Fungsi Hadits Kedudukan dan Fungsi Hadits

41 menjaga beliau dari gangguan. Mimpi itulah yang kemudian menjadikan Imam Bukhari memantapkan hati menulis kitab terkenal tersebut. 60 Dalam memasukkan hadits ke dalam kitabnya, al-Bukhari sangat hati- hati. Ia tidak akan memasukkan satu hadits pun ke dalam kitab itu sebelum ia shalat istikharah dua rakaat dan setelah itu ia betul-betul yakin bahwa hadits itu sahih. Abdul Majid Khon, dalam Ulumul Hadits memaparkan keistimewaan kitab al-Bukhari yang diungkapkan oleh para ulama, diantaranya: a. At-Tirmidzi berkata: “Aku tidak melihat dalam ilmu „ilal cacat yang tersembunyi dalam hadits dan para tokoh hadits seorang yang lebih mengetahui dari al- Bukhari. ” b. Ibn Khuzaimah berkata: “Aku tidak melihat di bawah kolong langit seorang yang lebih mengetahui hadits Rasulullah saw dan yang lebih hafal daripada Muhammad ibn Ismail al-Bukhari. ” c. Al-Hafizh adz-Dzahabi berkata: “Dia adalah kitab Islam yang paling agung setelah kitab Allah swt.” 61 Setelah selesai menulis kitab shahihnya, al-Bukhari memperlihatkannya kepada Ahmad Ibn Hanbal, Ibn Ma’in, Ibn al-Madini, dan lain-lain dari kalangan ulama-ulama hadits. Mereka semuanya menilai bahwa hadits-hadits yang terdapat di dalamnya kualitasnya tidak diragukan, kecuali 4 buah hadits saja dari sekian banyak hadits itu yang memerlukan peninjauan ulang untuk dikatakan sebagai hadits shahih. 62 60 Ibid., h. 181. 61 Abdul Majid Khon, loc.cit, h. 259. 62 Badri Khaeruman, op.cit., h. 199. 42 Mengenai kitab al- Jami‟ al-shahih ini beberapa tokoh memberikan kritiknya antara lain terhadap para perawi rijal al- Bukhari yang didha’ifkan oleh tidak kurang 80 ulama. Tetapi kebanyakan dari mereka adalah guru-guru dan murid-murid al-Bukhari sendiri yang bertemu dan berbicara dengan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kritik ini sesungguhnya telah dijawab oleh al-Bukhari dengan menunjukkan argumentasi yang kuat, dan kenyataannya kitab ini telah disepakati jumhur ulama sebagai kitab lebih shahih setelah al-Quran. Para ulama telah memperhatikan kitab al-Bukhari sehingga syarh-nya sampai 82 buah kitab. Yang terkenal diantaranya; al-Tankih ditulis oleh Badruddin al-Zarkasyi 794 H, Umdat al- Qari‟ ditulis oleh al-Aini al-Hanafi 855, al-Tausyih ditulis oleh Jalal al-Din al-Suyuthi 911 H, dan Fath al-Bari ditulis oleh Ibnu Hajar 852 H. Kitab terakhir ini yang paling lengkap dan terkenal. 63

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa tulisan terkait penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Skripsi berjudul Kedudukan Peserta Didik dalam Perspektif Hadits Shahih Bukhari ditulis oleh Ahmad Zubair, jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Tahun 2012. Skripsi ini menjelaskan kedudukan peserta didik sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits Rasulullah saw begitu mulia, dan hal itu hanya dapat diperoleh oleh peserta didik yang kompeten dan professional. Kedudukan peserta didik dalam hadits yaitu sebagai penerang ummat, sebagai pengemban amanah, pemberi harapan yang sempurna, dan penentu hari kiamat. Diantara sifat-sifat peserta didik dalam hadits yaitu faqih, menjaga ilmu serta disiplin waktu. 2. Skripsi yang ditulis oleh Ika Nursyifa dengan judul Kompetensi Pedagogik Guru dalam Perspektif Hadits Shahih Muslim jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Tahun 2012. Dijelaskan 63 Ibid, h. 199.