penyaluran pembiayaan usaha budidaya kelapa sawit adalah Capacity X
2
, Capital
X
3
, dan Collateral X
4
. Sedangkan sisanya yaitu Character X
1
dan Condition
X
5
tidak berpengaruh nyata terhadap penyaluran pembiayaan usaha budidaya kelapa sawit.
2.3 Kerangka Pemikiran
Dengan diberlakukannya Undang-undang tentang Bank Indonesia nomor 23 Tahun 1999, peranan Bank Indonesia dalam membantu usaha mikro, kecil dan
menengah UMKM menjadi bersifat tidak langsung dan lebih terfokus kepada bantuan teknis serta pengembangan kelembagaan yang menunjang UMKM.
Upaya-upaya Bank Indonesia tersebut dilakukan melalui: 1.
Pemberian bantuan teknis. 2.
Pengembangan kelembagaan. 3.
Kebijakan kredit perbankan. 4.
Kerjasama Bank Indonesia, pemerintah dan lembaga terkait lainnya. Meninjau pada poin 3 dalam upaya – upaya yang dilakukan oleh Bank
Indonesia yakni kebijakan kredit perbankan, pada dasarnya pemberian kredit dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang terwujud dalam bentuk bunga
yang diterima. Namun, tujuan pemberian kredit disesuaikan juga dengan tujuan negara yaitu untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Pemberian kredit
untuk usaha produktif diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi, pendapatan dan kesempatan kerja yang secara langsung dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
38
Menurut Ali 2009:6, hingga saat ini permodalan masih menjadi kendala utama bagi usaha mikro, kecil dan menengah UMKM sebagai pelaku usaha
terbesar di Tanah Air. Di sisi UMKM sebagai pelaku usaha maka permasalahan yang dihadapi antara lain adalah keterbatasan dalam mengakses sumber – sumber
permodalan, dalam penyediaan agunan serta akses informasi mengenai produk – produk atau fasilitas kredit perbankan bagi UMKM.
Menurut Muharram 2009: 11, dalam memberikan pembiayaan kita harus memilah antara sektor UMKM yang tidak layak dan belum bankable, sudah layak
usaha tapi belum bankable dan sudah layak usaha tapi juga sudah bankable. Untuk kriteria pertama dan kedua, pendekatannya harus bantuan langsung yang
sifatnya pemberdayaan. Sementara itu, untuk UMKM yang sudah layak dan bankable perlu
ditingkatkan melalui dana bergulir dan perbankan. Layaknya saat ini pemerintah memang sedang berupaya mengatasi kendala pembiayaan atau permodalan bagi
usaha mikro dan kecil. Adapun pemerintah mulai menggulirkan program penyaluran kredit skala UMKM dalam bentuk Kredit Tanpa Agunan KTA,
Kredit Usaha Rakyat KUR dan produk kredit UMKM dari bank tersebut seperti halnya BNI yang menggulirkan program BNI Wirausaha BWU.
Menurut Pramiyanti 2002:11, usaha mikro,kecil dan menengah UMKM merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam
pembangunan ekonomi. Gerak sektor UMKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UMKM cukup fleksibel dan dapat dengan
mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar. Mereka juga
39