Komponen Pendidikan Humanis Pendidikan Humanis

22 metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Jalan mencapai tujuan ini bermakna ditempatkan pada posisi sebagai cara untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu atau tersistematisasikannya. Dengan pengertian tersebut berarti metode lebih memperlihatkan sebagai alat untuk mengolah dan mengemban suatu gagasan. 28 Zakiah Daradjat menjelaskan, ”metode mengajar adalah sistem penggunaan teknik-teknik di dalam interaksi dan komunikasi antara guru dan murid dalam pelaksanaan program belajar-mengajar sebagai proses pendidikan. ” 29 Metode pembelajaran bersifat prosedural, artinya menggambarkan prosedur bagaimana mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, tepat bila dikatakan bahwa setiap metode pembelajaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen dari metode itu. Adapun prinsip-prinsip dalam memilih metode mengajar menurut Engkoswara yaitu: 1 Asas maju berkelanjutan continuous progress yang artinya memberi kemungkinan kepada murid untuk mempelajari sesuatu sesuai dengan kemampuannya. 2 Penekanan pada belajar sendiri, artinya anak-anak diberi kesempatan untuk mempelajari dan mencari sendiri bahan pelajaran lebih banyak lagi dari pada yang diberikan oleh guru. 3 Bekerja secara tim, dimana anak-anak dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan yang memungkinkan anak bekerja sama. 4 Multidisipliner, yaitu memungkinkan anak-anak untuk mempelajari sesuatu meninjau dari berbagai sudut. 5 Fleksibel, yaitu dapat dilakukan menurut keperluan dan keadaan. 30 Pendekatan humanisme menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu, metode pembelajaran humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa. Sehingga para pendidik 28 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, cet. I, h. 91. 29 Zakiah Daradjat, op.cit, h. 41. 30 Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bina Aksara, 1988, h. 46. 23 diharapkan dalam pembelajaran lebih menekankan nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan suatu proses pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan hasil belajar yang dicapai siswa. Kesesuaian antara materi pelajaran dan metode pengajaran merupakan faktor penting dalam keterbukaan dan kesediaan anak untuk belajar. Penggunaan kata-kata sukar dan samar dalam mengajar anak didik membaca dan menulis, atau menggunakan metode yang gersang dalam mengajar, akan memalingkan anak dari materi pelajaran, serta menimbulkan kebosanan dalam diri mereka. 31 Menyusun materi pengajaran, kegiatan belajar, atau situasi belajar, jangan memandang kepada guru dari seginya sendiri, akan tetapi harus dipandang kepadanya dari segi murid yang ditujukan kepadanya proses belajar. Dengan demikian pengajaran akan mempunyai bekas yang kekal dalam diri anak didik. Agar dapat para guru mencapai hal tersebut, perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini: 1 Tujuan harus jelas dalam pikiran anak didik 2 Materi pengajaran harus mempunyai arti bagi anak didik 3 Menyusun materi pengajaran, dan berbagai kegiatan pengajaran dalam bentuk satuan pelajaran dan sekitar masalah-masalah yang sesuai dengan anak-anak didik. 4 Pembagian kegiatan dan materi pengajaran secara baik 5 Pengikutsertaan anak didik dalam membuat langkah-langkah dan merangsang sebanyak mungkin kegiatan mereka. 32 Dalam pada itu, metode-metode pembelajaran yang humanis antara lain adalah sebagai berikut: 31 Zakiah Daradjat, loc.cit, h. 18. 32 Ibid, h. 28. 24 1 Guru menyediakanmemberikan sumber Salah satu strategi mengajar yang disarankan Rogers adalah memberi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat mendukung dan membimbing pengalaman belajar mereka. Sumber- sumber tersebut dapat meliputi materi pengajaran yang biasa, seperti buku, bimbingan referensi, dan alat-alat bantuan listrik misalnya kalkulator, komputer. Sumber dapat juga meliputi orang, seperti anggota masyarakat yang mempunyai satu bidang minat atau ahli yang bersedia mengungkapkan pengalaman-pengalamannya kepada siswa. Guru-guru dapat juga sebagai sumber dengan pengetahuan dan pengalaman keterampilan yang tersedia untuk siswa jika diperlukan. 33 2 Simulasi Simulasi berasal dari kata “simulate” yang memiliki arti pura-pura atau berbuat seolah- olah. Dan juga “simulation” yang berarti tiruan atau perbuatan yang hanya berpura-pura saja. Simulasi sebagai jenis pengalaman belajar merupakan miniatur atau model yang mewakili situasi nyata. Penekanan dalam metode simulasi adalah pada kemampuan siswa untuk berimitasi sesuai dengan objek yang diperankan. Pada titik finalnya diharapkan siswa mampu untuk mendapatkan kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya. Dalam simulasi apa yang didemonstrasikan harus memiliki pesan moral yang sesuai dengan tingkatan cara berfikir siswa, sehingga pemahaman mereka terhadap kejadian yang diperagakan tidak terhalang oleh apresiasi dan imajinasi mereka. Penekanan dalam simulasi pendemonstrasian harus disesuaikan dengan para pelakunya. 