Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Ali 2009:6, hingga saat ini permodalan masih menjadi kendala utama bagi usaha mikro, kecil dan menengah UMKM sebagai pelaku usaha
terbesar di Tanah Air. Di sisi UMKM sebagai pelaku usaha maka permasalahan yang dihadapi antara lain adalah keterbatasan dalam mengakses sumber – sumber
permodalan, dalam penyediaan agunan serta akses informasi mengenai produk – produk atau fasilitas kredit perbankan bagi UMKM.
Menurut Muharram 2009: 11, dalam memberikan pembiayaan kita harus memilah antara sektor UMKM yang tidak layak dan belum bankable, sudah layak
usaha tapi belum bankable dan sudah layak usaha tapi juga sudah bankable. Untuk kriteria pertama dan kedua, pendekatannya harus bantuan langsung yang
sifatnya pemberdayaan. Sementara itu, untuk UMKM yang sudah layak dan bankable perlu
ditingkatkan melalui dana bergulir dan perbankan. Layaknya saat ini pemerintah memang sedang berupaya mengatasi kendala pembiayaan atau permodalan bagi
usaha mikro dan kecil. Adapun pemerintah mulai menggulirkan program penyaluran kredit skala UMKM dalam bentuk Kredit Tanpa Agunan KTA,
Kredit Usaha Rakyat KUR dan produk kredit UMKM dari bank tersebut seperti halnya BNI yang menggulirkan program BNI Wirausaha BWU.
Menurut Pramiyanti 2002:11, usaha mikro,kecil dan menengah UMKM merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam
pembangunan ekonomi. Gerak sektor UMKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UMKM cukup fleksibel dan dapat dengan
mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar. Mereka juga
39
menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan sektor usaha lainnya, dan mereka juga memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan.
Untuk sebagian masyarakat Indonesia, sumber penghidupan amat bergantung pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah UMKM. Sebagian
besar usaha mikro, kecil dan menengah UMKM yang berjalan terkonsentrasi pada sektor perdagangan, pangan, olahan pangan, tekstil dan garmen,kayu dan
produk kayu serta produksi mineral nonlogam. Begitupun di daerah Kabupaten Karawang yang iklim usahanya terkenal
dengan ciri khas pertanian dan agribisnis juga tak luput dari peran serta UMKM juga penyaluran kredit UMKM didalamnya. Maka diperlukan identifikasi lebih
lanjut mengenai analisis faktor – faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit UMKM di daerah Kabupaten Karawang.
Mengenai kredibilitas mengenai calon debitur pada skala UMKM dapat dilihat melalui Character X
1
, Capacity X
2
, Capital X
3
, Collateral X
4
, Condition
X
5
, Constrain X
6
. Character
dianggap memiliki pengaruh yang penting dalam penyaluran kredit UMKM. Pada variabel Character, diduga semakin baik karakter calon
debitur maka akan berdampak pada semakin mudahnya mendapatkan pinjaman dari pihak perbankan kepada calon debitur.
Capacity dianggap memliki pengaruh yang penting. Hal ini beralasan
karena calon debitur dianggap memiliki pengalaman usaha yang cukup baik sehingga pihak perbankan menganggap tidak akan bermasalah dengan
pengembalian pinjaman setiap bulannya.
40
Capital Modal juga dianggap memiliki pengaruh yang cukup penting.
Capital Modal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modal calon debitur
sendiri dalam menjalankan usaha. Kredit UMKM yang diberikan kepada debitur memiliki ketentuan antara lain minimal calon debitur memiliki modal sekitar 35
dari nilai kredit yang diajukan. Akan tetapi biasanya pihak perbankan meminta calon debitur untuk meningkatkan modal sendiri self financing sampai pada 65
– 70 dari nilai kredit yang diajukan. Collateral
adalah barang-barang yang diserahkan oleh debitur sebagai agunan terhadap kredit pinjaman yang akan diterima. Bentuknya dapat berupa
jaminan utama first way out berupa usahanya dan jaminan tambahan second way out
berupa jaminan kebendaan atau jaminan pihak ketiga. Umumnya nilai jaminan minimal 120 dari total jaminannya.
Collateral diduga memiliki pengaruh yang cukup penting. Hal ini
dikarenakan pihak perbankan selaku kreditor yang menyalurkan kredit untuk membiayai usaha calon debitur, memerlukan jaminan dari calon debitur tersebut
seperti yang telah dikatakan diatas berupa jaminan utama yakni usahanya maupun jaminan tambahan. Bentuk jaminan yang diberikan kepada bank biasanya terkait
dengan barang usaha, tanah dan bangunan fisik yang nilainya setara dengan jaminan atau lebih tinggi. Jaminan memiliki peranan cukup penting terkait dengan
tindakan antisipatif bila sewaktu – waktu calon debitur tersebut tidak dapat melunasi pinjaman dari perbankan sehingga jaminan tersebut dapat diuangkan.
Condition dianggap memiliki pengaruh yang cukup penting. Hal ini terkait dengan situasi dan kondisi usaha dari debitur. Condition ini dapat
41
mencakup situasi politik, sosial, ekonomi baik makro maupun mikro dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinannnya dapat
mempengaruhi kelancaran usaha debitur. Constrain
secara definisi harfiah yakni batasan atau hambatan. Constrain diduga memliki pengaruh yang cukup penting terkait dengan batasan maupun
hambatan debitur dalam melaksanakan usaha di tempat tersebut maupun jenis barang yang diusahakan oleh debitur.
Hasil dari analisis ini maka diperoleh pengaruh faktor – faktor tersebut dalam penyaluran kredit UMKM Agribisnis sehingga dapat menjadi rekomendasi
bagi pihak UKC BNI dalam rangka meningkatkan pelayanan dalam penyaluran kredit UMKM Agribisnis di Kabupaten Karawang. Berikut merupakan kerangka
penelitian yang dilakukan mengenai penyaluran kredit UMKM Agribisnis di Kabupaten Karawang.
42
Program Penyaluran Kredit UMKM
Penyaluran Kredit UMKM di sektor Agribisnis
Prosedur Penyaluran Kredit UMKM
Permasalahan yang timbul dalam penyaluran Kredit UMKM bidang
Agribisnis Faktor-Faktor yang
mempengaruhi penyaluran kredit UKM:
• Character
X
1
• Capacity
X
2
Analisa Deskriptif Kualitatif •
Capital X
3
• Collateral
X
4
• Condition
X
5
• Constrain
X
6
Analisis Regresi Berganda
Faktor – faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit UMKM sektor Agribisnis
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
43