Independent variabel : Kegiatan Komunikasi Antar Pribadi X

sebanyak 6 orang 20. Menyambung dari tabel sebelumnya dapat dilihat kalau kebanyakan karyawan berumur muda karena kebanyakan pendidikan terakhir mereka bekerja di Bel Mondo Cafe adalah SMU. Tabel 4 Masa Kerja No Masa Kerja F 1 2 2 – 4 tahun 5 – 7 tahun 20 10 66,67 33,33 Total 30 100 Sumber : P.4 FC 6 Tabel 4 menunjukkan bahwa responden yang bermasa kerja 2-4 tahun berjumlah 20 orang 66,67 dan yang bermasa kerja 5-7 tahun berjumlah 10 orang 33,33. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan bermasa kerja antara 2-4 tahun. Hal ini mungkin disebabkan karena Bel Mondo Café merupakan perusahaan yang baru didirikan baru berjalan 8 tahun maka masa kerja antara 5- 7 tahun diduduki oleh supervisor, manager dan accounting.

IV.2.2. Independent variabel : Kegiatan Komunikasi Antar Pribadi X

Analisa pada bagian ini membahas tentang hal yang menyangkut aktivitas komunukisi antar pribadi yang ada dilokasi penelitian, baik dari segi kulitatif maupun dari segi kuantitasnya. Berdasarkan komposisi data yang dibentuk nantinya dapat diambil suatu kesimpulan tentang bagaimana sesungguhnya aktivitas komunikasi antar pribadi yang ada. Untuk melihat semua hal ini dapat dilihat melalui tabel – tabel berikut ini Universitas Sumatera Utara Tabel 5 Keterbukaan Komunikasi Antar Pribadi Yang Dilakukan No Keterbukaan F 1 2 3 Terbuka Kurang terbuka Tidak terbuka 19 11 - 63,33 36,67 - Total 30 100 Sumber P.5 FC.7 Untuk melihat bagaimana kekuatan komunikasi antar pribadi yang berlangsung bisa dilihat dengan pola keterbukaan pribadi yang mengadakan hubungan. Penyajian dari tabel diatas memperlihatkan hasil sebagai berikut: tak seorang respondenpun yang berpendapat bahwa personal yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi tidak terbuka, sementara yang kurang terbuka sebanyak 11 orang 36,67 dan 19 orang 63,33 responden berpendapat terbuka.Segi keterbukaan dalam berkomunikasi antar pribadi, para karyawan dilokasi penelitian tergolong tinggi baik antara pimpinan maupun sesama karyawan. Keterbukaan terjadi karena tingginya frekuensi pertemuan yang terjadi dan terjalinnya keakraban yang tidak membedakan status antara pimpinan dan bawahan di Bel Mondo cafe. Universitas Sumatera Utara Tabel 6 Pihak Yang Diajak Membicarakan Masalah Dalam Pekerjaan No Pihak yang diajak F 1 2 3 Atasan dan rekan kerja Sesama rekan kerja Disimpan dalam hati saja 15 13 2 50,00 43,33 6,67 Total 30 100 Sumber P.6 FC 8 Ternyata 15 orang karyawan 50 memilih pihak atasan dan rekan kerja sebagai orang yang diajak membicarakan permasalahan yang dihadapi dalam pekerjaannya. Sementara itu terdapat 13 orang karyawan 43,33 yang membicarakan permasalahan tersebut dengan rekan kerja sesama karyawan dan hanya 2 orang karyawan 6,67 yang menyimpan permasalahan yang dihadapi didalam hati saja. Setelah peneliti mengadakan penelitian ternyata 2 orang karyawan ini berpendapat ada masalah yang bisa dibicarakan dan ada yang tidak, seperti masalah sepele yang masih bisa diselasaikan sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan di Bel Mondo Cafe membicarakan permasalahan dalam pekerjaan mereka kepada atasan dan rekan kerja. Oleh karena itu apa yang dicerminkan disini menunjukkan seluruh karyawan adalah orang yang terbuka dalam menghadapi masalah diperusahaan. Hal ini juga berarti credibility atasan dan rekan kerja tergolong