34 Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi merupakan bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajaran simulasi. Metode ini menuntut lebih banyak aktivitas 33 Carl Rogers, op. cit, h. 27. 34 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, h. 183. 25 siswa. Siswa terlibat dan merasa bahwa mereka belajar tentang situasi kehidupan nyata. Tanggung jawab untuk pelaksanaan simulasi di tangan para siswa setelah guru memperkenalkan itu. Metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual, bahan pembelajaran dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial, maupun masalah-masalah sosial. 3 Menggunakan kontrak belajar Learning contracts kontrak belajar merupakan metode pembelajaran individual untuk mengembangkan tanggung jawab siswa. Kontrak belajar ialah metode yang menjadikan aturan sebagai suatu kontrak dalam belajar yang diciptakan sendiri atas dasar kesepakatan. Tentunya antara pihak pendidik dan pihak yang dididik. Siswa dilibatkan langsung ketika proses pembuatan kontrak belajar. Metode ini memungkinkan percepatan individu sehingga siswa dapat belajar pada tingkat di mana mereka bisa menguasai suatu materi. Kontrak belajar dapat didesain sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar dengan materi atau bahan yang mengandung konsep dan pengetahuan yang cocok dengan kecakapan mereka dan pengalamannya. Metode ini memfokuskan pada individu, namun demikian kontrak belajar juga memberikan keuntungan bagi siswa untuk bekerja pada kelompok kecil. Ketika siswa menggunakan kontrak belajar, guru terlebih dulu menjelaskan tujuan belajar yang harus dicapai oleh siswa. Saat siswa sudah terbiasa dengan metode ini, guru dapat memilih untuk melibatkan mereka pada penyusunan tujuan belajar. Memusatkan pekerjaan anak didik pada mendengar saja, adalah perbuatan yang tidak akan membawa hasil. Guru harus mengetahui bahwa perbuatannya mengikutsertakan anak-anak didik dalam perencanaan dan pelaksanaan, sebenarnya melatih mereka untuk mendapatkan keterampilan yangdiperlukan dalam hidup, di samping membiasakan mereka aktif dalam tindakan-tindakannya, bukan pasif. 35 35 Zakiah Daradjat, op.cit, h. 33. 26 Metode kontrak belajar dapat sangat memotivasi siswa, yaitu membuat siswa menjadi makin mandiri, belajar menggunakan sumber atau referensi untuk kepentingan mereka, bangga akan kemampuannya untuk mengajar diri mereka sendiri dan berbagi pembelajaran baru dengan yang lainnya. 4 Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan. 36 Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang sifatnya partisipatif, mengedepankan proses pengalaman. Guru dalam pembelajaran inkuiri menimbulkan masalah dan berfungsi sebagai sumber daya bagi siswa dalam solusi mereka dari masalah. Siswa dengan demikian berfungsi sebagai ilmuwan. Metode inkuiri memberikan keuntungan bagi siswa untuk mengalami dan menjalani proses di mana mereka dapat mengumpulkan informasi terkait lingkungan sekitar mereka. Hal tersebut memerlukan tingkat interaksi yang cukup tinggi antara siswa, guru, ketersediaan bahan, dan lingkungan belajar. Dalam pembelajaran inkuiri siswa akan terlibat aktif pada proses pembelajaran di mana mereka dapat: a bertindak berdasarkan rasa ingin tahu dan ketertarikan b mengembangkan pertanyaan-pertanyaan c memikirkan berbagai cara melalui kontroversi dan permasalahan- permasalahan d melihat masalah secara analitik e menemukan persepsi mereka dan apa yang mereka ingin segera ketahui f mengembangkan, mengklarifikasi, dan menguji hipotesis 36 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008,h. 191. 27 g menarik kesimpulan dan menggeneralisasikan pemecahan masalah yang memungkinkan. Bertanya merupakan pokok pembelajaran inkuiri. Siswa harus mengajukan pertanyaan yang relevan dan mengembangkan cara untuk mencari jawaban dan menggeneralisasikan penjelasan. Menurut Sri Esti, ia mengutip pendapat Rogers, bahwa pembelajaran inkuiri yaitu pembelajaran dimana siswa mencari jawaban terhadap pertanyaan yang riil, membuat penemuan autonomous bebas, dan menjadi pencetus dalam belajar atas inisiatifnya sendiri. 37 Penekanannya yaitu pada proses berpikir sebagaimana penerapannya terhadap interaksi siswa dengan isu-isu, data, topik, konsep, bahan, dan masalah. Pada metode ini, diupayakan agar siswa berpikir divergen. Kemampuan berpikir tersebut diperlukan untuk melakukan elaborasi pada pertanyaan- pertanyaan yang diberikan kepada siswa. Metode pendidikan yang konvensional membuat anak-anak kurang otonom, kurang terbuka, dan kurang empiris. Metode inkuiri membuat siswa berpikir independen dan terbuka, serta baru, pemahaman yang lebih dalam, dan lebih kekal. 