Persentase Pengkategorian Ketercapaian Kriteria Penilaian RPP Mahasiswa

Tabel 1. Persentase Pengkategorian Ketercapaian Kriteria Penilaian RPP Mahasiswa

Persentase

No Kriteria Pengkategorian 

Skor

1 80-100 Baik

Sangat Kurang

Hasil penelitian ini menunjukkan kompetensi pedagodik dalam membuat perencaanan pembelajaran pada perkuliahan bioteknopreneursip di program studi pendidikan sains ketercapaian tiap-tiap mahasiswa, yaitu baik (5,1%); cukup (56.4 %); kurang (28,2%) dan sangat kurang (10,3%). Poedjiadi (2005: 76) menjelaskan bahwa, “Agar siswa dapat memahami materi subjek materi yang akan disampaikan oleh guru dengan mudah, guru perlu mempersiapkan pendekatan dan metode pelajaran yang cocok untuk materi subjek yang diolah secara pedagogi.”

RPP merupakan penjabaran silabus yang menggambarkan rencana prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar (Depdiknas, 2006a: 38). Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran tersebut, maka RPP harus disusun oleh guru. RPP ini digunakan sebagai pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, atau lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Depdiknas (2006e: 1) menjelaskan bahwa, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal

Dalam proses menyusun RPP, minimal guru harus memuat secara rinci beberapa komponen dalam RPP. Komponen itu antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (Depdiknas, 2006a: 38). Beberapa catatan yang harus diperhatikan dalam menyusun RPP diantaranya sebagai berikut: (1) RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar, (2) Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan, (3) Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. Oleh karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya (Depdiknas, 2006c: 1)

Selain komponen minimal tersebut, guru diperbolehkan untuk memasukkan komponen lain, diantaranya: mencantumkan identitas dan langkah-langkah pembelajaran. Komponen identitas antara lain nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, SK, KD, indikator dan alokasi waktu. Berikut penjelasan langkah-langkah penyusunan RPP yang dipergunakan dalam kegiatan penelitian ini.

1. Mencantumkan Identitas

a. Nama Sekolah Sekolah yang digunakan dalam untuk mengimplementasikan RPP tersebut.

b. Mata Pelajaran Mata pelajaran yang diambil dalam penelitian ini adalah mata pelajaran Sains SMP yang difokuskan dalam pembahasan dari sudut pandang pembelajaran Biologi.

c. Kelas/Semester Kelas yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini didasarkan pada tujuan penelitian dan mengacu kurikulum yang berlaku (KTSP) tahun 2006, dimana materi pokok Bioteknologi diajarkan di Kelas IX Semester 1.

d. Standar Kompetensi (SK) SK ialah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat atau semester untuk mata pelajaran tertentu. SK ini terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional (Djaali, 2006: 16). Materi Bioteknologi merupakan salah satu pembahasaan dalam SK memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.

e. Kompetensi Dasar (KD) KD merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan dalam penyusunan indikator (Djaali, 2006: 13). Di dalam pokok bahasan Bioteknologi yang terdapat pada PP No 22 Tahun 2006 tentang SI untuk Satuan Sekolah Dasar dan Menengah atau KTSP 2006 yaitu: mendeskripsikan penerapan Bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan (Depdiknas, 2006d: 391). Dalam menuliskan KD tersebut, kita langsung mengacu pada PP No 22 Tahun 2006. Dalam penentuan KD tidak diperbolehkan mengurangi KD, tetapi diperbolehkan untuk menambah KD.

g. Alokasi Waktu Dalam merencanakan pembelajaran, alokasi waktu yang diperlukan untuk mempelajari satu materi pelajaran perlu ditentukan. Hal ini dilakukan dengan memperkirakan jumlah jam tatap muka yang diperlukan. Penentuan tersebut (alokasi waktu) tergantung kepada keluasan dan kedalaman materi, serta tingkat kepentingannya dengan keadaan dan kebutuhan setempat (Depdiknas, 2006e: 1). Waktu di sini merupakan berapa lama siswa mempelajari materi yang telah ditentukan di kelas (sekolah). Pada satuan jam pembelajaran SMP yang telah ditetapkan oleh Depdiknas berlangsung selama 40 menit.

2. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam RPP (Depdiknas, 2006e: 2). Menurut Heinich (1999: 36) A weel- stated objective starts by naming the Audience of learners for whom the objective is intended. It then specifies the Behavior or capability to be demonstrated and the Condition under which the behavior or capability will be observed. Finally, it specifies the Degree to which the new skill must be mastered-the standard by which the capability can be judged. Rumusan tujuan pembelajaran yang lengkap harus mengandung empat komponen, yaitu komponen audience (A), behavior (B), condition (C), dan degree (D). Dalam hal ini, audience adalah siswa yang belajar, behavior adalah mendeskripsikan tingkah laku hasil belajar, condition adalah kondisi siswa saat diadakan evaluasi, dan degree syarat minimal hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa.

3. Mencantumkan Materi Pembelajaran Setelah menentapkan tujuan pembelajaran langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah memilih materi pembelajaran yang sesuai. Menurut Depdiknas (2006c: 2) materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus. Setiap materi pembelajaran tidak hanya mengembangkan aspek-aspek kognitif saja, tetapi juga aspek psikomotor dan afektif yang mengarah pada sistem pendidikan nilai dan moral (Nuryani, 2005: 48). Dalam mengembangkan materi pembelajaran di sekolah, salah satu komponen yang perlu diperhatikan pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran sebagai pijakan.

4. Mencantumkan Metode Pembelajaran Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih (Depdiknas, 2006e: 2). Dalam kegiatan penelitian ini menggunakan multimetode dan multimodel dengan mengacu pada pendekatan SETS. Mengenai metode dan model yang dipilih dan dipergunakan dalam kegiatan penelitian ini akan dibahas lebih lanjut pada langkah-langkah pembelajaran.

5. Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (Depdiknas, 2006e: 1). Dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran, dimungkinkan seluruh rangkaian kegiatan, disesuai dengan karakteristik model yang dipilih, dengan menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya.

6. Mencantumkan Sumber Belajar Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan (Depdiknas, 2006e: 2). Dalam hal ini, sumber belajar perlu dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, maka penulisan dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

7. Mencantumkan Penilaian Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Depdiknas, 2006f: 17). Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data (Depdiknas, 2006e: 2). Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek maka penilaian itu harus disertai rubrik penilaian.