertentu bagi pembaca itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Komik Jepang tidak hanya menampilkan cerita bertema kisah cinta, action, misteri, humor, atau kepahlawanan saja, namun juga tentang kehidupan sosial masyarakat dan masalah – masalah yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah komik berjudul Gokusen karya Kozueko Morimoto, yang diterbitkan oleh Level Comics; Shueisha Inc. Komik ini menceritakan seputar tentang kehidupan tokoh utamanya yang bernama Kumiko Yamaguchi yang tumbuh di lingkungan keluarga Yakuza yang juga nantinya adalah pewaris tunggal dan penerus pemimpin kelompok yakuza keluarga Kuroda. Yakuza dianggap mewakili kejahatan terorganisir di Jepang karena yakuza memiliki struktur organisasi yang tersusun dengan rapi untuk mengatur segala aktifitas anggotanya. Dilator belakangi oleh keadaan Jepang yang belum stabil akibat perang menimbulkan banyak pengangguran dari kalangan bushi yang tidak memiliki tuan ronin yang membentuk kelompok-kelompok untuk melakukan aksinya, dan mereka menamakan dirinya kabuki-mono. Istilah yakuza pada awalnya hanya ditujukan bagi seorang pemain yang kalah dalam permainan kartu, namun maknanya berkembang dan tidak lagi ditujukan kepada seorang pemain saja tetapi mengacu kepada seluruh orang yang bermain judi dan kepada orang- orang yang melakukan penyimpangan dan mengganggu ketentraman masyarakat. Dalam masyarakat Jepang pada masa itu,orang-orang yang berjudi dianggap sebagai pecundang dan tidak berguna Inami, 1992 : 353. Pada komik Gokusen karya Kozueko Morimoto ini, Kumiko Yamaguchi ;sebagai tokoh utama dalam komik ini; tumbuh dan dibesarkan dalam lingkungan Yakuza, dia ;yang biasa dipanggil “ojo-san” di keluarganya; memiliki sifat dan Universitas Sumatera Utara karakter yang keras dan menguasai bela diri sekalipun ia seorang wanita. Dalam komik ini digambarkan kehidupan sosial para Yakuza sebagaimana kita ketahui dalam kehidupan nyata, yang terorganisir dengan rapi dalam segala aktifitas anggotanya. Namun di sisi lain, Kumiko melakoni peran sebagai seorang guru di SMU khusus pria, Shirokin. Sewaktu ia kecil ia pernah bertemu dengan seorang guru yang benar – benar memiliki totalitas tinggi terhadap pekerjaannya sebagai guru. Dan sejak saat itu Kumiko kecilpun menyimpan keinginan besar untuk bisa menjadi seorang guru ketika ia dewasa nanti. Kini ia telah menjadi seorang guru, Kumiko begitu fokus untuk keberhasilan kelulusan murid – muridnya dan benar – benar memberikan rasa saying penuh terhadap murid – muridnya, selalu ada ketika murid – muridnya membutuhkan pertolongannya. Untuk dapat menjadi seorang guru tentu saja ia menyembunyikan identitasnya sebagai seorang yakuza. Karena di Jepang ;oleh orang awam; yakuza hanya dianggap sebagai pengganggu dan pembuat keonaran saja. Jadi ia tidak mungkin tetap diterima atau diizinkan tetap mengajar jika identitasnya sebagai yakuza diketahui pihak sekolah. Tidak demikian di keluarganya. Pada awalnya keluarganya sangat kebingungan dengan keputusan Kumiko untuk menjadi guru. Namun pada akhirnya pemimpin kelompok Yakuza keluarga Kuroda, yang adalah kakek Kumiko ;yang dikenal sangat bijaksana; melihat keinginan cucunya ini tulus dan mengizinkan Kumiko untuk menjadi guru dan mendukung Kumiko sepenuhnya. Komik Gokusen memuat cerita fiksi yang diambil berdasarkan kejadian – kejadian nyata seputar kehidupan yakuza dan keadaan bersekolah di Jepang. Universitas Sumatera Utara Kozueko Morimoto berhasil menggambarkan kehidupan serta peran Kumiko yang seorang yakuza dalam tugas dan tanggung jawabnya pada kelompoknya serta kehidupannya sebagai seorang guru wanita di sekolah khusus pria. Peran yakuza sebagai seorang guru tentulah sangat bertolak belakang dengan profesi sebagai yakuza, yang tercermin baik dalam kehidupan nyata maupun dalam komik Gokusen. Hal ini rasanya layak penulis angkat untuk membahas skripsi yang berhubungan dengan yakuza melalui skripsi yang berjudul ”ANALISIS KEHIDUPAN YAKUZA DALAM KOMIK GOKUSEN KARYA KOZUEKO MORIMOTO”.

1.2 Perumusan Masalah