Kerangka Pembelajaran Abad XXI

II. Kerangka Pembelajaran Abad XXI

Sekarang kita telah memasuki abad XXI yang ditandai dengan era informasi. Era ini menuntut perolehan informasi secara cepat dan akurat pada segala bidang, tak terkecuali bidang pendidikan. Telah sewarjanyalah bila diadakan penyesuaian paradigma pendidikan yang mendasar dengan kebutuhan kehidupan pada abad XXI ini. Gambar berikut menyajikan perbedaan isi dan penilaian pendidikan pada abad XX dan XXI [Nebraska, 2007].

Gb. 1 Perbedaan Paradigma Pendidikan abad XX dan XXI Kita dapat mengamati dengan jelas bahwa komponen pendidikan pada abad XXI tidak hanya

mengacu pada komponen isi bidang studi (core subject) saja melainkan ditambah dengan empat mengacu pada komponen isi bidang studi (core subject) saja melainkan ditambah dengan empat

menggunakan peralatan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT literacy). menggunakan peralatan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT literacy). menggunakan peralatan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT literacy). Sedangkan muatan pembelajaran khusus pada abad XXI [Surya Darma, 2006] berupa: Sedangkan muatan pembelajaran khusus pada abad XXI [Surya Darma, 2006] berupa: Sedangkan muatan pembelajaran khusus pada abad XXI [Surya Darma, 2006] berupa:

kecakapan dasar (basic skills), kecakapan teknologi (technology skills), kecakapan penyelesaian kecakapan dasar (basic skills), kecakapan teknologi (technology skills), kecakapan penyelesaian kecakapan dasar (basic skills), kecakapan teknologi (technology skills), kecakapan penyelesaian masalah (problem solving skills), kemampuan multi budaya/bahasa (multicultural/multilingual), masalah (problem solving skills), kemampuan multi budaya/bahasa (multicultural/multilingual), masalah (problem solving skills), kemampuan multi budaya/bahasa (multicultural/multilingual), kecakapan interpersonal (interpersonal skills), kecakapan inquiri dan memberikan alasan (inquiry kecakapan interpersonal (interpersonal skills), kecakapan inquiri dan memberikan alasan (inquiry kecakapan interpersonal (interpersonal skills), kecakapan inquiri dan memberikan alasan (inquiry and reasoning skills), kemampuan mengumpulkan informasi/digital (information/ digital literacy), and reasoning skills), kemampuan mengumpulkan informasi/digital (information/ digital literacy), and reasoning skills), kemampuan mengumpulkan informasi/digital (information/ digital literacy), kecakapan berpikir kritis dan kreatif (critical and creative skills), and kecakapan komunikasi kecakapan berpikir kritis dan kreatif (critical and creative skills), and kecakapan komunikasi kecakapan berpikir kritis dan kreatif (critical and creative skills), and kecakapan komunikasi (communication skills). Ini tersaji pada Gb.2 berikut. (communication skills). Ini tersaji pada Gb.2 berikut. (communication skills). Ini tersaji pada Gb.2 berikut.

Gb. 2 Muatan Pembelajaran Khusus Abad XXI Gb. 2 Muatan Pembelajaran Khusus Abad XXI Gb. 2 Muatan Pembelajaran Khusus Abad XXI

Ini semakin memperjelas bagi sekolah untuk menunjukkan fungsi sentralnya sebagai wahana Ini semakin memperjelas bagi sekolah untuk menunjukkan fungsi sentralnya sebagai wahana Ini semakin memperjelas bagi sekolah untuk menunjukkan fungsi sentralnya sebagai wahana pendidikan yang menyiapkan generasi penerus agar agar memiliki ilmu pengetahuan yang cukup pendidikan yang menyiapkan generasi penerus agar agar memiliki ilmu pengetahuan yang cukup pendidikan yang menyiapkan generasi penerus agar agar memiliki ilmu pengetahuan yang cukup untuk memperoleh kesiapan dan kesuksesan menjalani kehidupan pada abad XXI. untuk memperoleh kesiapan dan kesuksesan menjalani kehidupan pada abad XXI. untuk memperoleh kesiapan dan kesuksesan menjalani kehidupan pada abad XXI.

