Pemilihan Diksi Lady Define Problems

85

3.3.1.1.1. Pemilihan Diksi Lady

Pemilihan kata Lady dalam bahasa inggris diubah menjadi Wanita, sedangkan kata Man diubah menjadi Lelaki. Lady dapat disetarakan dengan Wanita dalam bahasa Indonesia, sedangkan Man disetarakan dengan Lelaki. Lebih dahulu akan dibahasa konsep diksi tersebut dalam bahasa inggris. Jenis kelamin terdiri dari dua jenis, sehingga selalu menimbulkan pasangan – pasangan dalam pilihan katanya. Misal Man dengan Woman , Boy dengan Girl , Guy dengan Gal , Master dengan Mistress , Mr dengan MrsMiss , Widow dengan Widower , maka Lady dengan Gentleman . Penggunaan Lady selama ini diasosiasikan dengan wanita zaman feodal. Memiliki citra kebangsawanan, status sosial tinggi dan positif. Berdasarkan kamus Oxford Dictionaries, Lady bermakna: 1. A polite or formal way of referring to a woman 2. A woman of good social position 3. A man’s wife Pada zaman sekarang, penggunaan Lady umumnya masih diterima secara positif. Memberikan citra positif dibandingkan kata ganti lainnya. Namun berdasarkan sejarahnya, Lady sebenarnya bermakna peyorasi dari diksi wanita dalam bahasa inggris. Menurut Oxford Dictionaries, Lady berasal dari bahasa inggris kuno hlǣfdīge yang berarti wanita rumah tangga yang mengabdi. Hlǣfdīge sendiri berasal dari bahasa Jerman hlāf вang berarti ‘menguleni’ kata kerja pada pengolahan adonan roti serta hlāford yang bermakna tuan . Sebutan tersebut digunakan untuk wanita 86 pembuat roti. Pada abad pertengahan, Lady digunakan sebagai prefiks putri bangsawan. Di Skotlandia, Lady digunakan untuk memberikan makna kepemilikan seorang wanita oleh bangsawan atau ksatria. Misal: The Lady Morris , yang artinya istri tuan Morris. Pada wanita biasa yang menikahi bangsawan, maka prefiks Lady bukanlah miliknya sepenuhnya, karena setelah bercerai, kata Lady akan melekat pada nama mantan suaminya, misal saat menikah ia dipanggil The Lady Smith. Maka setelah bercerai berubah menjadi Jane, Lady Smith Jane, mantan istri Tuan Smith. Di Amerika sendiri pada akhir abad 19 dan awal abad ke 20, dalam sebuah essai milik Nancy Mitford berjudul U vs. Non-U, wanita dengan kelas sosial lebih rendah lebih memilih disebut sebagai Lady sedangkan wanita dari kelas sosial tinggi lebih memilih diidentifikasikan sebagai Woman http:www.britannica.comsearch?query=lady. Berdasarkan sejarah istilah Lady di atas maka makna Lady sebenarnya tidak menguntungkan wanita. Lady adalah sebutan yang mereferensikan wanita pada wilayah domestik jika merujuk pada asal katanya yakni wanita pembuat roti. Dalam bahasa inggris kuno semakin membatasi hak wanita dengan maknanya yang menjadikan wanita sebagai wanita rumah tangga yang mengabdi. Pengabdian tersebut dilakukan wanita kepada suaminya dan pengabdian tersebut ditunjukkan dengan kepandaian pengelolaan domestik berdasar pada kata ‘аanita rumah tangga’. Selain membatasi pada wilayah domestik, Lady juga menjadikan wanita sebagai second sex. Sebagai obyek yang dimiliki oleh pria. Wanita tidak berstatus setara dengan pria. Sebutan Lady diberikan saat seseorang menjadi istri. Meskipun 87 demikian, kata Lady disematkan pada nama suami, bukan istri. Wanita tidak lagi dikenal dengan namanya, namun berubah menjadi nama suaminya. Misal The Lady John Smith dengan nama asli Jane. Maka ia akan dikenal publik sebagai The Lady John Smith bukan Jane, artinya wanita telah kehilangan identitas dirinya. Sedangkan setelah bercerai, wanita tersebut kehilangan status Lady -nya dan mendapatkan ‘tanda’ sebagai janda. Misal Jane bercerai dengan John Smith, maka berubah menjadi Jane, Lady of John Smith . Kata Lady masih melekat pada nama suami. Nama si wanita kembali namun diberi label identitas janda dari seseorang. Menurut Robin Lakoff dalam essainya berjudul Language and Woman’s Place 1973 dalam setiap aspek kehidupan, wanita diidentifikasikan dalam konteks laki – laki yang terhubung dengannya. Sedangkan hal sebaliknya tidak terjadi pada laki – laki, mereka bertindak di dunia sebagai individu mandiri, tapi wanita hanyalah ‘John’s wife’ atau Hary’s girl friend. Menurut Lakoff, bahwa Lady dan pasangannya, yakni kata Gentleman tidak setara. Menurutnya Lady merupakan eufimisme, sedangkan Gentleman tidak. Kata Lady digunakan untuk penyebutan sebuah profesi, misal Cleaning Lady . Lady dalam kata Cleaning Lady digunakan untuk menghaluskan profesi tersebut, namun kata Gentleman tidak pernah ditemui dalam konteks penggunaan yang demikian. Dengan indikasi eufimisme tersebut maka kata Lady menjadi indikasi bahwa ada masalah dalam sebutan tersebut. Menurut Lakoff bahwa kata Lady cenderung menunjukkan unsur sembrono dan terdapat nada ketidakseriusan dalam penggunaannya. Lady lebih banyak digunakan untuk keseharian, dalam diskusi profesional lebih banyak digunakan kata woman . Jika kata Lady digunakan maka pembicara lebih merujuk pada kegemaran yang 88 tidak serius, sedangkan jika menggunakan kata woman maka akan dianggap sebagai sebuah keahlian yang serius. Dalam konteks pekerjaan, semakin rendah derajat sebuah pekerjaan maka semakin memungkinkan penggunaan Lady . Misal Cleaning Lady lebih umum digunakan dibandingkan Cleaning Woman . Sedangkan pada pekerjaan dokter, akan lebih umum digunakan Woman Doctor dibandingkan Lady Doctor. Sedangkan pada laki – laki, Salesman atau Garbage man adalah sebutan yang umum, tidak pernah ditemui Sales Gentleman atau Garbage Gentleman .

3.3.1.1.2. Pemilihan Diksi Wanita