Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti hubungan komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan terhadap
peningkatan produktivitas kerja karyawan di Bel Mondo Cafe.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah terdapat hubungan antara komunikasi antar pribadi dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan di Bel Mondo Cafe?”.
I.3. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memperjelas dan menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka perlu dibuat
pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti penulis adalah :
1. Yang dimaksud dengan komunikasi antar pribadi dibatasi pada faktor-faktor
keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, kesamaan. 2.
Yang dimaksud dengan produktivitas kerja dibatasi pada faktor-faktor keseriusan kerja, disiplin kerja, partisipasi kerja, semangat kerja, mutu kerja,
loyalitas kerja. 3.
Objek penelitian adalah seluruh karyawan Bel Mondo Cafe baik dari lini bawah sampai lini atas yang telah bekerja selama 2 tahun.
4. Penelitian dilakukan pada bulan April 2008– Juni 2008.
Universitas Sumatera Utara
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian, yang akan menguraikan apa yang akan dicapai, dan biasanya disesuaikan dengan
kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui teknik komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan
dan bawahan dalam peningkatan produktivitas kerja. 2.
Untuk mengetahui hubungan komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan dengan peningkatan produktivitas kerja.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang sesungguhnya mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan di Bel Mondo Cafe.
I.4.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1.
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya Khasanah penelitian yang menyangkut komunikasi antar pribadi khususnya
komunikasi antara pimpinan dan bawahan dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja dan sebagai sumber bacaan di lingkungan FISIP USU,
khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi. 2.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi Bel Mondo Cafe untuk mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
3. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
penulis mengenai hubungan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan produktivitas kerja.
I.5. Kerangka Teori
Untuk memecahkan suatu permasalahan dengan jelas dan sistematis, dibutuhkan teori-teori sebagai landasan dan kerangka berpikir, karena kerangka
teori berguna sebagai pendukung pemecahan masalah. Teori terdiri dari konsep-konsep, defenisi, acuan dan proporsi yang
menggambarkan suatu fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan memprediksikan fenomena
tersebut Rakhmat, 1993 : 7. Dalam setiap penelitian diperlukan dukungan dari teori-teori yang
merupakan titik tolak dalam mencari penyelesaian dari suatu masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok pikiran yang menggambarkan
dari sudut mana suatu masalah akan disoroti Nawawi, 1991 : 140. Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis
mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini
adalah : teori Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi, teori Self Disclosure, Produktivitas kerja.
Universitas Sumatera Utara
I.5.1. Komunikasi
Manusia adalah makhluk sosial yang mana selalu berinteraksi dengan manusia yang lain. Karena sejarah lahirnya manusia memiliki hasrat untuk
menjadi satu dengan manusia yang lainnya. Untuk menciptakan suatu relasi manusia membutuhkan komunikasi sebagai sarana. Oleh karena itu komunikasi
merupakan dasar dari eksistensi manusia yang ingin bermasyarakat. Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication, yang
bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan makna
mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan Effendy, 1992 : 5.
Shannon dan Weaver 1949 menyatakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja
atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi yang di dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan tekhnologi.
Menurut Harold D. Lasswell dalam bukunya The Structuer and function of communication in Society, mengatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
Jadi berdasarkan pandangan Lasswell tersebut komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media
yang menimbulkan efek tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses dua arah. Komunikasi tidak hanya
memberitahukan atau mendengarkan saja, komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta, atau pendapat. Komunikasi bertujuan untuk
menyalurkan ide atau pesan kepada orang lain dengan maksud agar mengerti, memperkuat, ataupun mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseoarang.
Proses komunikasi tersebut dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan dimiliki bersama oleh komunikator dan komunikan. Proses tersebut akan lebih
efektif jika sejalan dengan sistem nilai yang ada dilingkungan masyarakat ataupun dilingkungan kerja yang bersangkutan.
Berdasarkan hal diatas suatu perusahaan akan dapat menangani permasalahan dalam mengkoordinasikan tujuan yang akan dicapai melalui
kegiatan berkomunikasi. Bila disesuaikan dengan penelitian ini, bahwa peranan komunikasi disini adalah suatu proses penyampaian dan pertukaran pesan antar
pimpinan dan karyawan.
I.5.2. Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar dua orang atau lebih, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi
jenis ini bisa berlangsung secara berhadapan muka face to face, bisa juga melalui sebuah medium, umpanya telepon, surat, telegram dan lain sebagainya.
Ciri khas komunikasi antar pribadi ialah sifatnya dua arah atau timbal balik two ways traffic of communication. Dalam komuniksi seperti komunikasi antar
pribadi, komunikator dan komunikan saling bergantian fungsi. Pada suatu ketika
Universitas Sumatera Utara
komunikan menjadi komunikator, demikian sebaliknya. Dalam situasi seperti itu, maka komunikator utama adalah orang yang pertama-tama menyampaikan
pesan message, sebab dialah yang memulai komunikasi dan dialah yang mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan komunikasi itu.
