Kumiko Yamaguchi Cuplikan 1 : Analisis Kehidupan Tokoh dalam Komik Gokusen

3.2 Analisis Kehidupan Tokoh dalam Komik Gokusen

Dalam komik Gokusen terdapat tokoh-tokoh yakuza yang memiliki karakter serta peran yang berbeda-beda. Kehidupan tokoh yakuza tersebut adalah sebagai berikut :

3.2.1 Kumiko Yamaguchi Cuplikan 1 :

Ketika akan berkelahi di pinggir sungai belakang sekolah, tiba-tiba ada polisi patroli lewaat. Polisi : priiiiiiiiittttttttttt HEI Apa yang sedang kalian lakukan di sana? Kumiko : POLISI Kumiko tampak sangat terkejut dan ketakutan ketika polisi datang. POLISI Waduh, bisa berabe nih Sial Wooi, ada polisi tuh Shin : Aku tahu Cerewet Kumiko : Ayo cabut Kita kabur dan menyebar Kumiko lari tunggang-langgang dan secepat mungkin Shin dan anak-anak yang lain heran melihat wali kelasnya yang lari ketakutan karena ada polisi. Jilid 1 hal 97-99 Universitas Sumatera Utara Analisis Dalam cuplikan dialog di atas dapat dilihat bahwa secara psikologis para yakuza sebisa mungkin menghindari kontak dengan polisi. Pada saat kejadian di atas, Kumiko tidak menyadari bahwa saat itu ia adalah seorang guru. Shin dan teman-temannya sangat heran melihat tingkah wali kelas mereka yang lebih panic dan ketakutan luar bisaa karena datangnya polisi patroli, padahal mereka belum melakukan tindakan apapun. Tentu bukan tindakan yang wajar bagi seorang guru. Namun Kumiko tidak menyadarinya, ia hanya mengikuti nalurinya sebagai seorang yakuza, begitu ada polisi, sebisa mungkin menghindar. Dalam kehidupan nyata pun, para yakuza cenderung menghindari adanya kontak dengan polisi. Semua ini juga dikarenakan jika mereka berurusan dengan polisi, maka tidak hanya diri mereka sendiri yang terlibat, namun juga menjadi urusan kelompok yakuza mereka. Dan itu akan mempengaruhi aktifitas kelompok. Cuplikan 2 : Tenkai Kumicho : jadi ada yangjualan shabu-shabu ke anak kecil di wilayahku? setengah berteriak Kumiko : Kalau begitu memang benar…. Paman tidak mengetahuinya, ya… Tenkai Kumicho : Narkoba itu tabu bagi kami Kalau adaorang seperti itu, langsung dipecat. Kumiko : Paman, boleh aku sedikit menyelidikinya?? Karena aku merasa mereka menargetkan siswa dari Sekolahku. Jilid 4 hal 155 Universitas Sumatera Utara Analisis Dari dialog di atas dapat dilihat bagaimana dalam suatu kelompok yakuza tidak dapat sembarang mengotak-ngatik wilayah kelompok lain, hal ini dapat dilihat dari Kumiko yang terlebih dahulu meminta izin dari Tenkai Kumiko untuk menyelidiki suatu kasus di sekolahnya yang melibatkan kelompok yakuza di wilayah Shirokin. Hal ini sesuai dengan apa yang berlaku di kalangan yakuza di Jepang sekarang ini. Cuplikan 3: Kepala Yayasan : lagi pula apapun yang kita lakukan, yang terdengar di sekolah ini hanya berita buruk soal murid-muridnya yang selalu membuat ulah. Kumiko : Tapi pak, anak-anak itu tetap ingin bersekolah Tidak mungkin jika sekolah ini harus ditutup. Kepala Yayasan : Itu keputusan yayasan. Kumiko : tolong pak, beri kami waktu, kami akan menaikkan nama sekolah ini. Kepala Yayasan : ah,mereka cuma sampah Kumiko : mukanya merah padam MEREKA BUKAN SAMPAH Saya mohon bapak menarik kemnbali kata-kata bapak atau saya akan… Kumiko hampir membuka kedoknya Begini saja pak, beri kami tenggat waktu, jika kami berhasil Universitas Sumatera Utara menaikkan nama sekolah ini maka sekolah ini tidak akan ditutup, bagaimana pak?? Kepala Yayasan : setengah gemetaran karena seperti di ancam oleh Kumiko td Baiklah. Saya beri waktu 2 bulan. Kumiko : tersenyum Terimakasih pak jilid 5 hal 16-17 Analisis Dialog di atas menunjuikkan kesungguhan hati Kumiko untuk menggagalkan rencana penutupan Perguruan Shirokin, sekalipun anak-anak itu adalah anak-anak yang nakal, namun Kumiko menyayangi mereka. Dia benar- benr sangat mencintai profesinya sebagai guru. Pada saat Kumiko berbicara kepada Kepala Yayasan, Kumiko tidak dapat menyembunyikan ekspresi marahnya. Namun dia dapat mengendalikan diri,karena saat itu dia berbicara sebagai guru, bukan yakuza. Profesi Kumiko sebagai guru tentu sangat bertolak belakang dengan kesehariannya sebagai yakuza. Dalam kehidupan nyata, tidak ada seorang yakuza yang menjadi guru. Profesi guru sangat tidak sesuai dengan pola hidup yakuza. Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Ryuichiro Kuroda Cuplikan 1 :