Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 Dalam proses pembelajaran, metode mengajar masih dinilai membosankan pada mata pelajaran Geografi dikarenakan materi yang belum nyata dan tidak konkrit. Berdasarkan hasil tanya jawab informal yang dilakukan peneliti dengan beberapa siswa SMA kelas XI pada tanggal 23 Februari 2015 tentang pemahaman beberapa materi yang berkenaan dengan materi Geografi seperti bentuk batuan, letusan gunung, jenis awan, bentuk gunung, dan jenis hutan yang masih mengandalkan sistem hapalan tanpa memahami mengenai perbedaan dari materi tersebut. Seperti bentuk awan, siswa hanya menghapal nama-nama awan tapi jika dikaitkan dengan fenomena alam langsung, mereka tidak dapat membedakan. Garis besar dari tanya jawab tersebut hasilnya bahwa siswa menghapal materi, konsep dan gejala alam pelajaran Geografi tanpa memahami dan memasuki logika dari pelajaran tersebut akibat materi yang dianggap belum nyata dan dituntut penglihatan dalam bentuk konkret. Siswa juga masih minim pengetahuan tentang gejala-gejala alam dan isu-isu mengenai fenomena alam yang akhir-akhir ini terjadi. Materi mengenai prinsip dan konsep Geografi pada juga harus siswa dipahami siswa lebih mendalam dam diberikan contoh yang berkaitan dengan kenyataan yang ada akhir-akhir ini. Pemberian contoh yang seperti itu dapat membuat siswamemperluas pengetahuan dan lebih peduli dengan isu-isu yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Pemberian pemahaman yang lebih banyak mengacu pada buku dan lembar kerja siswa yang disediakan sekolah membuat siswa lebih mengandalkan kekuatan hapalan dibanding pemahaman. Penggunaan metode ceramah dan lebih berorientasi kepada buku bacaan, mengandalkan kekuatan hapalan dan pengetahuan yang belum nyata yang pada akhirnya membuat siswa merasa tidak minat atas pelajaran Geografi. Penggunaan atau pemanfaatan metode, media dan strategi yang kurang baik juga dapat membuat siswa mudah bosan dalam belajar. Masalah-masalah di dalam kelas tersebutlah yang menjadi faktor belum seluruh siswa mencapai KKM yang ditetapkan. Selain mengakibatkan rendahnya minat para siswa belajar juga dapat mengakibatkan siswa kurang menguasi pelajaran yang telah di sampaikan oleh 5 guru. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa di harapkan mampu menguasi konsep materi yang di ajarkan oleh guru. Namun kegiatan belajar yang hanya cenderung formal dan biasanya membuat siswa hanya memperhatikan pada awal mula guru menyampaikan materi, setelah beberapa menit siswa sudah mulai bosan bahkan tidak memperhatiakan apa yang sedang guru sampaikan di kelas sehingga siswa tidak dapat menguasi penuh materi yang di ajarkan oleh guru. Maka dari itu di samping guru mengajar di kelas, guru juga harus memperhatikan bagaimana cara agar dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang akan di ajarkan. Guru jangan hanya sekedar mengajar hanya sebagai menjalankan tugas dan tanggung jawab seorang guru, namun guru harus mampu meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang di ajarkan. Dalam belajar mengajar sifatnya klasikal bersama-sama dalam suatu kelas, guru harus berusaha agar proses belajar mengajar mencerminkan komunikasi dua arah. Mengajar bukan semata-mata memberikan informasi seraya tanpa mengembangkan kemampuan mental, fisik dan penampilan diri. Oleh karena itu, proses belajar harus dapat dikembangkan dengan cara belajar yang tepat agar siswa mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam proses belajar tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menentukan kualitas proses pendidikan adalah melalui metode karyawisata. Objek kegiatan belajar mengajar untuk metode ini diadakan di luar kelas misalnya di tempat pariwisata yang memiliki fasilitas edukasi. Dengan sistem pengajaran yang lebih banyak mengeksplorasikan kegiatan di tempat wisata atau luar kelas, menekankan pemahaman dan pengertian secara mendalam pada objek pelajaran yang sedang di bahas, serta menekankan penglihatan nyata. Semua kegiatan belajar mengajar ini tetap mengacu pada konsep teori pelajaran yang telah baku. Kegiatan metode ini bukan sekedar main-main untuk menyegarkan pikiran dan mengobati kejenuhan, melainkan guna mencerdaskan para siswa dan membuat mereka memahami mata pelajaran dengan baik. Sehingga materi dapat tersampaikan kepada siswa dengan baik. 6 Yang dimaksud dengan karyawisata yaitu metode yang mengutamakan pembelajaran yang di lakukan di luar kelas atau daerah pariwisata. Sehingga kegiatan belajar di luar kelas membuat siswa tidak merasa bosan ketika belajar, karena kegiatan belajar di luar kelas mengajak siswa untuk melihat secara langsung