Metode Pembelajaran Gradual dan Menyenangkan

76 pengajaran bertahap atau gradual dan metode pembelajaran yang menyenangkan. Kedua metode ini begitu mengutamakan sisi kemanusiaan anak. Metode gradual sangat memperhatikan tahapan perkembangan psikologis anak dan metode yang menyenangkan membuat anak tetap bergembira dalam menerima materi pelajaran. Dengan demikian, metode ini harus diterapkan dalam pengajaran sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Nabi Muhammad saw dalam hadits tersebut. Hadits ini jelas sesuai dengan konsep pendidikan yang humanis karena memerintahkan penggunaan metode gradual dan menyenangkan dalam pengajaran merupakan salah satu hal yang memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan siswa.

5. Metode Pemberian Pujian Reward

a. Hadits dan Terjemahannya 53 ―Menyampaikan kepada kami Abdul Aziz bin Abdillah, beliau berkata, Sulaiman menyampaikan kepadanya dari Umar ibnu Abi Umar dari Sa ‘id ibn Abi Sa‘id al-Makbari dari Abu Hurairah, ia berkata: ―Ya Rasulullah, siapakah yang paling berbahagia dengan syafa‘at pe rtolongan anda di hari kiamat?‖ Rasulullah saw bersabda: Saya kira, hai Abu Hurairah, belum ada orang yang bertanya kepadaku tentang perkara ini sebelumnya, mungkin barangkali karena saya lihat engkau sangat antusias untuk mendapatkan hadits. Orang yang paling beruntung mendapatkan pertolonganku di hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa Ilaha Illallah, benar-benar ikhlas dari hati 53 Imam Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah Ibn Bardizbah al- Ja’fi al-Bukhari, op.cit, juz I, no. 33, h. 35. 77 sanubari dan seluruh jiwanya.‖ 54 b. Pemahaman Hadits Abu Hurairah adalah sahabat Rasul saw. Hadits ini menjadi dalil bahwa sunnah hukumnya memberikan kegembiraan kepada anak didik sebelum pembelajaran dimulai. Sebagaimana Rasulullah saw. mendahulukan sabdanya ’saya telah menyangka saya kira’, selain itu „karena saya telah melihat engkau sangat antusias untuk mendapatkan hadit s’. Oleh sebab itu perlu memberikan suasana kegembiraan dalam mengajar. Nabi Muhammad saw adalah insan kamil yang dijadikan sebagai suri teladan bagi umat manusia. Dalam pelaksanaan tugas kenabian, menyeru ke jalan Allah swt, Nabi Muhammad saw menggunakan cara yang baik dan bijaksana, sekalipun dengan orang kafir, bukan dengan jalan kekerasan. Melalui hadits ini Rasulullah saw menjelaskan bahwa dalam mengajar ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam merangsang minat siswa dalam belajar yang merupakan motivasi atau dorongan ekstrinsik, diantaranya adalah pemberian pujian reward. Rasulullah memberikan pujian kepada Abu Hurairah karena Abu Hurairah sangat antusias dalam mendapatkan hadits dari Rasulullah. Dalam pendidikan, pemberian pujian merupakan reward atau penghargaan atas perilaku baik yang dilakukan anak. Reward sebagai bagian dari metode pembelajaran digunakan sebagai bentuk reinforcement dorongan dalam proses pembelajaran. Penguatan dalam bentuk pemberian penghargaan dan pujian merupakan salah satu keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru sehingga dapat memberikan suatu dorongan kepada anak didik dalam mengikuti pelajaran. Guru menggunakan pujian untuk menumbuhkan rasa siswa tentang harga diri, otonomi, kemandirian, prestasi dan minat 54 Imam Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani, op.cit, h. 372. 78 untuk belajar. Secara umum, bentuk reward terdiri dari dua, yaitu berupa materi dan non materi. Bentuk materi berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak, misalnya pemberian pensil, buku tulis, pemberian gambar bintang, beasiswa dan lain-lain. Sedangkan penghargaan berbentuk non materi berupa kata-kata yang menggembirakan pujian, ucapan selamat atas prestasi, pemberian tepuk tangan, guru mengangguk-ngangguk tanda senang dan membenarkan suatu jawaban yang diberikan oleh anak didik. 55 Menurut Oemar Hamalik, “tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar dengan baik, ia akan terus melakukan kegiatan belajarnya secara mandiri di luar kelas atau sekolah. ” 56 Islam mengajarkan bahwa barang siapa yang beramal baik, maka Allah swt akan membalas dengan setimpal. Tetapi bagi yang tidak melakukan perintah-Nya akan diberikan peringatan dan siksaan. Menurut Sri Esti, “dari perspektif humanistik, pendidik seharusnya memperhatikan pendidikan lebih responsif terhadap kebutuhan kasih sayang affective siswa. ” 57 Imbalan dapat menumbuhkan minat anak didik dalam belajar. Titik permulaan dalam mengajar yang berhasil bagi guru adalah membangkitkan minat anak didik karena rangsangan tersebut membawa kepada senangnya anak didik terhadap pelajaran, dan meningkatkan semangat mereka. Maka pemberian reward merupakan suatu bentuk penghargaan atas prestasi yang telah diraih seseorang atau bentuk motivasi terhadap apa yang telah diperbuatnya. Reward diberikan guru kepada anak sebagai pendorong, penyemangat dan motivasi sehingga akan membentuk rasa percaya diri pada mereka. Namun satu hal yang perlu diingat oleh guru, dalam memberikan 55 Ngalim Purwanto, op.cit., h. 183. 56 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru Algesindo, 2000, h. 184. 57 Sri Esti Wuryani Djiwandono, loc.cit, h. 181. 79 pujian juga harus dengan kehati-hatian. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus menyadari pemberian celaan atau pujian yang berlebihan atau terus menerus akan berpengaruh buruk pada perkembangan jiwa anak . Jelaslah metode pemberian pujian reward merupakan suatu bentuk metode pengajaran yang humanis. Walaupun terkesan sederhana tetapi bisa menjadi motivasi tersendiri bagi anak, di samping mereka akan lebih giat dalam belajar juga dapat menumbuhkan persaingan yang sehat antar siswa untuk meningkatkan prestasi. Dengan minat yang tinggi maka siswa akan siap mengikuti pelajaran dengan senang hati, penuh perhatian dan lebih terarah beraktivitas dalam proses belajar.

6. Metode Kontrak Belajar

a. Hadits dan Terjemahannya 58 ―Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan, beliau berkata, telah menceritakan kepada kami Amru. Ia berkata, Sa‘id bin Jubair mengabarkan kepadaku. Ia berkata, Saya mengatakan kepada Ibnu Abbas, … Khidhir berkata, ―Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Wahai Musa, sesungguhnya aku diberi ilmu yang Allah ajarkan kepadaku dan tidak diketahui olehmu, dan engkau diberi pengetahuan dari Allah yang tidak aku ketahui.‖ Musa berkata, ―Insya Allah kamu akan mendapatkan aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentan gmu dalam suatu urusan apapun …‖. 59 b. Pemahaman Hadits 58 Imam Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah Ibn Bardizbah al- Ja’fi al-Bukhari, op.cit, juz I, no. 44, h. 41. 59 Imam Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani, op.cit, h. 417. 80 Hadits ini berkenaan dengan diperintahkannya Nabi Musa a.s oleh Allah swt untuk menemui Nabi Khidhir a.s karena kelalaian Nabi Musa a.s dalam menjawab pertanyaan seseorang dari bani Israil. Ia menjawab pertanyaan tersebut tanpa mengembalikannya kepada Allah, maka Allah swt menegur Musa. Lalu diperintahkanlah Nabi Musa a.s untuk menemui Nabi Khidhir a.s. Dalam pertemuannya dengan Nabi Khidhir itu, terdapat beberapa dialog diantaranya perkataan Khidhir ketika pertama kali bertemu dengan Musa, “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku .” Lalu Musa berkata kepada Khidhir, “Insya Allah kamu akan mendapatkan aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusan apapun. ” Dialog antara Nabi Musa dan Nabi Khidhir tersebut menggambarkan adanya suatu perjanjian di antara mereka. Nabi Musa ingin diajarkan beberapa ilmu oleh Nabi Khidhir. Kemudian Nabi Khidhir a.s meminta Musa untuk bersabar apabila ia ingin tetap bersamanya. Musa pun lalu menyetujui hal tersebut. Dalam penggalan hadits tersebut terdapat penggunaan metode pengajaran yang dilakukan Nabi Khidhir a.s terhadap Nabi Musa a.s, yaitu metode kontrak belajar. “Belajar yang timbul dari keinginan sendiri acapkali lebih mendalam dan lebih permanen ketimbang belajar yang diarahkan oleh guru. Namun demikian, guru harus memastikan bahwa kesetujuan terhadap apa dan bagaimana sesuatu akan dipelajari haruslah jelas. ” 60 Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan kontrak belajar. Metode Learning Contract atau kontrak belajar adalah metode yang dikembangkan guru untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan siswa dalam pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang hendak dikerjakan siswa untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Learning 60 Melvin L. Silberman, op.cit, h. 207.