tinggibaik dalam hal memecahkan masalah pekerjaan di mata para karyawan Bel Mondo café. Universitas Sumatera Utara Tabel 7 Keberhasilan Pembicaraan Dengan Lawan Bicara Terhadap masalah Yang Dihadapi Karyawan No Keberhasilan Pembicaraan F 1 2 3 Ya Tidak selalu Tidak 17 13 - 56,67 43,33 - Total 30 100 Sumber : P.7 FC 9 Komposisi data pada tabel 7 ini sangat berkaitan erat dengan data yang terekam pada tabel 6 sebelumnya. Kemampuan atasan dan rekan kerja dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi karyawannya setelah mereka mengadu tergolong tinggi. Data pada tabel menunjukkan 17 orang karyawan 56,67 menyatakan keberhasilan pembicaraan tersebut, dan hanya 13 orang karyawan 43,33 yang menyatakan tidak selalu pembicaraan itu berhasil. Dan tak seorangpun yang mengatakan pembicaraan itu tidak berhasil. Secara rata-ratapun keberhasilan pimpinan dan rekan kerja dalam memecahkan masalah yang dihadapi di Bel Mondo Cafe setelah mereka membicarakan tergolong tinggi. Maka data pada tabel 6 dan 7 ini semakin menunjukkan tingginya credibility dari segi kemampuan sebagai problem of solver pimpinan yang ada di Bel Mondo Cafe di mata para karyawannya. Universitas Sumatera Utara Tabel 8 Penguasaan Terhadap Masalah Yang Sedang Dihadapi No Penguasaan masalah F 1 2 3 Menguasai Kurang menguasai Tidak menguasai 17 13 - 56,67 43,33 - Total 30 100 Sumber P.8 FC 10 Menyangkut masalah apakah pimpinan maupun rekan kerja yang memprakarsai pembicaraan menguasai masalah yang dihadapi, data pada tabel menunjukkan 17 orang karyawan 56,67 menyatakan pimpinan maupun rekan kerja menguasai dan hanya 13 orang karyawan saja 43,33 yang menyatakan pimpinan maupun rekan kerja kurang menguasai dan tidak seorangpun karyawan yang menyatakan pimpinan maupun rekan kerja tidak menguasai masalah yang dihadapi. Hal ini adalah mutlak karena sesuatu yang diharapkan dari seseorang yang diajak berkomunikasi yang berfungsi sebagai pimpinan maupun rekan kerja dalam organisasi yaitu : kemampuan menguasai permasalahan yang ada di perusahaan tersebut. Hal ini jugalah yang menyebabkan pimpinan maupun rekan kerja berhasil memberikan jalan keluar bagi karyawan Bel Mondo Cafe yang sedang berkonsultasi karena pimpinan maupun rekan kerja menguasai masalah yang sedang mereka hadapi sesuai yang tertera pada tabel 7 diatas. Dengan demikian pantaslah sebahagian besar karyawan lebih memilih berkonsultasi dengan atasan dan rekan kerja mereka. Universitas Sumatera Utara Tabel 9 Frekwensi Karyawan Dalam Memberikan SaranIde No Frekwensi saranide dari karyawan F 1 2 3 Sering Jarang Tidak pernah 15 12 3 50 40 10 Total 30 100 Sumber : P.9 FC 11 Kenyataan yang menyangkut frekwensi para karyawan dalam memberikan saranide kepada pimpinan yang menyangkut kepentingan perusahaan ternyata 15 orang karyawan 50 sering melakukannya dan 12 orang karyawan 40 yang menyatakan jarang dan hanya 3 orang karyawan 10 yang sama sekali tak pernah. Bagi peneliti ini memberi arti bahwa para karyawan secara umum tergolong aktif dalam mencapai keberhasilan tujuan perusahaan dan rupanya bukan hanya atasan saja yang memikirkan bagaimana usulan pencapaian keberhasilan kerja di perusahaan tetapi bawahan yang turut aktif ini juga mengandung arti adanya kerjasama, saling pengertian, dan saling menguntungkan dalam kehidupan organisasi perusahaan tersebut. Tabel 10 Penerimaan Pimpinan Terhadap SaranIde Dari Karyawan No Penerimaan