Metode Kontrak Belajar Metode Pengajaran yang Humanis

83 Dalam hadits ini Abu Awanah dalam kitab shahihnya menerangkan dari jalur Mujahid dari Ibnu Umar tentang perkataan Ibnu Umar “Aku menduga pohon tersebut adalah kurma yang dibawa oleh beliau. ‖ Dalam redaksi tersebut terdapat petunjuk, bahwa ketika memberi pertanyaan harus melihat kepada faktor-faktor yang ada di sekelilingnya ketika pertanyaan tersebut dilontarkan. Kemudian hendaknya pertanyaan yang ditanyakan tidak terlalu umum, supaya tidak membingungkan bagi yang akan menjawab. Terlihat dalam hadits tersebut Rasulullah saw menerapkan metode tanya jawab dalam menyampaikan pengajaran. Metode tanya jawab sering dilakukan oleh Rasul saw dalam mendidik akhlak para sahabat. Pelajaran yang dapat diambil dari hadits ini yaitu seorang pengajar dapat menguji kemampuan muridnya dengan apa yang tersembunyi dan memberitahukannya jika mereka tidak mengetahui hal tersebut. “Dalam mengajar, metode bertanya merupakan teknik penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa dan dapat pula dari siswa kepada guru. ” 66 Metode ini dapat diklasifikasikan sebagai metode tradisional atau konvensional . Dialog yang terbangun dari tanya jawab akan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang sesuatu yang tidak mereka pahami. Pada dasarnya metode tanya jawab adalah tindak lanjut dari penyajian ceramah yang disampaikan pendidik. Dalam hal penggunaan metode ini, Rasulullah saw menanyakan kepada para sahabat tentang penguasaan terhadap suatu masalah. Dalam proses tanya jawab terdapat pola hubungan interaksi multi arah. Dalam memberikan pertanyaan, guru yang demokratis tidak akan menjawabnya sendiri, tetapi akan melemparkan pertanyaan dari siswa kepada siswa atau kelompok lainnya. Selain itu, ia pun tidak akan menjelaskan sampai tuntas tentang apa jawaban dari pertanyaan yang 66 Saiful Bahri Djamarah, op.cit, h. 107. 84 diajukannya. Dari pertanyaan ini akan muncul beberapa orang yang akan berinteraksi di dalam pertanyaan tersebut. Dalam penggunaan metode mengajar di dalam kelas, tidak hanya guru saja yang senantiasa berbicara seperti halnya metode ceramah, melainkan mencakup pertanyaan pertanyaan dan penyumbang ide-ide dari pihak siswa. Dengan metode tanya jawab, pertanyaan yang diajukan mengumpan siswa berpikir kritis pada pokok bahasan yang sedang dipelajari. Eksistensi peran guru dalam upaya membelajarkan siswa dituntut multi peran sehingga menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Dengan metode ini, apabila guru selalu mengapresiasi setiap pertanyaan maupun jawaban siswa, akan menciptakan daya dorong dan rasa senang bagi siswa dalam belajar. Mereka akan merasa bahwa jawabannya dihargai oleh guru. Dengan demikian, guru dan semua siswa belajar dengan perasaan senang joyful learning, bukan dengan perasaan takut ditunjuk oleh gurunya untuk menjawab pertanyaan. Oleh karena itu, penggunaan metode tanya jawab akan lebih efektif jika diikuti dengan metode lain, misalnya penugasan atau latihan, atau demonstrasi. Para tokoh teori pendidikan humanis tidak banyak membahas tentang penggunaan metode ini. Dengan begitu penulis menyimpulkan bahwa penggunaan metode ini dibolehkan saja asal tidak berlebihan dalam penggunaannya. Metode tanya jawab dapat dikatakan humanis, karena metode ini dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Pembahasan mengenai metode tanya jawab pada hadits ini merupakan metode yang baik untuk diterapkan dalam lingkungan pembelajaran. 85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendidikan humanis menekankan pentingnya memahami setiap individu sebagai seorang manusia sesuai fitrahnya. Banyaknya hadits yang membahas pentingnya menerapkan konsep humanis dalam memberikan pengajaran merupakan sebuah bukti bahwa kajian mengenai konsep pendidikan ini telah lama diajarkan oleh Rasulullah saw. 2. Pendidik yang humanis adalah pendidik yang memperlakukan anak didiknya sesuai dengan potensi mereka, tanpa memaksa, dan menekan siswa menjadi seseorang yang bukan dirinya. Setiap siswa memiliki potensi masing-masing, berbeda antara satu dan lainnya. Dalam hadits, seorang pendidik yang humanis haruslah dapat memberi pengajaran sesuai tingkatan psikologis siswa, menghindari pemberian pengajaran setiap waktu karena dikhawatirkan siswa akan merasa bosan, tegas terhadap siswa tanpa harus marah, dan sikap yang apa adanya. Pendidik harus mampu memunculkan rasa kasih sayang, mampu memberi motivasi, dan menumbuhkan suasana belajar dialogis di dalam kelas. 3. Metode humanis merupakan cara guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Dalam metode belajar yang humanis, guru harus mengoptimalkan seluruh potensi siswa agar dapat berpikir kritis dan mengembangkan kemampuannya dalam keterampilan dan sikap. Dalam hadits, metode pembelajaran yang humanis harus selalu mempertimbangkan aspek psikologis siswa. Metode-metode pembelajaran humanis dalam hadits antara lain metode simulasi, metode eksperimen, metode tukar informasi, metode yang menyenangkan, metode pemberian reward, metode kontrak beajar dan metode tanya jawab. 86

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian ini adalah: 1. Perkataan maupun perbuatan Nabi yang terkandung di dalam hadits dapat dijadikan sumber rujukan bagi para pendidik dalam melakukan pengajaran yang baik dalam pendidikan Islam. 2. Berbagai pelatihan mengenai peningkatan kompetensi pendidik harus senantiasa dilakukan untuk mengembangkan kemampuan pendidik dalam mengajar siswa dengan metode-metode yang humanis. C. Saran 1. Bagi pendidik, harus mampu memahami potensi dan psikologis siswa demi tercapainya kegiatan belajar mengajar yang kondusif dan efektif. Siswa yang malas, nakal, dan lambat dalam belajar hendaknya diberikan pendekatan yang intensif dan personal oleh guru. Dengan begitu mereka akan terbuka dan merasa termotivasi untuk belajar. 2. Dalam mengajar hendaknya pendidik tidak selalu menggunakan metode pengajaran yang sifatnya satu arah. Penggunaan metode pengajaran multi arah akan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran, sehingga mereka merasa senang dan tidak bosan dalam belajar. 3. Bagi lembaga pendidikan, agar menerapkan sistem pengajaran yang mengutamakan prinsip-prinsip humanisme. Lembaga pendidikan hendaknya menyiapkan guru yang kompeten dan mampu mengajar siswa dengan metode-metode belajar yang humanis.