matematik atau komunikasi matematik. Model pembelajaran kooperatif ini memiliki bermacam-macam teknik, salah satunya adalah teknik two stay two stray.
Model pembelajaran kooperatif teknik two stay memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berkomunikasi dalam mengungkapkan ide atau gagasan
matematika dengan cara membagikan hasil informasi disertai argumentasi dalam diskusi intern kelompok maupun antar kelompok. Oleh karena itu, penggunaan
model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dalam pembelajaran matematika diharapkan dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap
kemampuan komunikasi matematik siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka judul yang dipilih
dalam penelitian ini yaitu: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan komunikasi matematika siswa relatif rendah. 2. Pembelajaran matematika selama ini cenderung konvensional.
3. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses belajar matematika. 4. Kurangnya variasi guru dalam memilih model, strategi, maupun metode
pembelajaran dalam pembelajaran matematika.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis dalam hal ini membatasi permasalahan pada:
1. Masalah yang diteliti dibatasi pada pengaruh penerapan model pembelajaran koperatif dalam pembelajaran matematika. Pengaruhnya dilihat dari perbedaan
kemampuan komunikasi matematik siswa terhadap pelajaran matematika yang
diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
2. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray.
3. Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas VII MTs Al-Falah Jakarta Selatan. 4. Kemampuan komunikasi matematik dibatasi pada materi bangun datar
segiempat. Hasil kemampuan komunikasi matematik diperoleh dari nilai postest siswa.
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dan siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematik antara siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik two stay
two stray dengan siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dan
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. 2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematik
antara siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dengan siswa yang diajarkan menggunakan
pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian