Komponen Pendidikan Humanis Pendidikan Humanis
22
metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Jalan mencapai tujuan ini bermakna ditempatkan pada posisi
sebagai cara untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu atau tersistematisasikannya. Dengan
pengertian tersebut berarti metode lebih memperlihatkan sebagai alat untuk mengolah dan mengemban suatu gagasan.
28
Zakiah Daradjat menjelaskan, ”metode mengajar adalah sistem penggunaan teknik-teknik di dalam interaksi dan komunikasi antara guru
dan murid dalam pelaksanaan program belajar-mengajar sebagai proses pendidikan.
”
29
Metode pembelajaran bersifat prosedural, artinya menggambarkan
prosedur bagaimana
mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, tepat bila dikatakan bahwa setiap metode pembelajaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen
dari metode itu. Adapun prinsip-prinsip dalam memilih metode mengajar menurut
Engkoswara yaitu: 1
Asas maju berkelanjutan continuous progress yang artinya memberi kemungkinan kepada murid untuk mempelajari sesuatu
sesuai dengan kemampuannya. 2
Penekanan pada belajar sendiri, artinya anak-anak diberi kesempatan untuk mempelajari dan mencari sendiri bahan
pelajaran lebih banyak lagi dari pada yang diberikan oleh guru. 3
Bekerja secara tim, dimana anak-anak dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan yang memungkinkan anak bekerja sama.
4 Multidisipliner, yaitu memungkinkan anak-anak untuk mempelajari
sesuatu meninjau dari berbagai sudut. 5
Fleksibel, yaitu dapat dilakukan menurut keperluan dan keadaan.
30
Pendekatan humanisme menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk
itu, metode pembelajaran humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa. Sehingga para pendidik
28
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, cet. I, h. 91.
29
Zakiah Daradjat, op.cit, h. 41.
30
Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bina Aksara, 1988, h. 46.
23
diharapkan dalam pembelajaran lebih menekankan nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan kreativitas untuk
diaplikasikan dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan suatu proses pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan hasil
belajar yang dicapai siswa. Kesesuaian antara materi pelajaran dan metode pengajaran
merupakan faktor penting dalam keterbukaan dan kesediaan anak untuk belajar. Penggunaan kata-kata sukar dan samar dalam mengajar anak didik
membaca dan menulis, atau menggunakan metode yang gersang dalam mengajar, akan memalingkan anak dari materi pelajaran, serta
menimbulkan kebosanan dalam diri mereka.
31
Menyusun materi pengajaran, kegiatan belajar, atau situasi belajar, jangan memandang kepada guru dari seginya sendiri, akan tetapi harus
dipandang kepadanya dari segi murid yang ditujukan kepadanya proses belajar. Dengan demikian pengajaran akan mempunyai bekas yang kekal
dalam diri anak didik. Agar dapat para guru mencapai hal tersebut, perlu memperhatikan
prinsip-prinsip berikut ini: 1
Tujuan harus jelas dalam pikiran anak didik 2
Materi pengajaran harus mempunyai arti bagi anak didik 3
Menyusun materi pengajaran, dan berbagai kegiatan pengajaran dalam bentuk satuan pelajaran dan sekitar masalah-masalah yang sesuai
dengan anak-anak didik. 4
Pembagian kegiatan dan materi pengajaran secara baik 5
Pengikutsertaan anak didik dalam membuat langkah-langkah dan merangsang sebanyak mungkin kegiatan mereka.
32
Dalam pada itu, metode-metode pembelajaran yang humanis antara lain adalah sebagai berikut:
31
Zakiah Daradjat, loc.cit, h. 18.
32
Ibid, h. 28.
24
1 Guru menyediakanmemberikan sumber
Salah satu strategi mengajar yang disarankan Rogers adalah memberi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat
mendukung dan membimbing pengalaman belajar mereka. Sumber- sumber tersebut dapat meliputi materi pengajaran yang biasa, seperti
buku, bimbingan referensi, dan alat-alat bantuan listrik misalnya kalkulator, komputer. Sumber dapat juga meliputi orang, seperti
anggota masyarakat yang mempunyai satu bidang minat atau ahli yang bersedia mengungkapkan pengalaman-pengalamannya kepada siswa.
Guru-guru dapat juga sebagai sumber dengan pengetahuan dan pengalaman keterampilan yang tersedia untuk siswa jika diperlukan.
