Sikap yang Apa Adanya
63
26
―Menyampaikan kepada kami Muhammad ibn Muşanna, katanya hadis dari Abdul Wahhab katanya Ayyub dari Abi Qilabah katanya hadis dari
Malik. Kami mendatangi Rasulullah saw dan kami pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama dua puluh hari dan
malam. Rasulullah saw adalah seorang yang penyayang dan memiliki sifat lembut. Ketika beliau menduga kami ingin pulang dan rindu pada
keluarga, beliau menanyakan tentang orang-orang yang kami tinggalkan dan kami memberitahukannya. Beliau bersabda; kembalilah
bersama keluargamu dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan suruhlah mereka. Beliau menyebutkan hal-hal yang saya hapal dan
yang saya tidak hapal. Dan salatlah sebagaimana kalian melihat aku salat. Dan apabila telah datang waktu shalat, maka adzanlah salah
satu diantara kalian dan berimamlah pada yang paling besar diantara kalian.
‖
27
b. Pemahaman Hadits
Hadits ini berkenaan dengan kesungguhan para sahabat yang datang dari Bashrah untuk belajar ilmu dari Rasulullah saw. Setelah 20
hari mereka menimba ilmu dari Rasulullah, Nabi melihat gelagat dan indikator para sahabat kiranya sudah merindukan keluarga mereka
yang ditinggalkan selama mereka menuntut ilmu. Nabi lalu mempersilahkan mereka untuk pulang karena dipandang cukuplah
masa belajar yang relatif itu karena mereka telah menguasai materi yang diberikan. Nabi lalu berpesan kepada mereka, salah satu diantara
pesan tersebut yaitu agar tidak meninggalkan shalat yang telah dicontohkan Nabi kepada mereka.
28
Pemberian contoh shalat dengan gerakan-gerakan yang dilakukan Rasulullah tersebut merupakan metode simulasi yang dilakukan
Rasulullah saw dalam mengajarkan dan mendidik para sahabat. Rasulullah memang merupakan sosok pendidik yang sangat ideal.
Metode simulasi yang diterapkan Rasulullah saw banyak terlihat
26
Imam Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah Ibn Bardizbah al- Ja’fi al-Bukhari, op.cit, juz 3, no. 595, h. 7.
27
Imam Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani, op.cit, h. .
28
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2012, h. 273.
64
terutama dalam menjelaskan masalah ibadah, seperti ibadah salat, cara berwudhu, dan manasik haji. Dengan demikian pemahaman para
sahabat menjadi lebih mantap. Dalam dunia pendidikan, simulasi diartikan yaitu ketika guru
memberikan contoh kepada murid, lalu murid secara aktif ikut memeragakannya. Menurut Udin Syaefudin,
“simulasi adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama
dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu
bisa dimodifikasi secara nyata. ”
29
Metode simulasi dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sri
Esti dalam bukunya Psikologi Pendidikan, “bahwa peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa, guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi
siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. ”
30
Metode ini menuntut lebih banyak aktivitas siswa. Dengan simulasi, siswa akan dapat
berpikir sendiri dan memecahkan masalahnya sendiri karena mereka telah dapat berpikir secara terbuka dan mandiri.
Hal ini merupakan konsep pendidikan yang humanis yang diajarkan oleh Rasul. Seperti yang telah diketahui, bahwa metode
simulasi memberikan keuntungan dalam pembelajaran yaitu dapat membuat murid secara aktif mengikuti apa yang telah dicontohkan
oleh guru. Mereka tidak hanya sebagai pelaku pasif. Guru memberikan contoh agar siswa dapat melihat, mendengar, ataupun merasakan
secara langsung materi yang harus diterima siswa, dengan begitu siswa dapat terlibat pula secara langsung. Metode simulasi ini sangat
berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar dan tujuan pembelajaran terhadap siswa, karena siswa akan merasa mudah dalam memahami
29
Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin, Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, h. 129.
30
Sri Esti Wuryani Djiwandono, op.cit, h. 181.
65
materi karena telah di praktekkan langsung oleh guru. Aktivitas simulasi dapat membuat siswa merasa senang sehingga siswa secara
wajar terdorong untuk berpartisipasi.
31
Sri Anitah
mengemukakan beberapa
keuntungan yang
didapatkan dari metode simulasi yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1 Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi
dalam kelompoknya 2
Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam pembelajaran
3 Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan
sosial merupakan implementasi pembelajaran yang berbasis kontekstual
4 Dapat membina hubungan personal yang positif
5 Dapat membangkitkan imajinasi
6 Membina hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam
kelompok.
32
Metode simulasi dapat dijadikan bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja. Carl Rogers menyatakan,
“students become involved and feel that they learn about real-life situations.
‖
33
Pembelajaran yang
mengedepankan pengalaman
belajar merupakan pembelajaran yang humanis. Sebagaimana pendapat
Combs, bahwa arti penting dari belajar adalah bagaimana membawa diri siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran
tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya. Sehingga hadits ini sangat mengedepankan humanisme. Metode
simulasi merupakan metode yang dicontohkan Rasulullah dalam memberi pengajaran kepada para sahabat. Metode ini memberikan
pengalaman secara langsung agar dapat dihubungkan dengan
31
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, h. 185.
32
Sri Anitah, dkk., Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h. 24.
33
Carl Rogers, op.cit, h. 28.
66
kehidupan. Keteladanan menjadi hal yang perlu dimiliki oleh guru terkait
dengan metode ini. Hamd mengatakan bahwa “pendidik itu besar di
mata anak didiknya, apa yang dilihat dari gurunya akan ditirunya, karena anak didik akan meniru dan meneladani apa yang dilihat dari
gurunya, maka wajiblah guru memberikan teladan yang baik
. ”
34
Mendidik dengan contoh keteladanan adalah satu metode pembelajaran yang dianggap besar pengaruhnya. Segala yang
dicontohkan oleh Rasulullah saw. dalam kehidupannya, merupakan cerminan kandungan al-Quran secara utuh.