Ryuichiro Kuroda Cuplikan 1 : Analisis Kehidupan Tokoh dalam Komik Gokusen

3.2.2 Ryuichiro Kuroda Cuplikan 1 :

Kumiko baru pulang dari hari pertama dia mengajar di sekolah Shirokin. Kumiko pulang dengan perasaan sdikit kesal kesal karena di sekolah dia selalu tidak dianggap. Kumiko : Kakek, aku pulang sapanya pada kakaknya,Ryuichiro Kuroda yang adalah pimpinan keluarga Yakuza Ryuichiro : Oh Kumiko masuklah Bagaimana disekolah? Kumiko : Sepertinya bakal lumayan sulit kalo sedikit saja aku lengah mereka pasti memgincarku. Ryuichiro : Benarkah? Kalau begitu biar kubereskan… langsung mengambil pedang miliknya Kumiko : seketika itu juga berubah panik Nggak,,nggak,,duh..rasanya ga perlu kok, kek… Ryuichiro : meletakkan kembali pedangnya dan langsung menyadari jika cucunya itu wanita yang kuat dan pasti bisa menangani kekerasan dalam bentuk apapun Yah, kalau kamu pasti bisa jaga diri. Kamu mampu mengalahkan seluruh Yakuza di keluarga Kuroda ini. Jilid 1, halaman 31 Universitas Sumatera Utara Analisis Ryuichiro Kuroda, sebagai pimpinan generasi ketiga organisasi yakuza yang saat itu paling disegani, memiliki karakter yang kuat sebagai pimpinan yang bersahaja dengan wibawa dan kepemimpinan yang kuat dan besar. Dia mengenal dengan baik anggota kelompoknya yang tinggal di rumah keluarga Kuroda, terlebih sangat menyayangi cucunya, satu-satunya keturunannya. Ryuichiro sangat menyayangi Kumiko, jadi sewaktu Kumiko menceritakan keadaan sekolah yang kurang menghargai dan tidak menganggap keberadaannya saat itu, ia menjadi sangat marah sampai menarik pedangnya. Dalm kelompok, pedang hanya dikeluarkan pada saat-saat tertentu, dan jika pimpinan sudah menarik pedangnya, itu menandakan kemarahan yang luar bisaa dari pimpinan. Namun di sini Ryuichiro sampai menarik pedang karena merasa kalu cucunya sedang terancam, tidak ada kaitannya dengan kepentingan kelompok, lebih kepada emosi pribadi sebagai keluarga. Dalam kehidupan nyata pun demikian, para yakuza akan tidak segan-segan mengorbankan dirinya untuk orang yang dianggap penting dalam urusan kelompok. Cuplikan 2 : Ryuichiro : karena kamu adalah satu-satunya cucuku, Ryuichiro Kuroda… Kamu,,, Padahal kakek pikir, biarpun kamu perempuan, kamu akan mewarisi klan ini sebagai generasi ke-4. Tapi, malah jadi guru… Keluarga Kuroda ini pun habis digenerasiku…. Universitas Sumatera Utara Kumiko : Kakek….. hanya terdiam….dia dapat melihat kekecewaan yang tergambar di wajah kakeknya jika dia nanti benar-benar tidak mau mewarisi klan Yakuza pimpinan kakeknya, jika dia memutuskan tetap menjadi guru sampai kapanpun. Shinohara : Kumiko, tidak perlu dimasukkan ke hati ya… Biarpun Kumicho seperti ini, tiap dia bertemu orang pasti dia membanggakan “cucuku yang jadi guru” Jilid 1 hal. 33 Analisis Situasi dalam dialog diatas mengambarkan keadaan dimana Ryuichiro sangat menginginkan setelah ia tidak ada kelak, Kumiko lah yang mengantikannya sebagai penerus pimpinan Keluarga Kuroda. Namun sebagai orang yang bijaksana ia tidak pernah memaksa Kumiko untuk mengikuti keinginannya. Ia membiarkan Kumiko memikirkannya dan membiarkan Kumiko jugalah yang menentukan. Selama masa kepemimpinannya, Keluarga Kuroda menjadi kelompok yakuza yang sangat disegani. Keluarga Kuroda tidak melakukan tindakan-tindakan yang meresahkan measyarakat sekitar dalam aktifitas mereka. Karena Ryuichiro melihat kalau Kumiko memiliki kemampuan untuk dapat menangani masalah kelompok kelak, ia pun menceritakan keinginannya tersebut. Universitas Sumatera Utara Dalam kehidupan nyata, untuk menjadi pimpinan tidaklah hanya dari keturunan saja, namun merupakan seseorang yang kuat dan diakui keberadaannya dan dianggap mampu memimpin. Cuplikan 3 : Mama Yasue : Kalau ketahuan dihajar secara sepihak oleh siswi SMA yang bertangan kosong, reputasinya jadi jelek bukan? Kumiko : Biarpun Tetsu dan Minoru anak nakal, sebenarnya ada bagian yang menarik dari mereka. Mereka memiliki hati yang baik. Kumiko : Kenapa gurunya tidak melihat ha itu? Bukankah itu peran seorang pendidik? Ryuichiro : Memang di sekolah zaman sekarang manusia sepertinya Lupa hal –hal penting. Makanya, anak yang tidak sesuai dengan norma kelompok akan dibuang. Jilid 2 hal. 138 Analisis Dialog di atas terjadi ketika Minoru yang saat itu baru di pungut oleh Kumiko akan mengikuti upacara kelulusan SMU-nya. Kumiko yang tidak senang terhadap wali kelas Minoru memberi ‘pelajaran’ berupa satu pukulan yang membuat guru itu langsung jatuh pingsan, semua itu karena guru tersebut tidak menghargai Minoru bahkan melarang Minoru datang ke sekolah. Menurut Universitas Sumatera Utara kumiko, sebagai pekerja social, seharusnya seorang guru tidak mengucilkan siapapun muridnya dan bagaimanapun kondisi social murid tersebut, seharusnya guru benar-benar mengabdi memberikan pengajaran pada muridnya. Kumiko sebagai guru memiliki prinsip demikian. Dari dialog Ryuichiro di atas dapat dilihat kalau Ryuichiro memiliki kedisiplinan yang tinggi dan seorang idealis. Sekalipun ia seorang pimpinan yakuza, namun ia tetap mengikuti norma yang berlaku di masyarakat. Ia menegaskan pada anggotanya agar tidak membuat tindakan-tindakan yang meresahkan. Namun sekalipun Keluarga Kuroda tidak menyakiti masyarakat umum, namun ia menyadari kalau tidak mudah mengubah anggapan masyarakat bahwa semua yakuza itu jahat. Ryuichiro menyadari hal ini, karena masyarakat cenderung menilai dari kekurangan yang pernah terjadi. Pada kehidupan nyata juga demikian, tidak semua kelompok yakuza jahatdan mengganggu masyarakat

3.2.3 Pengacara Shinohara Cuplikan 1 :