Pembelajaran IPA, khusunya Fisika sangat memerlukan kegiatan laboratorium dengan dukungan Pembelajaran IPA, khusunya Fisika sangat memerlukan kegiatan laboratorium dengan dukungan Pembelajaran IPA, khusunya Fisika sangat memerlukan kegiatan laboratorium dengan dukungan inovasi yang memadai. Mengingat pembelajaran fisika berbasis pada dua pilar utama yaitu mind-on inovasi yang memadai. Mengingat pembelajaran fisika berbasis pada dua pilar utama yaitu mind-on inovasi yang memadai. Mengingat pembelajaran fisika berbasis pada dua pilar utama yaitu mind-on experience dan hands-on experience. Pembelajaran fisika tidaklah hanya mengandalkan pembahasan experience dan hands-on experience. Pembelajaran fisika tidaklah hanya mengandalkan pembahasan experience dan hands-on experience. Pembelajaran fisika tidaklah hanya mengandalkan pembahasan secara matematis, logis, dan sistematis (mind-on experience). Mengingat matematika hanyalah secara matematis, logis, dan sistematis (mind-on experience). Mengingat matematika hanyalah secara matematis, logis, dan sistematis (mind-on experience). Mengingat matematika hanyalah sebagai alat untuk mengolah dan memvalidasi fenomena fisis sesuai konsep, prinsip, teori, atau sebagai alat untuk mengolah dan memvalidasi fenomena fisis sesuai konsep, prinsip, teori, atau sebagai alat untuk mengolah dan memvalidasi fenomena fisis sesuai konsep, prinsip, teori, atau hukum fisika yang berlaku. Kegiatan pembelajaran seperti ini hanya akan menghasilkan ilmu hukum fisika yang berlaku. Kegiatan pembelajaran seperti ini hanya akan menghasilkan ilmu hukum fisika yang berlaku. Kegiatan pembelajaran seperti ini hanya akan menghasilkan ilmu pengetahuan dalam bentuk produk kognotif semata. pengetahuan dalam bentuk produk kognotif semata. pengetahuan dalam bentuk produk kognotif semata.

Hands-on experience sangat menopang perolehan hasil belajar peserta didik berbasis proses Hands-on experience sangat menopang perolehan hasil belajar peserta didik berbasis proses Hands-on experience sangat menopang perolehan hasil belajar peserta didik berbasis proses dan kecakapan (process and skills). Pembelajaran seperti ini akan mendorong timbulnya nuansa dan kecakapan (process and skills). Pembelajaran seperti ini akan mendorong timbulnya nuansa dan kecakapan (process and skills). Pembelajaran seperti ini akan mendorong timbulnya nuansa pembelajaran seperti yang dilakukan para fisikawan menemukan konsep, prinsip, teori, dan hukum pembelajaran seperti yang dilakukan para fisikawan menemukan konsep, prinsip, teori, dan hukum pembelajaran seperti yang dilakukan para fisikawan menemukan konsep, prinsip, teori, dan hukum fisika yang berlaku hingga saat ini. Hasil belajar proses inilah yang akan menjadi wahana untuk fisika yang berlaku hingga saat ini. Hasil belajar proses inilah yang akan menjadi wahana untuk fisika yang berlaku hingga saat ini. Hasil belajar proses inilah yang akan menjadi wahana untuk menemukan proses dan produk fisika baru di masa depan. Kementrian Pendidikan Singapura [MOE, menemukan proses dan produk fisika baru di masa depan. Kementrian Pendidikan Singapura [MOE, menemukan proses dan produk fisika baru di masa depan. Kementrian Pendidikan Singapura [MOE, 2004] telah mengantisipasi kebutuhan tersebut dengan menerbitkan kurikulum IPA untuk Sekolah 2004] telah mengantisipasi kebutuhan tersebut dengan menerbitkan kurikulum IPA untuk Sekolah 2004] telah mengantisipasi kebutuhan tersebut dengan menerbitkan kurikulum IPA untuk Sekolah Dasar dan Menengah. Dasar dan Menengah. Dasar dan Menengah.

Inti dari pembelajaran fisika berbasis process and skills adalah penggunaan metoda ilmiah yang meliputi proses pengamatan, perumusan masalah, penentuan hipotesis, merancang dan melakukan eksperimen, analisis data, uji hipotesis, dan menarik kesimpulan [Nur, 2003:20]. Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan ini sering disebut Pendekatan Keterampilan Proses (PKP).