Verifikasi Model Simulasi Pengolahan Data

5.2.5. Verifikasi Model Simulasi

Setelah model konseptual tersebut telah dibuat, maka akan dibuat model simulasi dengan Powersim Studio 2005. Setiap bagian dalam model konseptual harus diwakili dengan sesuai dalam model simulasi. Sebelum verifikasi terhadap model dilakukan, perlu diketahui penggunaan lambing yang berfungsi sebagai variabel dalam software Powersim yaitu: 1. Level digunakan untuk mengakumulasi nilai dari flow rate yang mengalir masuk dan keluar dari level, dimana nilai dari level bergantung kepada flow rate pada saat simulasi sedang berjalan. 2. Auxiliary digunakan untuk nilai dari variabel yang selalu berubah-ubah dan tidak mampu untuk mengakumulasikan nilai dari data historis variabel tersebut. 3. Konstanta digunakan untuk menampung suatu nilai variabel yang tetap selama siimulasi dijalankan, dan tidak mempunyai kemampuan untuk mengubah nilai variabel tersebut sendiri. 4. Flow digunakan sebagai input dan output yang mempengaruhi nilai dari level, dan apabila digabungkan dengan auxiliary akan menjadi flow rate . 5.2.5.1.Verifikasi Model Penentuan Pekerjaan Operator Sebagai contoh akan diambil model penentuan pekerjaan untuk operator 1 dalam model simulasi seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5.4. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.4. Model Simulasi Penentuan Pekerjaan Operator 1 Siklus operasi operator 1 array hasil penjumlahan waktu setiap elemen kerja yang menjadi dasar dalam menentukan status kerja operator 1. Waktu simulasi waktu simulasi yang sedang berjalan Alokasi 5 op 1 nilai yang sama dengan waktu simulasi ketika siklus operasi operator berakhir, dan gunanya untuk menambah nilai “Alokasi 6 op 1” . Alokasi 6 op 1 nilai yang akan dikurangkan dengan waktu simulasi untuk menentukan elemen kerja yang akan dilakukan operator 1 pada siklus berikutnya. Alokasi 4 op 1 nilai untuk mengurangi nilai “Alokasi 6 op 1” yang sama dengan “Alokasi 6 op 1”, yang berfungsi untuk menghindari terjadinya duplikasi penambahan nilai dalam melakukan penentuan siklus kerja elemen berikutnya. OPERATOR 1 Tu g a s Op e r a t o r 1 W a k t u b o d y b e la k a n g w a k t u b o d y s a m p in g w a k t u k e p a la b o d y w a k t u t u t u p k e p a la b o d y Sik lu s o p e r a s i o p e r a t o r 1 Alo k a s i 1 o p 1 w a k t u s im u la s i Alo k a s i 2 o p 1 Alo k a s i 3 o p 1 w a k t u k u d a - k u d a w a k t u k e p a la t u a s w a k t u r u m a h k e p a la t u a s Alo k a s i 6 o p 1 Alo k a s i 5 o p 1 Alo k a s i 4 o p 1 St a t u s o p e r a t o r 1 Mu la i o p 1 Ak h ir o p 1 I d le t im e o p 1 To t a l id le t im e Universitas Sumatera Utara Alokasi 1 op 1 array yang berisi angka 0 dan 1, 0 berarti operator 1 sedang tidak mengerjakan elemen kerja dan 1 berarti operator sedang mengerjakan elemen kerja, yang menyatakan elemen kerja mana yang sedang dikerjakan operator, berdasarkan waktu simulasi dan siklus operasi operator 1. Alokasi 2 op 1  nilai tunggal yang merupakan urutan nilai 1 dalam array dalam “Alokasi 1 op 1”, yang berfungsi untuk menentukan urutan elemen kerja yang akan dilaksanakan operator 1. Tugas operator 1  array elemen kerja-elemen kerja yang dilakukan oleh operator 1. Alokasi 3 op 1  elemen kerja yang akan dilakukan oleh operator 1 pada saat tersebut. Mulai op 1  elemen kerja yang mulai dilakukan oleh operator 1 pada saat tersebut. Status op 1  elemen kerja yang sedang dilakukan oleh operator 1 pada saat tersebut, dan akan bernilai 0 apabila tidak ada elemen kerja yang dilakukan. Akhir op 1  elemen kerja yang selesai dilakukan oleh operator 1 pada saat tersebut. Idle time op 1  bahwa status operator adalah idle apabila “Status op 1” bernilai 0. Total Idle time op 1  waktu total yang dihabiskan oleh operator 1 dalam keadaan idle. 5.2.5.2.Verifikasi Model Elemen Kerja Independen Model simulasi setiap elemen kerja harus jelas dibuat dalam simulasi. Sebagai contoh, model simulasi elemen kerja yang bersifat independen yaitu membuat body belakang EK-1 dapat dilihat pada Gambar 5.5. