Aktivitas Guru
b) Aktivitas Guru
Aktivitas guru merupakan semua kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada pokok bahasan Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan bahan kajian Eksosistem.
Data hasil analisis aktivitas guru yang disajikan pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa frekuensi aktivitas guru memotivasi siswa memiliki perbedaan antara pertemuan I dengan pertemuan II. Frekuensi pertemuan I mencapai 7% sedangkan pertemuan kedua mengalami penurunan frekuensi menjadi 5%. Tingginya frekuensi guru memotivasi siswa pada pertemuan pertama, disebabkan kondisi siswa masih belum sepenuhnya tertarik untuk belajar dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), Sehingga guru membutuhkan waktu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM). Pertemuan kedua siswa sudah lebih termotivasi untuk belajar dengan pendekatan yang digunakan. Memotivasi siswa untuk belajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran, jika proses pembelajaran yang diinginkan efektif dan berhasil. Nur (2008:2) menyatakan motivasi dalam proses pembelajaran merupakan suatu unsur paling penting dari pengajaran efektif atau pengajaran yang berhasil.
Frekuensi aktivitas guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua memiliki frekuensi yang sama yaitu 2%. Kesamaan ini dikarenakan dalam menjelaskan tujuan pembelajaran, guru hanya menjelaskan tujuan secara umum tentang materi yang diajarkan yaitu kerusakan dan pencemaran lingkungan, kerusakan hutan, dan pencemaran udara untuk pertemuan pertama, sedangkan untuk pertemuan kedua materi yang disampaikan adalah pencemaran air dan pencemaran tanah. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran untuk membantu guru dan siswa tentang arah pembelajaran sehingga sampai pada tujuan yang diinginkan. Nur (2008:27) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran akan membantu guru dan siswa untuk mengetahui kemana mereka akan pergi dan kapan mereka akan sampai pada tujuan.
Aktivitas guru mengemukakan isu-isu lingkungan dimasyarakat pada pertemuan pertama dan kedua memiliki perbedaan yaitu pertemuan pertama sebesar (5%), sedangkan pada pertemuan kedua mencapain (7%). Guru menyampaikan informasi pada pertemuan pertama sebesar (13%) sedangkan pada pertemuan kedua (9%), tingginya frekuesi guru menyampaiakan informasi pada pertemuan partama karena materi yang disampaikan oleh
Prosiding Seminar Nasional Sains 2012 “Re-Orientasi Pembelajaran Sains”
guru bersifat masih baru dan siswa belum bisa beradaptasi dengan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran, seperti pada kegiatan pendahuluan pertemuan pertama, dimana guru harus lebih banyak menyampaikan informasi yang terkait dengan materi yang akan diajarkan. Informasi yang disampaikan oleh guru merupakan pengetahuan prosedural yang disampaikan secara bertahap. Pertemuan kedua frekuensi menyampaikan informasi sebesar (9%), jika dibandingkan dengan pertemuan pertama frekuensi pertemuan kedua lebih kecil. Pada pertemuan keduan ini guru hanya menyampaikan informasi dan mengingatkan kembali prosedur yang akan digunakan dan mengingatkan konsep-konsep yang terkait dengan materi pembelajaran sebelumnya.
Aktivitas guru mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik kepada siswa mengalami peningkatan dari pertemuan pertama sebesar (8%) ke pertemuan kedua sebesar (9%), mengecek pemahaman siswa untuk mengetahui sejauh mana perhatian dan pemahaman siswa yang telah disampaikan dengan cara menanyakan kepada siswa tentang materi yang telah disampaikan dan pemberian umpan balik dengan cara verbal, untuk mendapatkan hasil terbaik, umpan balik seharusnya dibuat sesepesifik mungkin, dan diberikan segera setelah latihan dilaksanakan. Umpan balik yang diberikan sesuai dengan perkembangan siswa (Nur, 2008:44).
Tinggi rendahnya frekuensi aktivitas guru menjawab pertanyaan siswa tergantung dari seberapa banyak siswa bertanya, baik pertanyaan yang ditujukan kepada guru langsung maupun pada kelompok yang tidak bisa menjawab pertanyaan. Frekuensi guru menjawab pertanyaan siswa terdapat perbedaan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua, pertemuan pertama sebesar (11%) sedangkan pada pertemuan ke dua (15%), ini menunjukan bahwa frekuensi aktivitas bertanya siswa mengalami peningkatan dan menunjukkan perkembangan pada aktifitas positif siswa.
Memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan ide atau pendapat, merupakan salah satu cara untuk melatih siswa mengungkapkan ide atau pendapat baik dalam kelompok maupun secara individu, kemampuan siswa menyampaikan pendapat menunjukkan perkembangan aktivitas kearah positif untuk mengemukakan solusi atau pemecahan masalah.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan pertama, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok beranggotakan 5 orang siswa. Pembentukan kelompok ini untuk memudahkan siswa melakukan pengamatan dalam percobaan sederhana yang terdapat dalam LKS. Pembentukan kelompok belajar bertujuan agar siswa dapat diberi tugas dan tanggung jawab diantara anggota kelompoknya (Arends, 2008:112).
Data yang disajikan pada Tabel 4.8 mengenai aktivitas guru, menunjukkan bahwa aktivitas guru yang dominan pada pertemuan satu adalah membimbing percobaan yaitu sebesar (22%), dominannya membimbing percobaan ini dikarenakan siswa pada pertemuan pertama mesih belum mengenal alat yang digunakan dalam proses percobaan, siswa baru pertama kali melakukan percobaan, dan baru pertama menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai salah satu media belajar. Aktivitas guru pada pertemuan pertama ini lebih dominan membimbing siswa dalam proses percobaan, untuk mengatasi dan memenejmen waktu, siswa sebelum melakukan percobaan terlebih dahulu guru mendemonstrasikan nama, fungsi dan
Prosiding Seminar Nasional Sains 2012 “Re-Orientasi Pembelajaran Sains”
cara penggunaan alat-alat yang digunakan dalam percobaan sederhana tentang simulasi tanah longsor dan pengaruh pencemaran udara terhadap kehidupan serangga.
Jika dibandingkan dengan pertemuan kedua maka frekuensi aktivitas guru membimbing siswa lebih tinggi dari pada pertemuan pertama, frekuensi membimbing siswa mencapai (24%), meskipun siswa sudah lebih memahami prosedur percobaan dan sudah lebih mengenal nama alat serta fungsinya, akan tetapi pelaksanaan percobaan untuk pertemuan kedua membutuhkan waktu lebih lama, karena pelaksanaan percobaan di luar kelas yaitu di halaman sekolah.
Frekuensi aktivitas guru yang dominan pada pertemuan pertama ini selain dari membimbing percobaan adalah pada aktifitas mengarahkan diskusi sebesar (17%), masih tingginya frekuensi aktivitas guru dalam mengarahkan diskusi, dikarenakan siswa masih belum terbiasa melakukan diskusi di dalam kelompok maupun di depan kelas, sehingga siswa masih membutuhkan arahan yang lebih intensif pada saat diskusi dalam kelompok maupun presentasi di depan kelas. Selain itu guru mengarahkan diskusi agar tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Hasil analisis reliabilitas hasil pengamatan aktivitas guru sebesar (88%) sehingga instrumen pengamatan aktivitas dapat dikatakan reliabel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Borich (1994:385) menyatakan instrumen dikatakan baik (reliabel) jika instrumen memiliki koefisien reliabilitas ≥ 0,75 (75%).