Asumsi dasar komunikasi antar pribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi tentang efek atau perilaku
komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator, reaksi komunikasi mentenangkan
atau positif maka ini merupakan suatu pertanda bagi komunikator bahwa komunikasinya berhasil.
Apabila dua orang individu terlibat dalam suatu percakapan dan terdapat kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan, maka dapat
dikatakan bahwa komunikasi antar pribadi cukup efektif dalam merubah prilaku orang lain. Segi efektifnya adalah adanya arus balik langsung yang dapat
ditangkap oleh komunikator, baik secara verbal dalam bentuk kata, maupun secara non-verbal dalam bentuk gerak-gerik seperti anggukan dan lain-lain.
Menurut William F. Gluek mengatakan bahwa : “ komunikasi antar pribadi yaitu proses pertukaran informasi serta pemindahan
pengertian antar dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia ” A.W. Widjaja, 1986 : 8.
Dalam proses komunikasi antar pribadi nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama mutual
understanding dan empati. Jenis komuniksi antar pribadi dianggap paling
Universitas Sumatera Utara
efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubungan dengan prosesnya yang dialogis Liliweri, 1997 : 12. Dialog adalah proses
komunikasi antar pribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Selanjutnya untuk menjelaskan pengertian komunikasi antar pribadi,
De Vito 1976 dalam Liliweri, 1997:12 memberikan beberapa ciri-ciri komunikasi interpersonal yang terdiri atas adanya :
a. Keterbukaan openess
b. Empati empathy
c. Dukungan supportiveness
d. Rasa positif positiveness
e. Kesamaan equality
a. Keterbukaan openess Pihak komunikator dan komunikan saling mengungkapkan segala ide atau
gagasan bahwa permasalahan secara bebas tidak ditutupi dan terbuka tanpa rasa takut atau malu. Kedua-duanya saling mengerti dan memahami pribadi
masing-masing. b. Empati
empathy Segala kepentingan yang dikomunikasikan ditanggapi dengan penuh
perhatian oleh kedua belah pihak. Masing-masing merasakan situasi dan kondisi yang dialami tanpa pura-pura.
c. Dukungan supportiveness
Setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Sehingga dengan demikian keinginan
atau hasrat yang ada dimotivasi untuk mencapainya. Dukungan membantu
Universitas Sumatera Utara
seseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang didambakan.
d. Rasa positif
Jika setiap pembicaraan yang dibicarakan mendapat tanggapan pertama yang positif, maka lebih mudah melanjutkan percakapan yang selanjutnya. Rasa
positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk curiga atau berprasangka yang mengganggu jalinan interaksi.
e. Kesamaan Suatu komunikasi lebih akrab dan jalinan antar pribadipun lebih kuat,
apabila mempunyai kesamaan pandangan, kesamaan sikap, kesamaan ideologi dan sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi adalah terdapatnya suatu hubungan komunikasi yang bukan saja sekedar
menyampaikan informasi, tetapi terdapat unsur pendekatan pribadi. Karena hal ini penting dalam upaya mengubah sikap, pendapat dan prilaku.
Untuk menumbuhkan hubungan antar pribadi yang baik harus memiliki sikap percaya, supportif, dan terbuka. Semakin baik hubungan antar
pribadi, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung Rahkmat, 2001 : 129. Dari pengertian komunikasi antar pribadi yang telah dikemukakan
dapat dijelaskan agar tujuan komunikasi antar pribadi tercapai maka pimpinan komunikator harus bisa menarik perhatian karyawannya komunikan tentang
Universitas Sumatera Utara
suatu pesan sehingga terjalin suatu kontak langsung, sehingga dengan sendirinya tujuan yang hendak dicapai dapat tercapai dengan tepat yaitu peningkatan
produktivitas kerja si komunikan.
I.5.3. Teori Self Disclosure
Teori self disclosure sering juga disebut teori “Johari Window” atau Jendela Johari. Para pakar psikologi menganggap bahwa model teoritis yang dia
ciptakan merupakan dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara manusiawi. Garis besar model teoritis Jendela Johari dapat dilihat
dalam gambar berikut ini : Terbuka
Diketahui diri sendiri dan orang lain Buta
Tidak diketahui diri sendiri dan orang lain tahu
Tersembunyi Diketahui diri sendiri tetapi tidak
diketahui orang lain Tidak dikenal
Tidak diketahui diri sendiri dan orang lain
Sumber : Liliweri, 1951:53 Proses komunikasi antar pribadi akan datang berlangsung dengan baik
bila pribadi-pribadi yang terlibat didalam proses komunikasi antar pribadi tersebut saling memiliki keterbukaan. Atau dalam bahasa lain komunikasi antar
pribadi tidak akan berjalan dengan baik bila masing-masing orang yang terlibat saling menutup diri.