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.5. Model Simulasi Elemen Kerja EK-1 Produksi body belakang jumlah produksi body belakang yaitu sebanyak “BOM body belakang” apabila “Akhir op 1”, menunjukkan urutan elemen kerja produksi body belakang yaitu 1. BOM body belakang jumlah body belakang yang diperlukan untuk 1 unit timbangan mekanik. WIP body belakang banyaknya tumpukan body belakang yang ada di lantai produksi STOK maksimal lantai produksi batas jumlah maksimum yang diizinkan untuk berada di lantai produksi. Random body belakang waktu elemen kerja produksi body belakang yang dihasilkan melalui pembangkitan bialangan acak. Waktu body belakang  waktu yang akan digunakan dalam menentukan alokasi elemen kerja untuk operator 1. Pemakaian body belakang  jumlah body belakang yang digunakan dalam merakit keliling body. Produksi keliling body jumlah keliling body yang akan dirakit BOM keliling body 1  jumlah body belakang yang diperlukan untuk merakit 1 unit keliling body. Universitas Sumatera Utara 5.2.5.3.Verifikasi Model Elemen Kerja Dependen Untuk model simulasi elemen kerja yang bersifat dependen, maka diperlukan model tambahan untuk menentukan jumlah yang akan dibutuhkan sebagai input untuk elemen kerja tersebut. Sebagai contoh elemen kerja membuat tiang dan kap EK-77, dapat dilihat pada Gambar 5.6. Gambar 5.6. Model Simulasi Elemen Kerja EK-77 Dalam model tersebut dapat dilihat untuk elemen kerja yang bersifat dependen, terdapat penambahan satu variabel auxiliary yaitu maksimum tiang dan kap. Variabel ini merupakan jumlah maksimum yang bisa pada waktu tersebut, sehingga nilai variabel ini akan menjadi penentu jumlah yang akan dibuat apabila nilai dari jumlah yang mampu dibuat berada di bawah jumlah yang dibutuhkan BOM tiang dan kap. Penentuan jumlah maksimum ini berdasarkan jumlah komponen yang berada 1 level di bawah. Model penentuan jumlah maksimum tiang dan kap yang dapat diproduksi berdasarkan ketersediaan komponen yang ada dapat dilihat pada Gambar 5.7. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.7. Model Penentuan Jumlah Maksimum Tiang dan Kap yang Dapat Dirakit Dalam model tersebut dapat dilihat bahwa untuk setiap komponen yang diperlukan dalam membuat tiang dan kap, dihitung jumlah yang tersedia dengan membagikan WIP komponen yang ada dengan kebutuhan untuk 1 level di atasnya, sehingga diperoleh maksimum tiang dan kap yang bisa dibuat untuk setiap komponen. Kemudian maksimum tiang dan kap untuk setiap komponen akan dibandingkan untuk mencari nilai paling kecil. Nilai paling kecil inilah yang menjadi batas jumlah maksimum yang bisa dirakit untuk tiang dan kap. 5.2.5.4.Verifikasi Model Penentuan Balance Delay dan Utilitas Model penentuan informasi berupa balance delay dapat dilihat pada Gambar 5.8. dan utilitas dapat dilihat pada Gambar 5.9. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.8. Model Simulasi Perhitungan Balance Delay Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 5.8. dapat dilihat perhitungan balance delay dimulai dari penentuan waktu siklus setiap operator dengan mengambil nilai akumulasi waktu proses setiap elemen kerja yang ditugaskan kepada operator tersebut, kemudian dilakukan penentuan waktu siklus terlama di antara semua operator. Setelah itu, akan dilakukan perhitungan balance delay sesaat dari setiap operator dan kemudian nilai balance delay sesaat ini akan dirata-ratakan menjadi nilai balance delay dari operator tersebut. Nilai balance delay total ini dapat diperoleh dengan mengambil nilai rata-rata dari nilai balance delay semua operator. Sebagai contoh untuk operator 1 : terlama siklus waktu 1 operator siklus aktu 1 1 operator delay balance w − = simulasi waktu 1 operator delay balance total 1 operator akhir delay balance = operator jumlah operator semua delay balance total l delay tota balance = Pada Gambar 5.9. dapat dilihat perhitungan utilitas dimulai dari penentuan total waktu idle setiap operator yang kemudian di bandingkan terhadap waktu simulasi berperan sebagai lama bekerja. Selisih dari waktu simulasi dengan waktu idle disebut waktu efektif kerja. Waktu efektif kerja inilah yang dibagi dengan waktu simulasi untuk mendapatkan utilitas waktu dari setiap operator. Sebagai contoh untuk operator 1: simulasi waktu 1 operator idle waktu 1 1 operator Utilitas − = operator jumlah operator semua utilitas total total Utilitas = Universitas Sumatera Utara Gambar 5.9. Model Simulasi Perhitungan Utilitas Waktu Kerja Universitas Sumatera Utara 5.2.6. Validasi Model Simulasi 5.2.6.1.Pengulangan Simulasi