Pengertian, Fungsi dan Syarat Agunan Kredit

1 Agunan harus berupa barang dan atau surat berharga yang mempunyai nilai nyata seperti tanah dan bangunan. 2 Harga agunan harus lebih besar daripada kredit yang diberikan. 2. Untuk menjamin pembayaran kredit macet dengan menyita atau menjual agunan tersebut agar: 1 Keamanan dan keselamatan kredit akan lebih terjamin. 2 Pemberian kredit akan lebih selektif sehingga korupsi, kolusi dan nepotisme KKN dapat dihindari. 3 Debitur akan lebih berhati-hati mempergunakan kredit karena takut agunannya disita bank. 3. Untuk melindungi keamanan tabungan masyarakat pada bank dari pemberian kredit yang tidak wajar oleh manajer bank maka: 1 Pimpinan bank tidak dapat memberikan kredit seenaknya saja. 2 Agunan merupakan penjamin tabungan masyarakat karena bank menyita agunan jika kredit macet. Menurut Hasibuan 2007: 110, agunan kredit harus memenuhi baik aspek hukum yuridis maupun ekonomis dengan baik dan benar. Syarat-syarat yang termasuk ke dalam aspek hukum yuridis dan ekonomis adalah sebagai berikut: 1. Syarat – syarat hukum yuridis agunan a. Agunan harus mempunyai wujud yang nyata tangible. b. Agunan harus merupakan milik debitur dengan bukti surat-surat autentiknya. 30 c. Jika agunan berupa barang yang dikuasakan, pemiliknya harus ikut menandatangani akad kredit. d. Agunan tidak sedang dalam proses pengadilan. e. Agunan bukan sedang dalam keadaan sengketa. f. Agunan bukan yang terkena proyek pemerintah. 2. Syarat – syarat ekonomis agunan a. Agunan harus mempunyai nilai ekonomis pasar. b. Nilai agunan kredit harus lebih besar daripada plafond kreditnya. c. Marketability, yaitu agunan harus mempunyai sasaran yang cukup luas atau mudah dijual. d. Ascertainability of value, yaitu agunan kredit yang diajukan oleh debitur harus mempunyai standar harga tertentu harga pasar. e. Transferable, yaitu agunan kredit yang diajukan debitur harus mudah dipindahtangankan baik secara fisik maupun hukum.

2.1.12 Perjanjian Kredit

Menurut Hermansyah 2005:71, perjanjian adalah suatu peristiwa di mana dua orang atau dua pihak saling berjanji untuk melakukan suatu hal atau suatu persetujuan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing – masing bersepakat akan menaati apa yang tersebut dalam perjanjian itu. Perjanjian kredit adalah perjanjian pokok prinsipil yang bersifat riil. Sebagai perjanjian prinsipil, maka perjanjian jaminan adalah asessornya. Ada dan berakhirnya perjanjian jaminan bergantung pada perjanjian pokok. Arti riil adalah 31 bahwa terjanjinya perjanjian kredit ditentukan oleh penyerahan uang oleh bank kepada debitur. Perjanjian kredit perbankan pada umumnya menggunakan bentuk perjanjian baku standard contract. Berkaitan dengan itu, memang dalam praktiknya bentuk perjanjiannya telah disediakan oleh pihak bank sebagai kreditur sedangkan debitur hanya mempelajari dan memahaminya dengan baik. Perjanjian yang demikian itu biasa disebut dengan perjanjian baku standard contract. Perjanjian kredit ini perlu memperoleh perhatian yang khusus baik oleh bank sebagai kreditur maupun oleh nasabah sebagai debitur, karena perjanjian kredit mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian, pengelolaan, dan penatalaksanaan kredit tersebut. Berkaitan dengan itu, menurut Ch. Gatot Wardoyo dalam Hermansyah 2005:72, perjanjian kredit mempunyai fungsi – fungsi sebagai berikut: a. Perjanjian kredit berfungsi sebagai perjanjian pokok. b. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batasan – batasan hak dan kewajiban di antara kreditur dan debitur. c. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk melakukan monitoring kredit. 32