terhadap saranide f 1 2 3 Sering diterima Kadang diterima Tidak diterima 16 13 1 53,33 43,34 3,33 Total 30 100 Sumber : P.10 FC 12 Universitas Sumatera Utara Setelah para bawahan tergolong aktif memberikan idesaran bagaimana respon atasan terhadap fakta ini dapat dilihat seperti dalam tabel di atas dimana 16 orang karyawan 53,33 menyatakan sering diterima sarannya, kemudian 13 orang karyawan 43,34 hanya kadang-kadang saja diterima dan hanya 1 orang 3,33 saja yang menyatakan saranide nya tidak pernah diterima. Secara keseluruhan respon pimpinan terhadap saranide bawahan atau karyawannya tergolong tinggi. Pimpinan sering menerima berarti para karyawannya secara mayoritas tergolong mampu melihat masalah yang ada sekaligus mencari jalan keluarnya juga. Adanya sifat besar hatiketerbukaan dari pimpinan di dalam perbandingan data yang ada juga memberi arti adanya selektivitas yang dilakukan oleh pimpinan terhadap idesaran yang masuk sehubungan dengan masalah yang ada, sehingga terkadang ada juga saranide dari karyawan yang tidak diterima oleh pimpinan. Tabel 11 Pesan yang Disampaikan Oleh Pimpinan Terhadap Karyawan No Pesan Yang Disampaikan f 1 2 3 Mudah dipahami Kurang Tidak dipahami 17 12 1 56,67 40,00 3,33 Total 30 100 Sumber : P.11 FC.13 Segi Clarity of messege atau kejelasan pesan yang disampaikan pimpinan terhadap para karyawan, komposisi data menunjukkan : 17 orang karyawan 56,67 menyatakan mudah dipahami, selanjutnya 12 orang Universitas Sumatera Utara karyawan 40 menyatakan kurang mudah dipahami dan hanya 1 orang 3,33 yang menjawab tidak memahami pesan yang disampaikan pimpinan. Dari tabel ini dapat diketahui mengapa pada tabel 10 diatas terdapat 1 orang yang menjawab ide atau sarannya tidak diterima, hal ini mungkin disebabkan karena ia tidak memahami pesan yang disampaikan oleh pimpinannya. Memang syarat berhasilnya suatu komunikasi adalah adanya kesamaan makna antara komunikator dan komunikan. Dengan kata lain bukan hanya memperhatikan credibility komunikator saja tetapi aspek-aspek pesan pun harus dicermati agar keberhasilan komunikasi dapat dicapai. Tabel 12 Harga Diri No 1 2 3 Kebutuhan harga diri F Dihormati Kurang dihormati Tidak dihormati 18 12 - 60 40 - Total 30 100 Sumber P.12 FC.14 Distribusi data pada tabel menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 18 orang 60 merasa dihormatidihargai secara selayaknya selama bekerja di Bel Mondo Cafe baik dengan sesama karyawan maupun dengan pimpinannya dan 12 orang responden 40 menyatakan kurang dihormati, sedangkan yang menyatakan tidak dihormati tidak dijumpai satu orangpun. Pada dasarnya setiap responden adalah sama, tidak ada perbedaan antar sesama Universitas Sumatera Utara responden, kalaupun ada yang merasa kurang disamakan dalam hal menghormati dikarenakan kurang adanya kedekatan terhadap responden yang lain. Tabel 13 Frekuensi Komunikasi Antar Pribadi No 1 2 3 Frekuensi komunikasi F Sering Jarang Tidak pernah 17 13 - 56,67 43,33 - Total 30 100 Sumber P.13 FC 15 Dari hasil penyajian tabel diatas dapat dilihat bahwa responden pada tempat penelitian sangat sering melakukan komunikasi antar pribadi baik diantara sesama karyawan maupun dengan pimpinan dikarenakan kebutuhan mereka dalam bekerja. Apalagi Bel Mondo Cafe merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang menuntut para karyawannya untuk bersikap ramah kepada para pelanggannya sehingga mereka