KESIMPULAN DAN SARAN Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan (Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat)

xi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksana an Pembelajaran ………………………………. 70 Lampiran 2 Mater i Ajar ………………………………………………………… 83 Lampiran 3 Kisi-kisi Uji Soal Validitas ………………………………………... 94 Lampiran 4 Soal Uji V aliditas ………………………………………………….. 95 Lampiran 5 Hasil Uji Validitas …………………………………………………104 Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Pretes-Posttes ………………………………...…….106 Lampiran 7 Soal Pretest-Posttest ………………………………………………..107 Lampiran 8 Rekapitulasi Nilai Pretest-Posttest …………………………………109 Lampiran 9 Lembar Observasi Belajar Siswa …………………………………..116 Lampiran 10 Lembar Observ asi Mengajar ……………………………………….128 Lampiran 11 Soal dan Hasil Wawancara ………………………………………...140 Lampiran 12 Uji Normalitas N- Gain……………………………………………..144 Lampiran 13 Uji Normalitas Liliefors Pretest-Posttest …………………………..145 Lampiran 14 Uji Homog enitas …………………………………….……………..147 Lampiran 15 Uji Hip otesis …………………………………….…………………148 Lampiran 16 Dokum entasi …………………………………….…………………150 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembangunan di segala bidang. Salah satu cara pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu melalui pendidikan. Karena pentingnya pendidikan dalam pembentukan sumber daya manusia, maka peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukansecara berkesinambungan guna menjawab perubahan zaman. Masalah peningkatan mutu pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah proses belajar mengajar. Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia agar lebih berkualitas. Melalui pendidikan yang berkualitas diharapkan akan mencetak generasi yang hebat, cerdas, mandiri, dapat menghadapi tantangan global serta berwawasan luas, sehingga membentuk manusia yang seutuhnya dan bermanfaat. Berkaitan dengan hal tersebut, pelaksanaan pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah sistem pengajaran antara komponen yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut melingkupi kurikulum, siswa, sarana dan prasarana, serta pendidik dalam hal ini adalah seorang guru. Seperti dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang menerangkan tentang pendidikan dan derajat orang berilmu, ayatnyasebagai berikut : تاج د ملعلا اوتوأ ني لاو مكنم اونمآ ني لا هللا عف ي Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan. QS Al-Mujadalah:11 Pendidikan menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, mengartikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran 2 agarsiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlihatkan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. 1 Menurut Oemar Hamalik,pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkandari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan ekonomi yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan berlangsung berbarengan. 2 Menurut Redjo Mudyahardjo. “Definisi pendidikan yang luas adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala segala situasi hidup yang memengaruhi pertumbuhan secara individu. ” 3 Sedangkan, pendidikan dalam definisi alternatif adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan siswa agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal dan informal di sekolah, dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan secara tepat. 4 Pendidikan adalahmenciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi manusia untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Ki Hajar Dewantara mengatakan. “Pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak agar mereka sebagai manusia sekaligus 1 H.M Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h.93 2 Oemar Hamlik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Akasara, 2009, hal.1 3 Redjo Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Grafindo Persada, 2002, h.3 4 Ibid, h.9 3 sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya.” 5 Pendidikan merupakan aspek yang dapat menunjang kemajuan masa depan bangsa, dimana jika pendidikan dalam masyarakat berkembang dengan baik maka masyarakat tersebut akan semakin berkualitas. Dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, maka sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan merupakan komponen penting guna mempersiapkan generasi anak bangsa untuk mampu berkompetensi secara global di dalam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan dunia yang semakin maju mengakibatkan peningkatan kebutuhan hidup yang layak dan sejahtera. Hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras untuk mencapai cita-cita. Oleh karena itu pendidikan yang akan membawa manusia menuju keberhasilan yang diinginkan. Pendidikan yang baik dapat mengembangkan potensi setiap siswa secara maksimal melalui berbagai macam pelajaran, salah satu diantaranya adalah melalui mata pelajaran Geografi. Pelajaran Geografi merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada beberapa jenjeng pendidikan di Indonesia seperti dan Sekolah Menengah Pertama SMP yang dimasukan ke dalam mata pelajaran IPS terpadu sampai dengan Sekolah Menengah Atas SMA yang dipisah menjadi pelajaran Geografi sendiri. Geografi merupakan induk segala ilmu karena menjadi gabungan dari ilmu sosial dan ilmu alam. Geografi suatu cabang ilmu yang mempelajari fenomena alam yang terjadi di bumi mulai dari litosfer, pedosfer, biosfer hingga atmosfer. Geografi juga mempelajari hubungan alam dengan manusia sebagai komponen utama dalam unsur biotik.Sehingga mata pelajaran Geografi merupakan mata pelajaran yang memiliki cakupan materi yang luas. Dan berupaya membangkitkan minat siswa agar mau meningkatkan kecerdasan, pemahaman, dan pengetahuan tentang pola perilaku dan aktivitas manusia terutama dalam lingkungan hidup yang dapat menentukan keberlangsungan masa depan. 5 Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksana Pendidikan, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006. h. 2 4 Dalam proses pembelajaran, metode mengajar masih dinilai membosankan pada mata pelajaran Geografi dikarenakan materi yang belum nyata dan tidak konkrit. Berdasarkan hasil tanya jawab informal yang dilakukan peneliti dengan beberapa siswa SMA kelas XI pada tanggal 23 Februari 2015 tentang pemahaman beberapa materi yang berkenaan dengan materi Geografi seperti bentuk batuan, letusan gunung, jenis awan, bentuk gunung, dan jenis hutan yang masih mengandalkan sistem hapalan tanpa memahami mengenai perbedaan dari materi tersebut. Seperti bentuk awan, siswa hanya menghapal nama-nama awan tapi jika dikaitkan dengan fenomena alam langsung, mereka tidak dapat membedakan. Garis besar dari tanya jawab tersebut hasilnya bahwa siswa menghapal materi, konsep dan gejala alam pelajaran Geografi tanpa memahami dan memasuki logika dari pelajaran tersebut akibat materi yang dianggap belum nyata dan dituntut penglihatan dalam bentuk konkret. Siswa juga masih minim pengetahuan tentang gejala-gejala alam dan isu-isu mengenai fenomena alam yang akhir-akhir ini terjadi. Materi mengenai prinsip dan konsep Geografi pada juga harus siswa dipahami siswa lebih mendalam dam diberikan contoh yang berkaitan dengan kenyataan yang ada akhir-akhir ini. Pemberian contoh yang seperti itu dapat membuat siswamemperluas pengetahuan dan lebih peduli dengan isu-isu yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Pemberian pemahaman yang lebih banyak mengacu pada buku dan lembar kerja siswa yang disediakan sekolah membuat siswa lebih mengandalkan kekuatan hapalan dibanding pemahaman. Penggunaan metode ceramah dan lebih berorientasi kepada buku bacaan, mengandalkan kekuatan hapalan dan pengetahuan yang belum nyata yang pada akhirnya membuat siswa merasa tidak minat atas pelajaran Geografi. Penggunaan atau pemanfaatan metode, media dan strategi yang kurang baik juga dapat membuat siswa mudah bosan dalam belajar. Masalah-masalah di dalam kelas tersebutlah yang menjadi faktor belum seluruh siswa mencapai KKM yang ditetapkan. Selain mengakibatkan rendahnya minat para siswa belajar juga dapat mengakibatkan siswa kurang menguasi pelajaran yang telah di sampaikan oleh