Pembelajaran e-learning
2.1 Pembelajaran e-learning
1. Pengertian Pembelajaran e-learning Kumar (2002) mendefinisikan e-learning sebagai proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Hal ini sesuai dengan definisi menurut Hartley yang menyatakan bahwa e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet, atau media jaringan komputer lain. Sedangkan Glossary of E-learning Terms mendefinisikan lebih luas bahwa e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer maupun komputer stand alone.
Internet, intranet, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik. Materi pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, audio dan video serta menyediakan kemudahan untuk ‘discussion group’ dengan bantuan professional dalam bidangnya.
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan metode pembelajaran yang menggunakan media elektronik untuk menyampaikan materi pelajaran baik berupa perangkat lunak (software) atau maupun perangkat keras (hardware) yang terhubung dengan jaringan (LAN, WAN, internet) maupun komputer stand alone (komputer yang tidak terhubung dengan jaringan).
2. Metode Pembelajaran e-learning Pada dasarnya cara penyampaian atau cara pemberian (delivery system) dari e-learning, dapat digolongkan menjadi dua yaitu: komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi atau interaksi antara guru dan siswa sebaiknya melalui sistem dua arah. Komunikasi e-learning sistem dua arah dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Dilaksanakan melalui cara langsung artinya pada saat guru memberikan pelajaran, siswa dapat langsung mendengarkan.
b. Dilaksanakan melalui cara tidak langsung misalnya pesan dari guru direkam dahulu sebelum digunakan. Peran internet tidak dapat dilepaskan dari penggunaan e-learning. Menurut William (1999),
pengertian internet adalah “a large collection of computers in networks that are tied together so that many users can share their vast resources”. Pada dasarnya internet merupakan kumpulan informasi tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia di komputer tersebut.
3. Pengembangan Pembelajaran e-learning Menurut Haughey (1998) ada tiga kemungkinan dalam pengembangan pembelajaran e-learning berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana siswa dan guru sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet.
Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka, Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini guru bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, siswa dan guru lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.
Sedangkan web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara siswa dengan guru, sesama siswa, anggota kelompok, atau siswa dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran guru dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing siswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.
Sedangkan untuk strategi pelaksanaan model pembelajaran e-learning, setidaknya terdapat empat model yang dapat digunakan dalam pelaksanaan e-learning di sekolah-sekolah. Setiap model yang digunakan mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pemilihan bergantung kepada infrastruktur telekomunikasi dan peralatan yang tersedia di sekolah. Model-model tersebut adalah:
a. Selective Model Jika jumlah komputer sangat terbatas, ia dapat ditunjukkan kepada siswa sebagai bahan demontrasi saja. Jika ada beberapa komputer, siswa diberi peluang untuk mendapat sedikit pengalaman hands-on.
b. Sequential Model Jika jumlah komputer sedikit, siswa dalam kelompok kecil bergerak dari satu set sumber informasi ke sumber yang lain. Bahan e-learning digunakan sebagai bahan rujukan atau bahan informasi baru. Jika terdapat beberapa komputer, siswa diberi peluang untuk mendapatkan pengalaman hands-on.
c. Static Station Model Jika jumlah komputer sedikit, guru mempunyai beberapa sumber berbeda untuk mencapai objektif pembelajaran yang sama. Bahan e-learning digunakan oleh beberapa kelompok siswa manakala siswa lain menggunakan sumber yang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
d. Laboratory Model Jika jumlah komputer mencukupi untuk semua siswa, maka bahan e-learning dapat digunakan oleh semua siswa sebagai bahan pembelajaran mandiri. Model ini boleh digunakan jika sekolah mempunyai perangkat komputer yang dilengkapi dengan jaringan internet.
4. Weblog Weblog merupakan sebuah aplikasi berbasis web (web-based application) yang memungkinkan setiap orang membuat dan mengembangkan sebuah situs dinamis tanpa harus memahami bahasa 4. Weblog Weblog merupakan sebuah aplikasi berbasis web (web-based application) yang memungkinkan setiap orang membuat dan mengembangkan sebuah situs dinamis tanpa harus memahami bahasa
Ciri weblog adalah isi utama biasanya berupa informasi yang bersifat kronologis, dan terbagi menjadi beberapa kategori, terdapat arsip untuk berita atau informasi lama, ada tempat buat orang lain meninggalkan pesan atau memberi komentar, terdapat link ke weblog lain/weblog favorit yang sering dikunjungi yang biasanya disebut blogroll. Hal ini, berfungsi untuk memudahkan siswa dalam mencari informasi yang dibutuhkan secara efisien (Beldarrain, 2006 dalam Huang dan Yu).
Dalam pembelajaran e-learning guru tidak hanya menyajikan meteri pelajaran secara online saja, namun harus komunikatif sehingga terjadi interakasi baik guru dengan siswa maupun sesama siswa. Weblog dapat memberikan komentar dan meninggalkan pesan, sehingga siswa dapat bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan untuk mengerjakan tugas mandiri tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dan guru dapat memberikan scaffolding (assisted learning) bantuan kepada siswa dan memperhatikan perkembangan belajar siswa.
Pembelajaran kooperatif sering digunakan untuk memfasilitasi interaksi dalam suasana tatap muka kelas. Kelemahan interaksi tatap muka seperti rasa kurang percaya diri karena suasana faktor sosial, rasa malu, tekan teman dan waktu yang terbatas dapat diatasi dengan menggunakan pembelajaran model kooperatif berbasis e-learning. Makri & Kynigos dalam Huang dan Yu (2007) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis weblog harus didukung oleh strategi pembelajaran yang tepat.
Penggunaan teknologi weblog dalam sarana pendidikan adalah meningkatkan sharing informasi, mudah dalam mempublikasikan informasi, dan memudahkan guru untuk memonitoring (Flatley, 2005; Wagner, 2003 dalam Yuang dan Hsu). Bagi guru weblog juga berguna sebagai media belajar dengan cara mempostingkan materi pelajaran di weblog. Siswa dapat mencari dan mengunduhnya sebagai referensi pelajaran. Hal ini sebagai suatu solusi sistem pembelajaran di luar kelas sekaligus mengenalkan siswa dalam dunia teknologi dan informasi khusunya dunia internet.