Metode Tukar Informasi Diskusi

73 dalam belajar, dalam arti mengajarkan ilmu pengetahuan harus mempertimbangkan kemampuan si pelajar. Sebagai pendidik, Rasulullah saw tidak pernah mempersulit, dengan harapan para sahabat memiliki motivasi yang kuat untuk tetap meningkatkan aktivitas belajar. Rasulullah mengingatkan bahwa memberikan kemudahan kepada orang lain harus selalu dilakukan dalam setiap situasi dan kondisi. 48 Adapun hadits ini menyiratkan bahwa dalam mengajarkan suatu ilmu harus menggunakan metode bertahap, karena segala sesuatu jika diawali dengan kemudahan, maka akan dapat memikat hati dan menambah rasa cinta. Berbeda halnya jika pengajaran itu dimulai dengan kesulitan. Dalam pendidikan, metode yang dimaksud adalah metode yang gradual, yaitu memberikan pelajaran dengan berangsur-angsur, tidak sekaligus, bertahap agar lebih bisa diterima oleh peserta didik. Memberikan pelajaran dengan cara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, dan menyenangkan adalah metode pengajaran Nabi Muhammad saw termasuk memberikan sekian alternatif tidak monoton, kaku terhadap suatu persoalan sehingga orang yang berkepentingan dengan itu mendapatkan apa yang cocok dengan kemampuannya, terpecahkan problem yang dihadapinya dengan menerima keterangan dari Nabi Muhammad saw secara lapang dada dan rasa puas, tidak malah menjemukan. Dari hadits Nabi tersebut terkandung pengertian bahwa dalam memberikan pengajaran, guru harus memiliki tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan tersebut ada yang berhubungan dengan materi dan metode. Dalam tahapan mengenai materi, hendaknya materi pembelajaran disusun dengan prinsip sebagai berikut: 1 Bertolak dari hal-hal yang kongkret menuju hal-hal yang 48 Ibid, h. 309. 74 abstrak 2 Dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum diketahui 3 Dimulai dari hal-hal yang dekat ke hal-hal yang jauh 4 Dikembangkan dari pengalaman lama ke pengalaman baru 5 Disusun dari hal-hal yang sederhana menuju hal-hal rumit dan kompleks. 49 Adapun tahapan yang berhubungan dengan metode dan bentuk berarti bahwa seorang guru hendaknya memulai dari yang tampak sebelum yang tersembunyi, dari yang sederhana sebelum yang pelik, dari yang ringan sebelum yang berat, dan dari yang praktis sebelum teoritis. Pengajaran manusia dimulai dari ilmu yang ringan sebelum yang berat. Maksud ilmu yang ringan adalah yang masalahnya bisa tampak, sedangkan maksud ilmu yang berat adalah yang mendetail. Pengajaran dari bagian-bagiannya sebelum secara keseluruhan. Yang penting seorang guru tidak memulai mengajar murid-muridnya dengan pelajaran yang sulit dan permasalahan yang rumit. Tetapi seharusnya memulai dari yang paling mudah, sebab sesuatu itu jika permulaannya mudah akan mendorong seseorang untuk mendalaminya lebih jauh. Apabila hal-hal yang sifatnya mudah telah terpenuhi, maka menurut teori kebutuhan Maslow, siswa akan mau untuk memenuhi kebutuhan yang selanjutnya, yang bersifat lebih tinggi. Maka itulah pentingnya bagi guru dalam mengajarkan materi secara bertahap kepada siswa, yaitu agar siswa mau untuk terus belajar sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Abuddin Nata dalam buku Pendidikan dalam Perspektif Hadits mengemukakan bahwa “dalam mentransfer ilmu, seorang guru hendaknya memulai dari hal-hal yang mudah kemudian secara bertahap kepada yang sukar. ” 50 Sejalan dengan hal tersebut Zakiah Daradjat menegaskan, “penggunaan kata-kata sukar dan samar dalam 49 E. Mulyasa, loc.cit., h. 155. 50 Abuddin Nata dan Fauzan eds, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005, cet. I, h. 218. 75 mengajar anak didik membaca dan menulis, atau menggunakan metode yang gersang dalam mengajar, akan memalingkan anak dari materi pelajaran, serta menimbulkan kebosanan dalam diri mereka. ” 51 Selain metode bertahap atau gradual, hadits ini juga memerintahkan bahwa mengajar harus menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran menyenangkan menjadi perhatian yang cukup menarik karena dalam proses pembelajaran sejatinya harus diusahakan seoptimal mungkin dan memang diyakini bahwa suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran membantu penguatan pengalaman belajar peserta didik, kesan yang mendalam serta tertanam secara kuat dalam memori peserta didik long term memory. Metode mengajar menyenangkan merupakan metode pemberian materi pelajaran dengan cara membuat peserta didik bergembira dalam belajar. Menyediakan kondisi yang terbaik untuk belajar, yaitu menciptakan sebuah iklim atau atmosfer yang menyenangkan di setiap ruang kelas. Adanya variasi, kejutan, imajinasi, dan tantangan sangatlah penting dalam menciptakan iklim ini. Dave Meier sebagaimana dikutip oleh Indrawati dan Wawan mengungkapkan suasana gembira dalam pembelajaran menyenangkan bukan berarti suasana ribut, hura-hura, dan kemeriahan yang dangkal. Ciri-ciri suasana belajar yang menyenangkan diantaranya: 1 Rileks 2 Bebas dari tekanan 3 Aman 4 Menarik 5 Bangkitnya minat belajar 6 Adanya keterlibatan penuh dari siswa 7 Perhatian siswa tercurah 8 Lingkungan belajar yang menarik 9 Siswa bersemangat 10 Konsentrasi tinggi 52 Dengan begitu hadits ini mengajarkan untuk menerapkan metode 51 Zakiah Daradjat, op.cit, h. 28. 52 Indrawati dan Wawan Setiawan, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan Untuk Guru SD, Jakarta: PPPTK IPA, 2009, h. 16. 76 pengajaran bertahap atau gradual dan metode pembelajaran yang menyenangkan. Kedua metode ini begitu mengutamakan sisi kemanusiaan anak. Metode gradual sangat memperhatikan tahapan perkembangan psikologis anak dan metode yang menyenangkan membuat anak tetap bergembira dalam menerima materi pelajaran. Dengan demikian, metode ini harus diterapkan dalam pengajaran sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Nabi Muhammad saw dalam hadits tersebut. Hadits ini jelas sesuai dengan konsep pendidikan yang humanis karena memerintahkan penggunaan metode gradual dan menyenangkan dalam pengajaran merupakan salah satu hal yang memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan siswa.

5. Metode Pemberian Pujian Reward

a. Hadits dan Terjemahannya 53 ―Menyampaikan kepada kami Abdul Aziz bin Abdillah, beliau berkata, Sulaiman menyampaikan kepadanya dari Umar ibnu Abi Umar dari Sa ‘id ibn Abi Sa‘id al-Makbari dari Abu Hurairah, ia berkata: ―Ya Rasulullah, siapakah yang paling berbahagia dengan syafa‘at pe rtolongan anda di hari kiamat?‖ Rasulullah saw bersabda: Saya kira, hai Abu Hurairah, belum ada orang yang bertanya kepadaku tentang perkara ini sebelumnya, mungkin barangkali karena saya lihat engkau sangat antusias untuk mendapatkan hadits. Orang yang paling beruntung mendapatkan pertolonganku di hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa Ilaha Illallah, benar-benar ikhlas dari hati 53 Imam Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah Ibn Bardizbah al- Ja’fi al-Bukhari, op.cit, juz I, no. 33, h. 35.