2. Zoning Constraint Selain Precedence Constraint, pengalokasian elemen-elemen kerja pada
stasiun-stasiun kerja juga dibatasi oleh Zoning constraint yang menghalangi atau mengharuskan pengelompokan elemen kerja tertentu pada stasiun
tertentu.
3.4.1. Pendefinisian Masalah Line Balancing
Dalam lintas perakitan produksi sebuah produk biasanya ada sejumlah k elemen kerja. Untuk masing- masing elemen kerja dibutuhkan waktu proses
selama t
k
k = 1, 2, …, k dan total waktu yang dibutuhkan untuk merakit sebuah produk adalah:
∑
= K
k k
t
1
.
Gambar 3.9. Salah Satu Bentuk Diagram Precedence
K elemen kerja juga dibatasi oleh hubungan precedence yang biasa diberikan oleh diagram precedence. Gambar 3.9. menunjukkan salah satu bentuk
diagram precendence. Elemen kerja i merupakan predecessor dari elemen kerja j
Universitas Sumatera Utara
jika proses perakitan menghendaki elemen kerja i dikerjakan terlebih dahulu sebelum elemen j. Apabila ada sejumlah Q unit yang akan dirakit selama priode
waktu T, maka waktu siklus C secara matematis dapat diturunkan sebagai berikut :
Q T
C =
Dan juga seandainya n menyatakan jumlah stasiun di lintasan perakitan dan Pi
i = 1, 2, …, n menyatakan waktu stasiun yaitu jumlah dari waktu yang ditugaskan pada stasiun i, maka :
∑ =
∑
= =
k 1
k n
1 i
tk Pi
Tujuan dasar dari penyeimbangan lintasan perakitan adalah untuk menugaskan elemen-elemen kerja pada stasiun-stasiun kerja dalam berbagai cara
dimana batasan precedence tidak dilanggar dan waktu menganggur idle time minimum, yaitu dengan minimisasi :
∑
=
−
n i
pi c
1
dimana C ≥ p
i,
i = 1, 2, … , n
karena
tan
1 1
1
kons nc
tk nc
pi nc
pi c
k k
n i
n i
− =
− =
− =
−
∑ ∑
∑
= =
=
Maka minimisasi pesamaan di atas sama dengan minimisasi jumlah stasiun atau waktu siklus atau keduanya tergantung mana yang akan memberikan
hasil yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengukur performansi
keseimbangan lintasan dilakukan perhitungan kriteria-kriteria berikut ini :
1. Efisiensi lini adalah rasio antara waktu yang digunakan dengan waktu yang
tersedia. Berkaitan dengan waktu yang tersedia, lini akan mencapai keseimbangan apabila setiap daerah pada lini mempunyai waktu yang sama.
Efisiensi dihitung dengan rumus:
100 .
E
1
x S
n Si
m n
i
∑
=
=
Dimana: E = efisiensi lintasan perakitan Sm = waktu stasiun yang paling maksimum dalam lintasan
n = jumlah stasiun kerja
S
i
= waktu masing-masing stasiun i = 1,2,…,n
2. Balance delay dapat dihitung untuk memberikan gambaran apakah telah
tercapai keseimbangan yang baik atau belum, yakni dengan rumus sebagai berikut:
Sm n
Si Sm
n D
n i
. .
1
∑
=
− =
Dimana: D = balance delay Sm = waktu stasiun yang paling maksimum dalam lintasan
n = jumlah stasiun kerja
S
i
= waktu masing-masing stasiun i = 1,2,…,n
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Metode Helgeson dan Birnie