Metode Simulasi Metode Pengajaran yang Humanis

66 kehidupan. Keteladanan menjadi hal yang perlu dimiliki oleh guru terkait dengan metode ini. Hamd mengatakan bahwa “pendidik itu besar di mata anak didiknya, apa yang dilihat dari gurunya akan ditirunya, karena anak didik akan meniru dan meneladani apa yang dilihat dari gurunya, maka wajiblah guru memberikan teladan yang baik . ” 34 Mendidik dengan contoh keteladanan adalah satu metode pembelajaran yang dianggap besar pengaruhnya. Segala yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dalam kehidupannya, merupakan cerminan kandungan al-Quran secara utuh.

2. Metode Eksperimen

a. Hadits dan Terjemahannya 35 ―Adam menyampaikan kepada kami, dia berkata, Syu‘bah menceritakan kepada kami, bahwa Hakam menceritakan kepada kami dari Dzar dari Sa‘id bin Abdurrahman bin Abra dari ayahnya, dia berkata seorang laki-laki datang kepada Umar ibn Khattab, maka katanya saya sedang janabat dan tidak menemukan air, kata Ammar ibn Yasir kepada Umar ibn Khattab, tidakkah anda ingat ketika saya dan anda dalam sebuah perjalanan, ketika itu anda belum salat, sedangkan saya berguling-guling di tanah, kemudian saya salat. Saya menceritakannya kepada Rasul saw. kemudian Rasulullah saw. bersabda: ‖Sebenarnya anda cukup begini‖. Rasul memukulkan kedua 34 Muhammad Hamd Ibrahim, Maal Muallimiin, terj. Ahmad Syaikhu, Jakarta: Darul Haq, 2002, h. 27. 35 Imam Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah Ibn Bardizbah al- Ja’fi al-Bukhari, op.cit, juz I, no. 4, h. 92. 67 telapak tangannya ke tanah dan meniupnya kemudian mengusapkan keduanya pada wajah. ‖ 36 b. Pemahaman Hadits Hadits ini berkenaan ketika sahabat Rasulullah saw melakukan upaya atau percobaan pensucian diri dengan berguling di tanah ketika mereka tidak menemukan air untuk mandi janabat. Pada akhirnya Rasulullah saw memperbaiki eksperimen mereka dengan mencontohkan tata cara bersuci menggunakan debu, yaitu Rasulullah memukulkan kedua telapak tangannya ke tanah dan meniupnya kemudian mengusapkan keduanya pada wajah. Hal ini menunjukkan bahwa para sahabat sejak dahulu juga telah mengenal metode eksperimen, dan Rasulullah saw membetulkan eksperimen mereka dengan cara demonstrasi. Dalam metode eksperimen, seorang guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik, mental, dan emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih keterampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap siswa karena pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif. Seperti yang dinyatakan Carl Rogers, tujuan pendidikan adalah dan haruslah dapat membuat siswa berkembang terhadap seluruh kemampuan yang dimilikinya. Karena dengan kemampuan itulah siswa dapat hidup dan survive dalam kehidupannya. Dalam bukunya, Freedom to Learn, Rogers menyatakan bahwa “belajar yang bemakna diperoleh siswa dengan melakukannya. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab terhadap proses belajar itu. ” 37 Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar 36 Imam Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani, op.cit, h. 576. 37 Carl Rogers, op.cit., h. 44. 68 siswa untuk belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran. Pentingnya menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran yaitu karena dengan eksperimen akan membuat peserta didik mengetahui sesuatu hal yang mereka belum ketahui. Kelebihan metode eksperimen antara lain sebagai berikut: 1 Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku. 2 Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi menjelajahi tentang ilmu dan teknologi. 3 Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. 4 Anak didik memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen 5 Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan untuk percobaan. 6 Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah 7 Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif, realitas dan menghilangkan verbalisme. 38 Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata. Pengajaran yang berhasil adalah pengajaran dimana anak-anak didik aktif di dalamnya. Ini tidak terjadi, kecuali jika mereka diberi kesempatan untuk mencoba sendiri dan mendapat pengalaman secara pribadi. Maka dapat disimpulkan bahwa hadits ini sesuai dengan konsep 38 Saiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000, h. 50. 69 pendidikan yang humanis. Metode eksperimen bertujuan agar terlaksananya pembelajaran dengan melibatkan seluruh aspek perkembangan peserta didik, memberikan kebebasan kepada peserta didik agar dapat mengembangkan seluruh kemampuan pikiran dan inderanya dalam belajar.

