144
mengalah sedangkan pria akan terus melanjutkan bicaranya Richmond-Abbott, 1992: 94.
Berdasarkan fakta tersebut apakah memang benar kebiasaan mengobrol wanita menjadi masalah sebenarnya dalam
romantic relationship
atau sebenarnya pria yang telah cenderung menyepelekan akibat gaya bicara wanita yang menggantung
dan kaya intonasi? Atau mungkin memang sebenarnya Steve hanya terjebak dalam penilaian ‘аanita banвak bicara’ dan mendasarkan diri pada pembicaraan pria
sebagai norma utama, sehingga ia hanya melanjutkan dominasi pria dalam berbicara.
3.3.5.3. Make Moral Judgement
Moral Judgement
dalam bab 4 adalah bahwa pria bicara untuk solusi. Steve
menjelaskan mengapa pembicaraan wanita menjadi masalah, karena pria berbicara untuk solusi sedangkan wanita cenderung membicarakan obrolan tidak penting.
Menurutnya, saat bicara pria mempunyai tujuan, ingin memperbaiki sesuatu yang merusak ketenangan suasana, menyelesaikan masalah, bukan mengumbar perasaan
dan akan mendengar jika memang ada persoalan. Steve menilai pembicaraan pria sebagai hal yang jauh lebih penting dan merendahkan pembicaraan wanita.
Kemudian penilaian ini ia sampaikan melalui anggapan – anggapan tadi.
Pria dan wanita melakukan pendekatan yang berbeda atas tujuan yang sama. Ketika pria dan wanita dapat menyelesaikan masalah dengan baik, pendekatan dan
proses mereka sering kali berbeda. Untuk kebanyakan wanita, berbagi dan berdiskusi
masalah mendatangkan
kesempatan untuk
mengeksplorasi, memperdalam atau memperkuat hubungan dengan lawan bicara mereka. Wanita
145
biasanya lebih fokus pada bagaimana masalah diselesaikan dibanding penyelesaian itu sendiri. Bagi wanita, menyelesaikan dapat memberikan akibat besar terhadap
perasaan kedekatan dan tidak merasa sendirian. Proses menyelesaikan masalah dapat memperkuat atau merenggangkan hubungan. Kebanyakan dari pria kurang
memperhatikan hal tersebut dan tidak merasakan hal yang sama ketika menyelesaikan masalah. Pendekatan masalah oleh pria sangat berbeda dengan
wanita. Kebanyakan dari pria, dengan menyelesaikan masalah dapat memunculkan kesempatan untuk menunjukkan kompetensi mereka, kekuatan mereka untuk
menyelesaikan dan komitmen mereka atas sebuah hubungan. Bagaimana masalah diselesaikan tidak sepenting jika dapat menyelesaikannya dengan efektif dan
dengan sikap sebaik mungkin. Pria memiliki kecenderungan untuk mendominasi dan untuk menyimpulkan kekuasaan dalam menyelesaikan masalah. Mereka
mengesampingkan perasaan mereka dalam rangka memenuhi hierarki dominasi yang telah lama disepakati dan dihormati. Mereka sering teralih dan tidak
memperhatikan hubungan yang terbentuk ketika menyelesaikan masalah Noller dan Feeney, 2002.
Berdasarkan penjelasan Noller dan Feeney tersebut maka tidak tepat jika Steve hanya menggangap pembicaraan pria yang berfokus pada solusi, pembicaraan
wanita juga berfokus pada solusi namun solusi apa yang dibutuhkan adalah yang berbeda dan sejak lama menjadi perdebatan di antara pria dan wanita. Dengan
memberikan
moral judgement
yang tidak seimbang maka wanita akan cenderung mempersepsi salah dirinya dan mengurangi berbicara padahal itu adalah caranya
memperoleh solusi.
146
Karenanya bahasa digunakan untuk memperkuat sosialisasi gender. Gaya bicara pria memperkuat peran maskulin yang tegas dan dominan, sedangkan wanita
memperkuat peran feminin yang sopan, suportif dan memberikan dorongan.
3.3.5.4. Treatment Recommendation