Jadi bila dikaitkan dengan penelitian ini apabila setiap karyawan maupun pimpinan saling menutup diri maka komunikasi antar pribadi
Universitas Sumatera Utara
diperusahaan tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Karena komunikasi antar pribadi akan berhasil apabila diantara karyawan dan pimpinan saling terbuka
dan memahami satu sama lain.
I.5.4. Produktivitas Kerja
Berbicara mengenai pengertian atau defenisi produktivitas, bukanlah hanya satu masalah teknis semata ataupun manejerial, tetapi merupakan suatu
masalah yang kompleks. Ada banyak pengertian tentang produktivitas, yang mana menunjukkkan betapa kompleksnya sesungguhnya arti dari produktivitas
kerja dalam satu organisasi, ada ciri yang sama dari berbagi pengertian yang diberikan yaitu menyangkut output banding input, yaitu perbandingan antara
totalitas pengeluaran dan totalitas pemasukan, jika semakin besar pengeluaran dibanding pemasukan berarti tidak produktif.
Drs. Muchdarsyah Sinungan, mengartikan produktivitas sebagai : “ hubungan antara hasil nyata maupun fisik barang-barang atau jasa dengan
masukan yang sebenarnya” Muchdarsyah Sinungan : 1987 : 9. Sedangkan L. Greenberg mendefenisikan produktivitas sebagai :
“ perbandingan totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas selama periode tersebut ” Muchdarsyah Sinungan, 1987 : 10.
Berhubung yang dibicarakan adalah produktivitas kerja karyawan di Bel Mondo Cafe, berarti berbicara tentang produktivitas tenaga kerja. Ini juga
berarti berbicara tentang bagaimana meningkatkan kerja produktif dari seseorang. Jadi menyangkut bagaimana menciptakan suatu kondisi kerja yang
bisa mendorong seorang pekerja, untuk secara sukarela meningkatkan hasil dan
Universitas Sumatera Utara
mutu kerja yang menjadi tanggungjawabnya di organisasi tempat ia mengadakan aktivitas kerja. Dengan demikian dibutuhkan suatu pengelolaan atau
manajemen. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu” Drs. Oey Liang Lee, 1977 : 15.
Dengan demikian dibutuhkan suatu seni mengelola manusia, baik ia sebagai individu, maupun kelompok agar dapat menghasilkan suatu hasil kerja yang
seproduktif mungkin. Adapun faktor yang berkaitan dengan sikap untuk meningkatkan produktivitas kerja seseorang dapat dilihat dari :
a. Keseriusan kerja
Sikap untuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan tidak mengabaikan peraturan yang berlaku.
b. Disiplin kerja :
Sikap atau tingkah laku berupa kepatuhan dan ketaatan secara sadar terhadap aturan yang berlaku dalam lingkungan kerja karena adanya
keyakinan bahwa dengan adanya aturan-aturan itu tujuan perusahaan akan dapat tercapai.
c. Partisipasi kerja :
Keikutsertaan para karyawan dalam usaha mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi.
Universitas Sumatera Utara
d. Semangat kerja :
Suatu gairah yang positif yang terdapat secara internal di dalam diri seseorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja.
e. Mutu kerja :
Suatu hasil yang diberikan oleh seseorang pekerja di dalam melakukan aktivitas kerja sesuai dengan bidangnya.
f. Loyalitas kerja :
Suatu kesetiaan yang diberikan oleh seseorang pada suatu organisasi dimana ia mengadakan aktivitas kerja.
I.6. Kerangka Konsep
Nawawi 1995 : 37, mengatakan bahwa langkah yang harus dilakukan setelah sejumlah teori diuraikan adalah merumuskan kerangka konsep sebagai
hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai.
Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama
Singarimbun, 1984 : 16. Kerangka konsep dari satu gejala sosial yang memadai diperlukan
untuk menyajikan masalah penelitian dengan cara yang jelas dan dapat diuji, karena itu variabel-variabel yang penting harus didefenisikan dengan jelas,
setidaknya beberapa variabel yang harus didefenisikan secara operasional untuk memungkinkan dalil-dalil yang dapat diuji.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti yaitu:
1. Variabel Bebas atau Independent Variabel X
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : Kegiatan Komunikasi Antar
Pribadi. 2.
Variabel Terikat atau Dependent Variabel Y Yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : Produktivitas Kerja Karyawan 3.
Variabel Antara atau Intervening Variabel Z. Yaitu variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang
berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel antara dalam penelitian ini adalah : Karakteristik Responden.
I.7. Model Teoritis