mengenai materi yang di ajarkan dan juga memiliki suasana yang berbeda siswa akan merasa lebih bebas dalam mengekspresikan pengetahuan yang di lihat ketika berada di luar kelas, bukan seperti kegiatan belajar di dalam kelas yang mana siswa hanya duduk di bangku sambil mendengarkan guru menyampaikan materi dengan berceramah dan bercerita. Karyawisata ini merupakan pembelajaran yang di lakukan siswa untuk mengelola memperoleh yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar KBM yang dilakukan di luar kelas. Karyawisata juga merupakan metode yang menekankan pada pemahaman dan pengembangan pada sejumlah pengetahuan tertentu pada diri siswa agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan pengetahuan yang baru yang bermanfaat, baik berupa fakta maupun nilai apresiasi. Sehingga anak dapat mudah menguasi materi pelajaran yang di ajarkan oleh guru. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil BelajarSiswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan. Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat. ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, dapat diidentifikasikan permasalahan yang muncul pada penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Materi pembelajaran Geografi yang dinilai masih belum nyata. 2. Penggunaan metode ceramah yang membosankan dan pasif. 3. Menekankan kekuatan hapalan dibanding pemahaman. 7 4. Pengetahuan siswatentang fenomena alam yang masih minim. 5. Hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah KKM.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah tersebut maka peneliti memfokuskan pada pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Penerapan metode pembelajaran yang digunakan adalah metode karyawisata. 2. Penelitian hanya mengukur hasil belajar berupa tes tulis setelah dilakukan treatment.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis masalah tersebut di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah terdapat pengaruh Metode Karyawisata keHutan Kota Srengseng Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI MAN 19 Jakarta, Semester II Tahun A jaran 20142015?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti melalui penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode karyawisata.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk memperluas khasanah ilmu pengetahuan dan menumbuhkan atau meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran Geografi sehingga dengan menggunakan metode karyawisata dapat mengubah pandangan siswa bahwa pelajaran Geografi adalah pelajaran yang menyenangkan. 2. Manfaat Praktis 8 Manfaat praktis penelitian ini antara lain : a Bagi Siswa : Memberi pengalaman, pengetahuan lebih dan pembelajaran langsung pada siswa dalam pelajaran Geografi, sehingga merangsang mereka untuk aktif, kreatif dan inovatif serta meningkatkan minat, motivasi terhadap pelajaran Geografi dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas belajar. b Bagi Guru : Memantapkan pemahaman dan pengetahuan guru Geografi sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Geografi di SMAMA. Guru-guru mendapat pengalaman langsung merancang dan melaksanakan program pembelajaran Geografi dengan karyawisata. c Bagi Sekolah : Meningkatkan kualitas sekolah karena meningkatnya kualitas pembelajaran dan pemahaman siswa yang meningkat. d Bagi Peneliti : Sebagai pengalaman nyata dalam membuat penelitian sebagai penerapan dari mata kuliah. 9

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskriptik Teoritik

1. Hakikat Metode Karyawisata

a. Pengertian Metode Karyawisata

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode ialah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. 1 Menurut Pupuh Faturrahman, “Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.” 2 Metode sangat memegang peranan penting dalam pengajaran. Apapun pendekatan atau model yang digunakan dalam mengajar, maka harus difasilitasi oleh metode mengajar. Menurut Trianto, metode merupakan cara mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi merujuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode. 3 Menurut Oemar Hamalik, “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran” 4 Zurinal Z dan Wahdi Sayuti mengatakan, Pembelajaran adalah suatu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada tujuan pembentukan kompetensi yang dengan sistematik dan terarah 1 KBBI, Jakarta: Balai Pustaka, 2001, h.740 2 Pupuh Faturrahman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: PT Rieka Aditama, 2007 h.55 3 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010, h. 132 4 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009 h.57