Tabel 2 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik
Two Stay Two Stray dengan Pembelajaran Konvensional Metode Ekspositori
Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray
Pembelajaran Konvensional Metode Ekspositori
Pembelajaran ini mengutamakan keaktifan siswa berpusat pada siswa
Pembelajaran ini berpusat pada guru guru lebih mendominasi
pelajaran Sumber informasi selain guru terdapat
di lingkungan, media, teman, dsb Sumber informasi hanya dari guru
Pembelajaran ini berbentuk kelompok- kelompok
Biasanya siswa tidak dibentuk dalam kelompok-kelompok
Suasana belajar menjadi lebih hidup Suasana
kelas membosankan,
karena guru lebih aktif
Dari perbedaan tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam proses pembelajaran konvensional tampak adanya kecenderungan untuk
meminimalkan peran dan keterlibatan siswa. Dominasi guru masih terlihat jelas walaupun banyak dikurangi dan di dalam proses pembelajarannya siswa pasif
serta lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, serta yang mereka butuhkan.
Siswa jarang diberi kesempatan untuk berdiskusi, berkomunikasi, memecahkan masalah, berkolaborasi sehingga proses pembelajarannya pun membosankan.
B. Kerangka Berpikir
Salah satu kemampuan yang sangat penting dalam pembelajaran matematika adalah komunikasi matematik. Kemampuan komunikasi matematik
adalah kemampuan siswa berkomunikasi dalam matematika secara lisan maupun
tulisan yang meliputi keahlian membaca, mendengar, diskusi, menjelaskan, menulis, menginterprestasikan dan mengevaluasi ide, notasi, simbol, istilah serta
informasi matematika. Untuk memperoleh kemampuan komunikasi matematik siswa diperlukan pembelajaran yang merangsang partisipasi aktif siswa dalam
mengkomunikasikan ide-ide matematik yang dimiliki baik secara lisan dan tulisan. Pembelajaran seperti ini diperoleh dengan menerapkan model pembelajaran.
Salah suatu model pembelajarannya adalah model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif mencakup kelompok-kelompok kecil siswa
yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan
bersama, sehingga siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan dengan cara berkomunikasi
secara matematik dalam sebuah kelompok. Model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray adalah suatu
model dalam pembelajaran kooperatif yang digunakan sebagai alternatif bagi guru untuk mengajar siswa.
Model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray ini
meliputi kegiatan membaca, diskusi, sharing, mendengar, menjelaskan dan menulis. Pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray diyakini dapat
membuat siswa lebih aktif dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berkomunikasi dalam mengungkapkan ide atau gagasan matematika dengan cara
membagikan hasil informasi disertai argumentasi dalam diskusi intern kelompok maupun antar kelompok. Pada pembelajaran ini, peran guru sebagai fasilitator
sementara siswa berpikir, mengkomunikasikan alasan, dan melatih siswa menghargai pendapat orang lain.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dapat meningkatkan komunikasi
matematik siswa khususnya pada pelajaran matematika.
C. Penelitian yang Relevan