5 Pembagian Kelompok Metode pembelajaran dengan pembagian kelompok merupakan salah satu metode yang efektif. Dalam metode ini, para siswa bekerja secara kelompok dan mengurangi peran guru yang terkadang terlalu dominan dalam mengajar. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa yang ada dikelas, dengan cara ini diharapkan siswa dapat menjadi lebih kreatif dan aktif. Metode pembelajaran ini melibatkan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat atau memecahkan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran menggunakan metode ini merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif. Metode pembelajaran dengan pembagian 37 Sri Esti Wuryani Djiwandono, op.cit, h. 187. 28 kelompok dapat meningkatkan siswa dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah dan meningkatkan rasa kebersamaan diantara siswa. Metode ini sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang tidak diketahuinya. 38 Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Karena dalam proses pembelajaran, penting bagi siswa untuk belajar bekerja sama, saling membantu, dan menerima sudut- sudut pandang yang berbeda. 6 Reinforcement Imbalan dan Hukuman Masalah imbalan dan hukuman berhubungan dengan cara menimbulkan minat anak didik terhadap proses belajar. Banyak guru yang menggunakan hadiah atau hukuman sebagai cara untuk mendorong anak didik untuk belajar. Alasan mereka dalam hal itu adalah bahwa anak memerlukan rasa harga diri dan keberhasilan untuk melanjutkan kemajuannya. Hendaknya guru mengetahui bahwa keberhasilan anak didik dalam proses belajar itu sendiri, merupakan imbalan, karena anak didik merasa lega dan puas terhadap dirinya, hal itu akan membawa kepada kemajuan yang berkelanjutan. 39 Jelaslah bahwa metode-metode belajar yang humanis tersebut gaya mengajarnya didasarkan pada hubungan-hubungan interpersonal yang ramah dan terbuka antara guru dengan para siswanya. Dengan metode pembelajaran yang humanis ini membuat para siswa terbuka kepada guru dalam belajar, siswa dapat mempercayai guru dan siswa akan dengan senang meminta nasehat-nasehat kepada gurunya tanpa rasa takut dan enggan. 38 Nina Herlina, Metode Pembelajaran Kelompok, 2013, http:herlinanina22.blogspot.com 201302metode-pembelajaran-kelompok.html. 39 Zakiah Daradjat, op.cit, h. 24. 29

6. Pendidikan Humanis dalam Pandangan Beberapa Tokoh

a. Arthur W. Combs Teori belajar Arthur W. Combs dikenal dengan meaning makna atau arti. Menurutnya, belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu, guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan siswa. Sehingga siswa belajar sesuai dengan apa yang diinginkan tanpa adanya paksaan sedikit pun. Anak yang tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain hanyalah dari ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. 40 Combs berpendapat bahwa seorang guru harus lebih memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa diri siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya. Menurut Combs, dalam prakteknya teori humanistik cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Pembelajaran berdasarkan teori humanistik cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, 40 Dadang, Teori Belajar Humanisme Arthur W. Combs Meaning; Makalah Ilmu Pendidikan dan Perpustakaan, 2011, 2013, http:makalahilmupendidikandanperpustakaan.blogspot.com 201107teori-belajar-humanisme-arthur-w-combs.html. 30 berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. b. Carl Rogers Rogers adalah seorang psikolog humanis yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran. Tujuan pendidikan adalah dan haruslah dapat membuat siswa berkembang terhadap seluruh kemampuan yang dimilikinya. Karena dengan kemampuan itulah siswa dapat hidup dan bertahan dalam kehidupannya —dalam dunia yang cepat berubah, yang ditandai dengan ketegangan antara ras, bangsa dan kelompok lain. Orang yang benar-benar berguna adalah orang yang dapat dengan mudah beradaptasi dan memahami bagaimana caranya memahami segala sesuatu. 41 Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran. Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip- prinsip dasar humanistik yang penting diantaranya ialah : 1 Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami. 2 Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri. 3 Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya. 4 Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil. 5 Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar. 41 Carl Rogers, op. cit, h. 44. 