33
2 Simulasi
Simulasi berasal dari kata “simulate” yang memiliki arti pura-pura atau berbuat seolah-
olah. Dan juga “simulation” yang berarti tiruan atau perbuatan yang hanya berpura-pura saja.
Simulasi sebagai jenis pengalaman belajar merupakan miniatur atau model yang mewakili situasi nyata. Penekanan dalam metode
simulasi adalah pada kemampuan siswa untuk berimitasi sesuai dengan objek yang diperankan. Pada titik finalnya diharapkan siswa mampu
untuk mendapatkan kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya.
Dalam simulasi apa yang didemonstrasikan harus memiliki pesan moral yang sesuai dengan tingkatan cara berfikir siswa, sehingga
pemahaman mereka terhadap kejadian yang diperagakan tidak terhalang oleh apresiasi dan imajinasi mereka. Penekanan dalam
simulasi pendemonstrasian
harus disesuaikan
dengan para
pelakunya.
34
Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi merupakan bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui
pembelajaran simulasi. Metode ini menuntut lebih banyak aktivitas
33
Carl Rogers, op. cit, h. 27.
34
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, h. 183.
25
siswa. Siswa terlibat dan merasa bahwa mereka belajar tentang situasi kehidupan nyata. Tanggung jawab untuk pelaksanaan simulasi di
tangan para siswa setelah guru memperkenalkan itu. Metode ini dapat digunakan
dalam pembelajaran
berbasis kontekstual,
bahan pembelajaran dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial,
maupun masalah-masalah sosial. 3
Menggunakan kontrak belajar Learning contracts kontrak belajar merupakan metode
pembelajaran individual untuk mengembangkan tanggung jawab siswa. Kontrak belajar ialah metode yang menjadikan aturan sebagai
suatu kontrak dalam belajar yang diciptakan sendiri atas dasar kesepakatan. Tentunya antara pihak pendidik dan pihak yang dididik.
Siswa dilibatkan langsung ketika proses pembuatan kontrak belajar. Metode ini memungkinkan percepatan individu sehingga siswa
dapat belajar pada tingkat di mana mereka bisa menguasai suatu materi. Kontrak belajar dapat didesain sedemikian rupa sehingga siswa
dapat belajar dengan materi atau bahan yang mengandung konsep dan pengetahuan
yang cocok
dengan kecakapan
mereka dan
pengalamannya. Metode ini memfokuskan pada individu, namun demikian kontrak belajar juga memberikan keuntungan bagi siswa
untuk bekerja pada kelompok kecil. Ketika siswa menggunakan kontrak belajar, guru terlebih dulu
menjelaskan tujuan belajar yang harus dicapai oleh siswa. Saat siswa sudah terbiasa dengan metode ini, guru dapat memilih untuk
melibatkan mereka pada penyusunan tujuan belajar. Memusatkan pekerjaan anak didik pada mendengar saja, adalah
perbuatan yang tidak akan membawa hasil. Guru harus mengetahui bahwa perbuatannya mengikutsertakan anak-anak didik dalam
perencanaan dan pelaksanaan, sebenarnya melatih mereka untuk mendapatkan keterampilan yangdiperlukan dalam hidup, di samping
membiasakan mereka aktif dalam tindakan-tindakannya, bukan pasif.
35
35
Zakiah Daradjat, op.cit, h. 33.
26
Metode kontrak belajar dapat sangat memotivasi siswa, yaitu membuat siswa menjadi makin mandiri, belajar menggunakan sumber
atau referensi untuk kepentingan mereka, bangga akan kemampuannya untuk mengajar diri mereka sendiri dan berbagi pembelajaran baru
dengan yang lainnya. 4
Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu
masalah yang dipertanyakan.
36
Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang sifatnya partisipatif, mengedepankan proses pengalaman. Guru dalam
pembelajaran inkuiri menimbulkan masalah dan berfungsi sebagai sumber daya bagi siswa dalam solusi mereka dari masalah. Siswa
dengan demikian berfungsi sebagai ilmuwan. Metode inkuiri memberikan keuntungan bagi siswa untuk
mengalami dan
menjalani proses
di mana
mereka dapat
mengumpulkan informasi terkait lingkungan sekitar mereka. Hal tersebut memerlukan tingkat interaksi yang cukup tinggi antara siswa,
guru, ketersediaan bahan, dan lingkungan belajar. Dalam pembelajaran inkuiri siswa akan terlibat aktif pada proses
pembelajaran di mana mereka dapat: a
bertindak berdasarkan rasa ingin tahu dan ketertarikan b
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan c
memikirkan berbagai cara melalui kontroversi dan permasalahan- permasalahan
d melihat masalah secara analitik
e menemukan persepsi mereka dan apa yang mereka ingin segera
ketahui f
mengembangkan, mengklarifikasi, dan menguji hipotesis
36
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008,h. 191.
