- Lambang Non Verbal
Lambang non verbal berlangsung dengan gejala yang menyangkut gerak-gerik gestures, sikap pastures, ekspresi facial expression, dan lain gejala yang
sama. Dalam proses komunikasi, baik antar pribadi atau massa, lambang-
lambang yang dipergunakan harus dipahami dan dimengerti baik oleh kominukator maupun komunikan, jika lambang yang dipergunakan atau
diperlukan tidak saling dimengerti itu bukan komunikasi, hanya kontak sosial. Komunikasi lebih mudah berlangsung dan berlanjut antara orang-orang yang
sependapat tentang sesuatu masalah. Proses komunikasi antar pribadi berhasil apabila terjadi kesesuaian
antara komunikator dan komunikan dalam arti tercapainya tujuan dari komunikasi yaitu perubahan sikap.
II.3. Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi
Yang dimaksud dengan efektif adalah mengenai sasaran atau mencapai tujuan sesuai dengan maksud si pembicara. Jadi, dalam komunikasi antar pribadi
apabila tujuan untuk mengubah pendapat, sifat dan tingkah laku komunikasi dapat tercapai, maka komunikasi antar pribadi itu efektif.
Efektivitas komunikasi juga tergantung pada “siapa” serta “cara” penyampaian pesan kepada komunikan. Apabila kita berbicara dengan rekan
sejawat, guru, orang tua, atau pimpinan, kita harus menentukan sikap terlebih dahulu, tempat kita berada, posisi, kemudian hal apa yang kita pesankan. Setelah
Universitas Sumatera Utara
itu kita harus mendefenisikan diri kita pada saat suatu posisi tertentu. Maka selanjutnya dapatlah kita sampaikan pesan dengan “cara” dan “sikap” yang tepat
agar dapat menjadi sasaran yang kita inginkan. Ada beberapa faktor yang menunjang agar komunikasi itu berlangsung
efektif. Wilbur Schramm menampilkan “The Condition of Succes In Communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika diinginkan agar suatu
pesan membangkitkan tanggapan yang dikehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat
menarik perhatian komunikan. b.
Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antar komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama
mengerti. c.
Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
d. Pesan harus menyarankan satu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi
yang banyak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat itu ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Effendy, 1981:37. Demikian efektivitas komunikasi dilihat dari unsur pesan, dengan diperhatikan
syarat tersebut jelaslah mengapa para komunikator memulai dengan meneliti sedalam-dalamnya tujuan komunikasi dan mengapa “know you audience”
merupakan ketentuan utama dalam komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Ditinjau dari unsur komunikan, Chester I. Bernard menyatakan : Seseorang dapat dan akan menerima pesan hanya kalau terjadi empat kondisi :
1. Ia dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi.
2. Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya itu sama
dengan tujuannya. 3.
Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya bersangkutan bagi kepentingan pribadinya.
4. Ia mampu untuk menempatinya baik secara mental maupun fisik.
Effendy, 1981:38. Selanjutnya Cutlip dan Center didalam bukunya “Effective Public
Relations” menggunakan fakta tanda mental yang perlu diingat oleh komunikator yaitu :
1. Bahwa komunikan terdiri dari orang-orang yang hidup, bekerja dan
bermain satu sama lainnya dalam jaringan lembaga sosial. Karena itu, setiap orang adalah subjek bagi lembaga pengaruh, diantaranya adalah
pengaruh bagi komunikator. 2.
Bahwa komunikan membaca, mendengar dan menonton komunikasi yang menyajikan pandangan hubungan pribadi yang mendalam.
3. Bahwa tanggapan yang diinginkan oleh komunikator dari komunikan
harus menguntungkan bagi komunikan : kalau tidak, ia tidak akan memberikan tanggapan. Effendy, 1981:38.
Dari sudut komunikator, ada dua faktor penting dari komunikator yaitu kepercayaan pada komunikator source credibility dan daya tarik komunikator
Universitas Sumatera Utara
source attractiveness. Kedua hal ini berdasarkan posisi komunikan yang akan menerima pesan :
a. Hasrat seseorang untuk memperoleh suatu pernyataan yang benar. Jadi
komunikator mendapat kualitas komunikasinya sesuai dengan kualitas sampai dimana ia memperoleh kepercayaan dari komunikan dan apa yang
dinyatakannya. b.
Hasrat seseorang untuk menyamakan diri dengan komunikator atau bentuk hubungan lainnya dengan komunikator yang secara emosional
memuaskan. Jadi komunikator akan sukses dalam komunikasinya, bila ia berhasil memikat perhatian komunikan. Effendy, 1981:39.
Mc Grosky, Larson dan Knapp dalam bukunya “Introduction to Interpersonal Communication” menyatakan bahwa berkomunikasi yang efektif
dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan accuracy yang paling tinggi derajatnya antar komunikator dan komunikan dalam setiap situasi. Effendy,
1981:49. Dari uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas
komunikasi antar pribadi pada prinsipnya adalah : 1.
Kemampuan komunikator dan komunikan untuk menyesuaikan diri baik secara fisik maupun psikis. Hal ini tidak mungkin disebabkan oleh daya
arus balik langsung. 2.
Adanya keseimbangan atau keharmonisan antara komunikator dan pesan yang disampaikan.
Universitas Sumatera Utara
3. Adanya respon atau tindakan nyata dari komunikan berupa perubahan
sikap, memperkuat pendapat dan sebagainya.
II.4. Teori Self Disclosure