3. Metode Tukar Informasi Diskusi

a. Hadits dan Terjemahannya 39 ―Menceritakan kepada kami Abu Yaman, telah mengabarkan kepada kami Syu‘aib dari Zuhri, berkata Abu Abdillah, dan berkata Ibnu Wahab, mengabarkan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab dari Ubaidillah bin Abdillah bin Abi Tsaur dari Abdillah bin Abbas dari Umar, ia berkata, ―Saya dan tetangga saya dari golongan Anshar di daerah Bani Umayyah bin Zaid —salah satu desa di Madinah— saling bergantian mendatangi Rasulullah saw, dimana dia datang pada suatu hari dan aku datang kepada beliau pada hari yang lain. Jika aku mendatangi beliau, maka aku minta khabar tentang wahyu yang turun pada hari itu dan lainnya, begitu juga bila dia yang mendatangi Rasulullah. Kemudian pada hari gilirannya mendatangi Rasulullah dia mengetuk pintu rumahku dengan keras dan berkata, ‘Apakah ada dia?‘ Aku terkejut dan keluar menemuinya, lalu ia berkata, ‘Telah te rjadi peristiwa besar…‘ Umar berkata, Kemudian aku mendatangi Hafshah, ternyata dia menangis. Maka aku bertanya apakah Rasulullah 39 Imam Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah Ibn Bardizbah al- Ja’fi al-Bukhari, op.cit, juz I, no. 27, h. 33. 70 menceraikanmu? Hafshah menjawab, ‘Saya tidak tahu‘ Lalu aku Umar mendatangi Rasulullah dan berkata –sedangkan aku berdiri-, ‘Apakah engkau menceraikan istri-istrimu?‘ Beliau berkata, ‘Tidak‘ Maka ak u mengatakan ‘Allah Maha Besar‘.‖ 40 b. Pemahaman Hadits Perkataan Umar, “Aku bersama tetanggaku saling bertukar apa yang ditu runkan kepada Rasulullah,‖ mengisyaratkan bahwa mereka selalu melakukan tukar menukar informasi dan saling mengajari mengenai wahyu yang diberikan Allah kepada Rasul. Tetangga yang dimaksud adalah Utban bin Malik Ibnu Al-Qasthalani. 41 Hadits ini menganjurkan kepada manusia untuk menuntut ilmu, juga anjuran untuk menanyakan sesuatu yang terlewatkan karena ketidakhadirannya pada saat itu. Tukar informasi antara dua orang atau lebih untuk menyelesaikan suatu persoalan dapat dikatakan sebuah diskusi. Kata diskusi berasal dari bahasa Latin yaitu “discussus” yang berarti “to examine”, “investigate” memeriksa, menyelidik. Secara umum diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah. Metode ini sering digunakan Rasulullah saw bersama para sahabat terutama untuk mencari kata sepakat. Rasulullah saw adalah orang yang paling banyak berdiskusi, meskipun pada dasarnya beliau memiliki wewenang untuk membuat keputusan sendiri. Tetapi, sebagai bentuk rasa keguruan yang terdapat padanya, beliau tidak merasa bosan bahkan sering mengadakan diskusi dengan para sahabat, apabila ada persoalan bersama. Metode diskusi dalam belajar mengajar merupakan salah satu 40 Imam Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani, op.cit, h. 356. 41 Ibid, h. 357.