27
g menarik kesimpulan dan menggeneralisasikan pemecahan masalah
yang memungkinkan. Bertanya merupakan pokok pembelajaran inkuiri. Siswa harus
mengajukan pertanyaan yang relevan dan mengembangkan cara untuk mencari jawaban dan menggeneralisasikan penjelasan. Menurut Sri
Esti, ia mengutip pendapat Rogers, bahwa pembelajaran inkuiri yaitu pembelajaran dimana siswa mencari jawaban terhadap pertanyaan yang
riil, membuat penemuan autonomous bebas, dan menjadi pencetus dalam belajar atas inisiatifnya sendiri.
37
Penekanannya yaitu pada proses berpikir sebagaimana penerapannya terhadap interaksi siswa
dengan isu-isu, data, topik, konsep, bahan, dan masalah. Pada metode ini, diupayakan agar siswa berpikir divergen. Kemampuan berpikir
tersebut diperlukan untuk melakukan elaborasi pada pertanyaan- pertanyaan yang diberikan kepada siswa.
Metode pendidikan yang konvensional membuat anak-anak kurang otonom, kurang terbuka, dan kurang empiris. Metode inkuiri membuat
siswa berpikir independen dan terbuka, serta baru, pemahaman yang lebih dalam, dan lebih kekal.
5 Pembagian Kelompok
Metode pembelajaran dengan pembagian kelompok merupakan salah satu metode yang efektif. Dalam metode ini, para siswa bekerja
secara kelompok dan mengurangi peran guru yang terkadang terlalu dominan dalam mengajar. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok
sesuai dengan jumlah siswa yang ada dikelas, dengan cara ini diharapkan siswa dapat menjadi lebih kreatif dan aktif. Metode
pembelajaran ini melibatkan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat atau memecahkan masalah
sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran menggunakan metode ini merupakan pembelajaran
yang bersifat interaktif. Metode pembelajaran dengan pembagian
37
Sri Esti Wuryani Djiwandono, op.cit, h. 187.
28
kelompok dapat meningkatkan siswa dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah
dan meningkatkan
rasa kebersamaan diantara siswa. Metode ini sangat efektif untuk menolong
siswa mencari jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang tidak diketahuinya.
38
Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses
kelompok. Karena dalam proses pembelajaran, penting bagi siswa untuk belajar bekerja sama, saling membantu, dan menerima sudut-
sudut pandang yang berbeda. 6
Reinforcement Imbalan dan Hukuman Masalah imbalan dan hukuman berhubungan dengan cara
menimbulkan minat anak didik terhadap proses belajar. Banyak guru yang menggunakan hadiah atau hukuman sebagai cara untuk
mendorong anak didik untuk belajar. Alasan mereka dalam hal itu adalah bahwa anak memerlukan rasa harga diri dan keberhasilan untuk
melanjutkan kemajuannya. Hendaknya guru mengetahui bahwa keberhasilan anak didik dalam proses belajar itu sendiri, merupakan
imbalan, karena anak didik merasa lega dan puas terhadap dirinya, hal itu akan membawa kepada kemajuan yang berkelanjutan.
39
Jelaslah bahwa metode-metode belajar yang humanis tersebut gaya mengajarnya didasarkan pada hubungan-hubungan interpersonal yang
ramah dan terbuka antara guru dengan para siswanya. Dengan metode pembelajaran yang humanis ini membuat para siswa terbuka kepada guru
dalam belajar, siswa dapat mempercayai guru dan siswa akan dengan senang meminta nasehat-nasehat kepada gurunya tanpa rasa takut dan
enggan.
38
Nina Herlina, Metode Pembelajaran Kelompok, 2013, http:herlinanina22.blogspot.com 201302metode-pembelajaran-kelompok.html.
39
Zakiah Daradjat, op.cit, h. 24.
29