merasa nyaman kalau sedang berada di cafe tersebut. Untuk itulah baik karyawan maupun pimpinan sering melakukan komunikasi antar pribadi apabila diantara mereka ada yang memiliki masalah. Responden sendiri tidak ada yang tidak pernah berkomunikasi antar pribadi, dan yang jarang hanya 13 orang 43,33 dan yang sering melakukan komunikasi antar pribadi adalah 17 orang 56,67. Universitas Sumatera Utara Tabel 14 Empati Terhadap Lawan KomunikasiKomunikan No Empati F 1 2 3 Merasakan Kurang merasakan Tidak merasakan 17 13 - 56,67 43,33 - Total 30 100 Sumber P.14 FC 16 Dari hasil penyajian tabel diatas dapat dilihat tingkat empati para responden terhadap komunikan, dimana responden yang sangat merasakan empati terhadap lawan yang berkomunikasi sebanyak 17 orang 56,67, mereka yang kurang merasakan ada 13 orang 43,33 dan tak seorangpun yang tidak merasakan empati terhadap lawannya berkomunikasi. Hal ini terjadi karena kebersamaan selama bekerja sehingga terjalin rasa saling merasakan apa yang dirasakan oleh sesama responden. Tabel 15 Saling Mempercayai No Suasana saling mempercayai F 1 2 3 Tercipta Kurang tercipta Tidak tercipta 15 15 - 50 50 - Total 30 100 Sumber P.15 FC 17 Dari distribusi data diatas menunjukkan bahwa perbandingan antara suasana saling mempercayai diantara sesama karyawan maupun dengan pimpinan adalah sama. Pernyataan ini dibuktikan dengan adanya 15 orang responden 50 Universitas Sumatera Utara yang menjawab kurang tercipta suasana saling mempercayai dan sebanyak 15 orang responden lagi 50 menjawab tercipta suasana saling mempercayai. Berarti keterbukaan yang tergolong tinggi pada tabel 5 diatas tidak menjamin terciptanya suatu suasana saling mempercayai yang tinggi pula. Tabel 16 Dukungan Terhadap Apa Yang Dibicarakan No Dukungan F 1 2 3 Selalu Kurang Tidak pernah 18 12 - 60 40 - Total 30 100 Sumber P.16 FC 18 Dari hasil penyajian diatas bisa dilihat bahwa dukungan terhadap apa yang dibicarakan oleh responden lebih banyak pada selalu memberikan dukungan yaitu sebanyak 18 orang 40 dan yang kurang memberikan dukungan sebanyak 12 orang 60 sedangkan yang tidak pernah mendukung sama sekali tidak ada. Hal ini dikarenakan hal yang sama dengan tabel 13. Tabel 17 Tanggapan Positif Dalam Berkomunikasi No Rasa Positif F 1 2 3 Sering Jarang Tidak pernah 17 13 - 56,67 43,33 - Total 30 100 Sumber P.17 FC 19 Universitas Sumatera Utara Dari hasil penyajian tabel diatas menunjukkan tak seorangpun yang tidak pernah merasakan rasa positif terhadap komunikasi yang ada, 13 orang 43,33 jarang merasakan positif pada komunikasi yang dilakukan dan sebanyak 17 orang 56,67 yang sering merasakan positif pada komunikasi yang dilakukannya. Disini dikarenakan adanya anggapan bahwa apa – apa yang dikomunikasikan di tempat bekerja adalah hal – hal yang akan membantu kenyamanan dalam bekerja Tabel 18 Kesamaan Kedudukan Dalam Komunikasi Antar Pribadi No Perasaan segantakut F 1 2 3 Selalu Kadang-kadang Biasa saja 7 11 12 23,33 36,67 40,00 Total 30 100 Sumber P.18 FC 20 Tanggapan responden terhadap kesamaan kedudukan dalam komunikasi antar pribadi dapat dilihat bahwa terdapat 7 orang yang menyatakan segantakut dalam berkomunikasi antar pribadi baik dengan pimpinan maupun sesama karyawan di Bel Mondo Cafe, dan 11 orang 36,67 yang merasa kadang- kadang segantakut, sementara selebihnya sebanyak 12 orang 40 merasakan biasa saja. Hal ini dikarenakan adanya team