128 Expectation
untuk dapat mengatur pasangannya Richmond-Abbott, 1992: 156 –
157. Apa yang diungkapkan oleh Steve Harvey tentang bagaimana pria mencintai
adalah
common sense
yang telah diketahui oleh banyak orang. Bahwa pria memiliki peran
– peran tertentu yang harus ia penuhi. Berdasarkan penjelasan Marie Richmond-Abbott, bahwa ternyata hal tersebut merupakan sebuah pola yang
dipelajari oleh feminis. Pria diharapkan membayar dalam mengajak mengklaim, berkencan menafkahi dan memberikan perlindungan ternyata dengan
konsekuensi keuntungan berupa harapan‘tersembunвi’
subtle expectation
berupa mengatur pasangannya. Steve menguatkan kembali peran dominasi maskulin
dengan meminta wanita memahami cara pria mencintai mereka sehingga wanita dapat diatur oleh pasangannya.
3.3.3.2. Diagnose Causes
Yang dianggap sebagai penyebab oleh penulis adalah kemandirian wanita.
Dengan wanita yang semakin mandiri, maka pria kehilangan kesempatan menunjukkan nilai
– nilai mereka sebagai pria sejati. Kalimat – kalimat pendukung dalam
Diagnose causes
menunjukkan protes Steve pada para wanita. Pria tidak lagi bersikap seperti pria karena wanita sendiri yang berhenti menuntut mereka bersikap
demikian. Untuk mengetahui bagaimana yang sebenarnya terjadi dalam hubungan
romantic relationship
perlu diketahui bahwa berkencan dalam perspektif wanita kontra dengan pria. Seiring dengan peran aktif yang dimiliki pria, maka wanita
memperoleh peran pasif. Wanita harus membuat dirinya tampak bersedia dan
129
menunggu hingga pria mau mengajaknya berkencan. Meskipun demikian wanita tidak boleh terlalu agresif, wanita yang memulai kencan dianggap negatif.
Kedua gender percaya bahwa masing – masing mengharapkan mereka
menghidupkan peran gender mereka. Berdasarkan stereotipe tersebut, pasangan wanita yang baik adalah yang ramah dan verbal, dia harus menjadi seorang
gay
dan riang serta tidak terlalu serius dan pandai. Wanita menjadi penikmat hiburan yang
ditawarkan pria selama berkencan, dia harus sopan dan jika memungkinkan, menunjukan antusiasme akan rencana si pria.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dorothy Pearce, bahwa wanita berusaha menyesuaikan pasangan kencannya, menjaga agar si pria tidak malu dan
mendorong pria yang terlalu malu. Stereotipe ini dikenal juga dengan
Exchange Theory
yakni orang yang mendominasi dalam hubungan adalah yang memiliki lebih banyak sumber seperti yang telah dibahas sebelumnya dalam
diagnose causes
bab 1. Karena pria sebagai pemilik sumber, maka mereka menjadi pihak yang dominan. Saat ini telah terjadi perubahan dalam
dating life
. Wanita memiliki beberapa kebebasan seperti menghubungi pasangan tanpa stigma dan ikut
membayar, hal tersebut memberikan pengaruh dalam peran mereka Richmond- Abbott, 1992:158
– 159. Jika dalam kajian feminis, wanita berpartisipasi membayar merupakan hal
positif dimana dapat memberikan pengaruh pada peran mereka. Namun sebaliknya, dalam kalimat yang dituliskan Steve, wanita yang membayar sendiri bukan
perbuatan
wanita sejati
. Wanita sejati dalam konteks Steve adalah peran tradisional wanita seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dengan membayar sendiri mereka
130
berhenti menuntut pria memenuhi kewajiban mereka sebagai pria sejati mengklaim, menafkahi dan melindungi. Artinya pria sejati hanya terbentuk
karena wanita sejati. Peran maskulin dapat tercipta kembali jika peran feminin lama diciptakan kembali. Jika peran
– peran lama diciptakan kembali maka wanita akan berada dalam posisi yang dikuasai dan membuat pria memiliki
subtle expectation
terhadap wanita. Dibalik upaya Steve menasihati wanita dengan meminta mereka memahami cara pria mencintai dan meminta mereka menjadi wanita sejati
sebenarnya ia sedang menguatkan peran – peran tradisional tersebut dan
mengembalikan wanita pada posisi yang merugikan.
3.3.3.3. Make Moral Judgement