31 6 Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya. 7 Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu. 8 Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari. 9 Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengkritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting. 10 Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu. c. Abdul Munir Mulkhan Konsep pendidikan humanis Abdul Munir Mulkhan mencakup tiga pembahasan, yaitu hakikat manusia, hakikat pendidikan humanis, dan ranah pendidikan humanis. Dalam pandangan Mulkhan, manusia merupakan makhluk yang unik, keunikan manusia terletak di dalam kemampuannya memproduksi kebudayaan. Hakikat pendidikan humanis dimaknai sebagai proses peneguhan keunikan manusia, proses akumulasi pengalaman dan proses penyadaran, karenanya praktik pendidikan harus didasari konsep kebermaknaan manusia secara unik. Ranah pendidikan humanis menurut Mulkhan mencakup aspek kebijakan dan strategi pendidikan, otonomi pendidikan, peran dan orientasi pendidikan, fungsi sekolah dan lingkungan, tugas dan tanggung jawab pendidik, dan metode pembelajaran garden learning dan natural learning. d. Ki Hajar Dewantara Ki Hajar Dewantara melihat manusia lebih pada sisi kehidupan psikologisnya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, rasa dan karsa. Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan 32 semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia. Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual belaka hanya akan menjauhkan peserta didik dari masyarakatnya. Dari titik pandang sosio-antropologis, kekhasan manusia yang membedakannya dengan makhluk lain adalah bahwa manusia itu berbudaya, sedangkan makhluk lainnya tidak berbudaya. Maka salah satu cara yang efektif untuk menjadikan manusia lebih manusiawi adalah dengan mengembangkan kebudayaannya. Ki Hajar Dewantara membedakan antara sistem pengajaran dan pendidikan. Mendidik dalam arti yang sesungguhnya adalah proses memanusiakan manusia humanisasi, yakni pengangkatan manusia ke taraf insani. Pendidikan adalah segala pemeliharaan lahir dan batin terhadap anak-anak untuk dapat memajukan kehidupan lahir atau jasmani dan batin atau rohani. Di dalam mendidik ada pembelajaran yang merupakan komunikasi eksistensi manusiawi yang otentik kepada manusia, untuk dimiliki, dilanjutkan dan disempurnakan. Ajaran kepemimpinan Ki Hajar Dewantara yang sangat popular di kalangan masyarakat adalah Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. e. Abraham Maslow Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan needs manusia menjadi tujuh hierarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya. Satu konsep yang diperkenalkan Maslow adalah perbedaan antara deficiency needs dan growth needs. Deficiency needs rasa aman, cinta dan harga diri adalah menyangkut fisik dan psikis. Kebutuhan ini harus dipuaskan, tetapi sekali dipuaskan, motivasi seseorang untuk kebutuhan ini hilang. Sebaliknya, growth needs seperti kebutuhan untuk ingin tahu dan mengerti, kebutuhan untuk keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri tidak pernah dipuaskan seluruhnya. 42 42 Sri Esti Wuryani Djiwandono, op. cit, h. 345. 33 Self actualization menurut istilah Maslow ialah pemenuhan dirinya sendiri dan realisasi dari potensi pribadi. Aktualisasi diri self actualization didefinisikan sebagai keinginan untuk menjadi apapun yang ingin dia lakukan. Maslow menempatkan self actualization paling atas dari hierarki kebutuhan manusia. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Di sekolah, deficiency needs yang paling penting adalah kebutuhan siswa untuk dicintai dan dihargai. Jika siswa merasa tidak dicintai dan dihargai dan dianggap tidak mampu, mereka tidak mempunyai motivasi kuat untuk mencapai tujuan growth needs, seperti ingin mencari pengetahuan lebih lanjut untuk dirinya sendiri, atau kreatif dan terbuka untuk ide-ide baru dari orang lain. Seorang guru yang dapat membuat siswa merasa senang, merasa diterima, dihargai sebagai individu dan dicintai, mungkin akan membuat mereka ingin belajar dan kreatif terhadap ide-ide baru. 43

B. Hadits

1. Pengertian Hadits

Secara etimologi hadits adalah kata benda isim dari kata al-Tahdits yang diartikan al-Ikhbar, yakni pemberitaan, kemudian menjadi termin nama suatu perkataan, perbuatan, dan persetujuan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. Pemberitaan yang merupakan makna dari kata hadits sudah dikenal orang Arab sejak J ahiliyah yaitu untuk menunjuk “hari-hari yang popular” dengan nama al-Ahadits. 44 Demikian juga kata Hadits juga berasal dari akar kata: Yang memiliki beberapa makna, diantaranya: 43 Ibid., h. 348. 44 Majid Khon, dkk., Ulumul Hadits, Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Syarif Hidayatullah, 2005, h. 2.