work yang diterapkan dalam bekerja sebagai seorang karyawan yang bergerak dalam bidang jasa. Maka dalam persamaan derajat kedudukan dalam berkomunikasi yang dimaksud, berarti tidak ada perbedaan kedudukan dalam berkomunikasi antar pribadi di Bel Mondo Cafe Universitas Sumatera Utara karena sudah terjalinnya keakraban karena tingkat kebersamaan yang tinggi di sana. Tabel 19 Kebebasan Dalam Berbicara Dengan Rekan Kerja atau Pimpinan No Kebebasan berbicara F 1 2 3 Bebas Kurang bebas Tidak bebas 17 10 3 56,67 33,33 10,00 Total 30 100 Sumber P.19 FC.21 Ternyata dalam hal beberapa karyawan berbicara dengan sesama karyawan maupun pimpinan tentang pekerjaan, data pada tabel menunjukkan bahwa 17 orang karyawan 56,67 menyatakan bebas dan 10 orang karyawan 33,33 menyatakan kurang bebas dalam berbicara dengan rekan kerja maupun pimpinan. Sementara itu yang menjawab tidak bebas hanya 3 orang karyawan saja 10. Hal ini berarti bahwa pola hubungan antara atasan-bawahan dan sesama rekan kerja adalah pola hubungan manusiawi yang cenderung baik, karena jika hubungan manusiawi yang ada antara atasan dengan bawahan maupun antar sesama karyawan kurang baik, maka kebebasan berbicara dengan pimpinan cenderung kecil, karena enggan dan takut sehingga kurang sering berbicarakontak dengan rekan kerja ataupun atasannya. Universitas Sumatera Utara Tabel 20 Positiveness No Rasa positif F 1 2 3 Positif Kurang positif Tidak positif 15 15 - 50 50 - Total 30 100 Sumber P.20 FC.22 Distribusi data menunjukkan bahwa responden yang mengatakan kurang positif terhadap komunikasi antar pribadi yang dilakukan sebanyak 15 orang 50, yang menjawab positif 15 orang 50, dan tak seorangpun yang mengatakan tidak positif terhadap komunikasi yang dilakukannya dengan sesama karyawan maupun dengan pimpinan di tempat ia bekerja. Perbedaan tanggapan pastinya akan ada dalam setiap komunikasi, hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan persepsi dari masing- masing responden.

IV.2.3. Dependent Variabel : Produktivitas Kerja Karyawan Y

Dokumen yang terkait

Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan)

7 68 85

Peranan Komunikasi Sebagai Solusi Konflik (Studi Deskriptif Komunikasi Antar Pribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. THOMAS -2 MEDAN)

8 214 101

Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari Dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sir Istana Maimun Medan)

0 58 136

Peran Komunikasi Antar Pribadi(Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah Kepada Siswa SD. Advent Timbang Deli Medan).

0 57 127

Komunikasi Antar Pribadi dan Produktivitas Kerja ( Studi Korelasional Tentang Peranan Komunikasi Antar Pribadi antara Pimpinan Dan Karyawan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja di PT. LOGIKREASI UTAMA MEDAN)

0 51 85

Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi : (Studi Deskriptif Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi Pada Karyawan PT Bank Bukopin Cabang Syariah Medan)

6 51 77

Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan (Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Team Leader pada PT. Infomedia Medan terhadap Peningkatan Kualitas Kerja Caroline Officer)

2 41 72

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pa

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

0 1 10

Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan)

0 0 15