PENDAHULUAN Latar Belakang
A. PENDAHULUAN Latar Belakang
Dari sekian banyak model pembelajaran kooperatif terdapat tiga model yang telah diteliti dan dikembangkan secara luas pada berbagai mata pelajaran dan tingkat kelas yaitu: Student Teams-Achievement Division (STAD), Team Game Turnament (TGT), dan Jigsaw II. Dua yang lain merupakan kurikulum komprehensif yang dirancang untuk digunakan pada mata pelajaran tertentu pada tingkat kelas tertentu: Cooperative Integrated Reading and Composition (CLRC) untuk pengajaran membaca dan menulis di Kelas II – VIII dan Team Accelerated Instruction (TAI) untuk matematika pada kelas III – VI (Slavin, 1995).
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Slavin dan kawan- kawannya dari Universitas Hopkins, merupakan tipe pembelajaran yang paling sederhana dari seluruh tipe pembelajaran yang lain dan sangat baik bagi guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif. Vaughan (2002) menyatakan bahwa “results suggest that there were positive gains in attitudes and achievement”. Hal ini berarti bahwa hasil pretest dan posttest menunjukkan perbedaan yang signifikan, yang berarti pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki pengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar.
Model pembelajaran kooperatif yang lain yaitu TGT mirip dengan STAD. Slavin (1995:71) menyatakan bahwa “STAD and TGT are quite similar; the only difference between them is that STAD uses individual quizzes at the end of each lesson whereas TGT uses academic games.” STAD dan TGT memiliki kemiripan, satu-satunya perbedaan antara keduanya adalah STAD menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran, sementara TGT menggunakan turnamen akademik. Maksud turnamen ini adalah siswa anggota tim berkompetisi dengan siswa anggota tim lain yang sama kemampuan akademiknya untuk Model pembelajaran kooperatif yang lain yaitu TGT mirip dengan STAD. Slavin (1995:71) menyatakan bahwa “STAD and TGT are quite similar; the only difference between them is that STAD uses individual quizzes at the end of each lesson whereas TGT uses academic games.” STAD dan TGT memiliki kemiripan, satu-satunya perbedaan antara keduanya adalah STAD menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran, sementara TGT menggunakan turnamen akademik. Maksud turnamen ini adalah siswa anggota tim berkompetisi dengan siswa anggota tim lain yang sama kemampuan akademiknya untuk
Berdasarkan pemaparan di atas, model pembelajaran kooperatif STAD dan TGT pada pembelajaran fisika di SMA terasa perlu diterapkan sebagai alternatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran fisika. Oleh sebab itu, peneliti memilih SMA Negeri 1 Kauman dan SMAN 1 Gondang sebagai objek penelitian karena berdasarkan telaah sampel RPP dan hasil observasi pada bulan Maret 2010, guru-guru fisika di kedua SMA tersebut belum mengujicobakan strategi ini.
Konsep Teori Kinetik Gas pada kurikulum KTSP diajarkan pada kelas XI IPA untuk tingkat satuan pendidikan SMA. Konsep ini tergolong essensial karena teori kinetik gas adalah konsep dasar yang harus dipahami untuk mempelajari materi berikutnya yaitu bab termodinamika. Konsep ini juga tergolong sulit dikarenakan materi yang dipelajari banyak persamaan matematisnya dan bersifat abstrak. Pada kondisi demikian siswa perlu untuk bekerja berkelompok dan berdiskusi dengan sesamanya.
Melihat karakter konsep teori kinetik gas tersebut, sangat sesuai jika digunakan strategi pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kerja kelompok dalam memahami konsep sulit dan abstrak. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang komponen utamanya adalah presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor perbaikan individual, dan penghargaan tim. Kerja tim merupakan ciri terpenting STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT mempunyai banyak kesamaan jika dibandingkan dengan STAD. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT dirasa cocok untuk membelajarkan konsep teori kinetik gas.
Arends (2008) berpendapat bahwa tidak ada satu model pengajaran yang lebih baik dari model pengajaran yang lain. Juga dikatakan satu model pengajaran sesuai untuk digunakan pada tujuan pembelajaran dan lingkungan belajar tertentu. Dengan kata lain tidak ada satu model pembelajaran yang sesuai untuk seluruh materi. Dengan demikian, jika diadakan penelitian untuk membandingkan tipe STAD dan tipe TGT nantinya akan ditemukan satu tipe pembelajaran yang lebih efektif pada hasil belajar siswa untuk materi teori kinetik gas di kelas XI IPA.
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu kiranya dilakukan penelitian yang membandingkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT ini pada konsep teori kinetik gas di kelas XI IPA SMA.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan guru ketika menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT pada konsep teori kinetik gas?
2. Bagaimana aktivitas siswa ketika menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT pada konsep teori kinetik gas?
3. Bagaimana respon siswa setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT pada konsep teori kinetik gas?
4. Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dibandingkan dengan tipe STAD pada konsep teori kinetik gas?
5. Hambatan-hambatan apa sajakah yang ditemui saat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT pada konsep teori kinetik gas?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan:
1. Mendeskripsikan kemampuan guru saat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT pada konsep teori kinetik gas.
2. Mendeskripsikan aktivitas siswa saat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT pada konsep teori kinetik gas.
3. Mendeskripsikan respon siswa setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT pada konsep teori kinetik gas.
4. Menguji hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dibandingkan dengan tipe STAD pada konsep teori kinetik gas.
5. Mendeskripsikan hambatan-hambatan yang ditemui saat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT.
Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam menentukan strategi mengajar yang tepat di kelas sesuai dengan karakteristik materi.
2. Bagi siswa, penelitian ini merupakan salah satu alternatif yang dapat meningkatkan keterampilan akademik dan sosial antar siswa.
3. Bagi pembaca, dapat menambah pengetahuan dan dapat dijadikan panduan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai model-model pembelajaran kooperatif.
4. Perangkat yang dihasilkan nantinya berguna bagi guru sebagai acuan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT.