Metode Eksperimen Metode Pengajaran yang Humanis

70 menceraikanmu? Hafshah menjawab, ‘Saya tidak tahu‘ Lalu aku Umar mendatangi Rasulullah dan berkata –sedangkan aku berdiri-, ‘Apakah engkau menceraikan istri-istrimu?‘ Beliau berkata, ‘Tidak‘ Maka ak u mengatakan ‘Allah Maha Besar‘.‖ 40 b. Pemahaman Hadits Perkataan Umar, “Aku bersama tetanggaku saling bertukar apa yang ditu runkan kepada Rasulullah,‖ mengisyaratkan bahwa mereka selalu melakukan tukar menukar informasi dan saling mengajari mengenai wahyu yang diberikan Allah kepada Rasul. Tetangga yang dimaksud adalah Utban bin Malik Ibnu Al-Qasthalani. 41 Hadits ini menganjurkan kepada manusia untuk menuntut ilmu, juga anjuran untuk menanyakan sesuatu yang terlewatkan karena ketidakhadirannya pada saat itu. Tukar informasi antara dua orang atau lebih untuk menyelesaikan suatu persoalan dapat dikatakan sebuah diskusi. Kata diskusi berasal dari bahasa Latin yaitu “discussus” yang berarti “to examine”, “investigate” memeriksa, menyelidik. Secara umum diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah. Metode ini sering digunakan Rasulullah saw bersama para sahabat terutama untuk mencari kata sepakat. Rasulullah saw adalah orang yang paling banyak berdiskusi, meskipun pada dasarnya beliau memiliki wewenang untuk membuat keputusan sendiri. Tetapi, sebagai bentuk rasa keguruan yang terdapat padanya, beliau tidak merasa bosan bahkan sering mengadakan diskusi dengan para sahabat, apabila ada persoalan bersama. Metode diskusi dalam belajar mengajar merupakan salah satu 40 Imam Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani, op.cit, h. 356. 41 Ibid, h. 357. 71 metode yang sangat baik bila diterapkan dalam lingkungan sekolah karena dengan metode ini murid-murid dibimbing untuk menghayati tata cara kehidupan di kelas yang demokratis. Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan kebenaran atas suatu masalah. 42 Engkoswara mengemukakan beberapa tujuan guru menggunakan metode diskusi diantaranya: 1 Memupuk anak untuk berani mengeluarkan pendapat tentang sesuatu persoalan secara bebas. 2 Supaya anak berpikir sendiri, tidak hanya menerima pelajaran dari guru. 3 Memupuk perasaan toleran, memberi kesempatan dan menghargai pendapat orang lain. 4 Melatih anak-anak untuk menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. 43 Hadits ini menunjukkan penerapan metode diskusi dalam proses belajar. Dan mengenai itu Rogers mengatakan, There are many kinds of groups experiences being advocated and practiced, but the basic encounter groups is an unstructured experience in which facilitation helps the groups express itself and the members to interact in such a way as to achieve a meaningful, mutually helpful experience. 44 Jelaslah metode diskusi merupakan salah satu metode pengajaran yang mengutamakan nilai-nilai humanis terhadap siswa. Diantara aspek humanis yang terdapat dalam metode diskusi antara lain sebagai berikut: 1 Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar. 2 Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan bahan 42 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, h. 167. 43 Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bina Aksara, 1988, h. 50. 44 Carl Rogers, op.cit, h. 28. 72 pelajarannya masing-masing. 3 Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah siswa. 4 Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi, diharapkan para siswa dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri. 5 Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa. Dengan demikian metode ini memberi siswa tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran dan menjabarkan isinya dalam sebuah kelompok tanpa campur tangan guru. 45 Metode ini pun dapat memberi pesan moral kepada siswa yaitu agar siswa memiliki sikap tenggang rasa dan rasa saling membantu dengan temannya.

4. Metode Pembelajaran Gradual dan Menyenangkan

a. Hadits dan Terjemahannya 46 ―Muhammad ibnu Basyar menyampaikan kepada kami, ia berkata, menceritakan kepada kami Yahya bin Sa‘id, katanya telah menceritakan kepada kami Syu‘bah, ia berkata Abu Tayyah mengatakan kepadaku dari Anas bin Malik bahwasanya Nabi saw telah bersabda: Mudahkanlah dan janganlah mempersulit, gembirakanlah dalam riwayat lain: jadikanlah tenang dan janganlah kalian menakut- nakuti. ‖ 47 b. Pemahaman Hadits Anas adalah sahabat Rasulullah saw. Ibnu Hajar al-Asqalani mengomentari hadits tersebut dengan mengatakan pentingnya memberikan kemudahan bagi pelajar yang memiliki kesungguhan 45 Melvin L. Silberman, Active Learning, Bandung: Nuansa, 2012, cet. VII, h. 166. 46 Imam Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah Ibn Bardizbah al- Ja’fi al-Bukhari, loc.cit, juz I, no. 11, h. 27. 47 Imam Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani, op.cit, h. 308. 73 dalam belajar, dalam arti mengajarkan ilmu pengetahuan harus mempertimbangkan kemampuan si pelajar. Sebagai pendidik, Rasulullah saw tidak pernah mempersulit, dengan harapan para sahabat memiliki motivasi yang kuat untuk tetap meningkatkan aktivitas belajar. Rasulullah mengingatkan bahwa memberikan kemudahan kepada orang lain harus selalu dilakukan dalam setiap situasi dan kondisi. 48 Adapun hadits ini menyiratkan bahwa dalam mengajarkan suatu ilmu harus menggunakan metode bertahap, karena segala sesuatu jika diawali dengan kemudahan, maka akan dapat memikat hati dan menambah rasa cinta. Berbeda halnya jika pengajaran itu dimulai dengan kesulitan. Dalam pendidikan, metode yang dimaksud adalah metode yang gradual, yaitu memberikan pelajaran dengan berangsur-angsur, tidak sekaligus, bertahap agar lebih bisa diterima oleh peserta didik. Memberikan pelajaran dengan cara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, dan menyenangkan adalah metode pengajaran Nabi Muhammad saw termasuk memberikan sekian alternatif tidak monoton, kaku terhadap suatu persoalan sehingga orang yang berkepentingan dengan itu mendapatkan apa yang cocok dengan kemampuannya, terpecahkan problem yang dihadapinya dengan menerima keterangan dari Nabi Muhammad saw secara lapang dada dan rasa puas, tidak malah menjemukan. Dari hadits Nabi tersebut terkandung pengertian bahwa dalam memberikan pengajaran, guru harus memiliki tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan tersebut ada yang berhubungan dengan materi dan metode. Dalam tahapan mengenai materi, hendaknya materi pembelajaran disusun dengan prinsip sebagai berikut: 1 Bertolak dari hal-hal yang kongkret menuju hal-hal yang 48 Ibid, h. 309.