Aspek Legalitas Usaha Pengertian Penyaluran Kredit

Menurut Adi 2007:55, aspek kelengkapan secara legal hukum seperti perizinan maka untuk usaha skala mikro tidak diperlukan perizinan apapun. Hal ini berlaku selama calon debitur tersebut memiliki tempat tinggal yang jelas dan mempunyai Kartu Tanda Penduduk KTP. Pada skala usaha yang lebih besar, seperti usaha kecil dan menengah yang telah berbadan hukum maka persyaratan yang perlu dilengkapi antara lain Surat Ijin Usaha Perusahaan SIUP, Surat Izin Tempat Usaha SITU, Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, Tanda Daftar Perusahaan TDP, Izin Gangguan HO, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL, dan lain-lain. Selain mengacu kepada aspek legal, maka perlu diperhatikan mengenai aspek moral hazard kepada pihak pengusaha UMKM. Sebagaimana dipaparkan Krisna dalam Adi 2007:112, dikarenakan terpusat pada modal, maka peran pemerintah cenderung menjadi pemodal bukan sebagai pelindung agar UMKM mendapatkan posisi tawar yang lebih baik. Oleh karena hanya terfokus kepada pemberian modal melalui kredit maka hal ini dapat melahirkan kecenderungan timbulnya moral hazard yang dapat dimanfaatkan bagi kalangan UMKM yang nakal. Berikut tabel perbandingan identifikasi moral hazard yang dilakukan dengan metode bagi hasil dari bank syariah dan metode penerapan sistem bunga oleh bank konvensional. 26 Tabel 1.Perbandingan Metode Bagi Hasil dan Bunga Pada Unsur Moral Hazard Debitur Metode Bagi Hasil Metode Bunga Moral Hazard Bank dapat langsung mengetahui masalah yang dihadapi oleh mudharib dalam pemasaran omzet penjualan maupun gejolak harga penjualan Debitur tidak ada motivasi untuk berbohong karena beban hutangnya tetap sama apakah ia berbohong atau tidak. Bila nasabah mengalami kegagalan usaha panen maka akan dibayar pada masa panen berikutnya sampai lunas Bank hanya akan memberikan sanksi bagi yang menunggak tanpa memberikan insentif setiap kali pembayaran angsuran. Sumber : Mengapa Memilih Bank Syariah 2005:50.

2. Aspek Manajemen

Menurut Hermansyah 2005:71, penilaian terhadap aspek manajemen ini adalah untuk menilai pengalaman dari perusahaan yang memohon kredit dalam mengelola kegiatan usahanya termasuk sumber daya manusia yang mendukung kegiatan usahanya tersebut. Menurut Adi 2007:55, aspek tata kelola manajemen mencakup lamanya pengusaha bergelut di bidang usaha yang akan dibiayai semakin lama semakin bagus, struktur organisasi perusahaan dimana dikerjakan oleh satu orang atau melibatkan cukup orang, pencatatan pembukuan, jumlah Sumber Daya Manusia SDM, kualitas usaha dan sebagainya.

3. Aspek Produksi

Menurut Adi 2007:55 dijelaskan bahwa aspek pemenuhan bahan baku, teknologi, dan sarana prasarana berkaitan dengan berlangsungnya proses produksi secara optimal. Ketersediaan bahan baku apakah diperoleh dengan mudah, bahan lokalimpor, apakah harga bahan baku berfluktuasi tinggi, kondisi mesin masih layaktidak, kemampuan produksi sudah optimalbelum, sarana penunjang lain tempat penyimpanan bahan baku dan barang jadi sudah ada atau belum, tempat 27 penyimpanan sudah layak atau belum, jumlah sumber daya manusia SDM cukup atau tidak, bagaimana pengaturan kerja, dan lain-lain.

4. Aspek Pemasaran

Menurut Adi 2007:56, aspek pemasaran adalah aspek yang berkaitan dengan pemasaran hasil produksinya. Sistem pemasaran direct selling atau dengan cara lain, daerah pemasaran lokalekspor, tingkat persaingan sudah jenuhbelum, antisipasi pemasaran ke depan, dan lain-lain.

5. Aspek Keuangan

Menurut Hermansyah 2005:70, dalam aspek keuangan yang dinilai dengan menggunakan analisis keuangan adalah aspek keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan yang termuat dalam neraca dan laporan laba rugi yang dilampirkan dalam aplikasi kredit. Aspek tata kelola keuangan perusahaan tersebut mencakup pencatatan keuangan sudah tertibbelum, cashflow keuangan perusahaan apakah perputaran keuangan masih dapat memutar jalannya roda perusahaan, apakah masih ada kemampuan untuk mengangsur kredit, struktur aktiva-pasiva perusahaan wajar atau tidak, dan lain – lain.

6. Aspek Sosial Ekonomi

Menurut Hermansyah 2005:71, aspek sosial ekonomi digunakan untuk melakukan penilaian terhadap dampak dari kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan yang memohon kredit khususnya bagi masyarakat baik secara ekonomis maupun sosial. 28