Tabel 4.1 Jumlah Siswa di MAN 19 Jakarta
No. Kelas
Jurusan Laki-laki Perempuan
Jumlah Murid
1. X
MIA 1 8
19 27
2. X
MIA 2 9
17 26
3. X
MIA 3 6
22 28
4. X
IIS 1 13
24 37
5. X
IIS 2 12
27 39
6. X
IIK 1 16
21 37
7. X
IIK 2 19
17 36
JUMLAH 230
8. XI
IPA 1 5
16 21
9 XI
IPA 2 5
16 21
10 XI
IPA 3 5
15 20
11. XI
IPS 1 17
15 32
12. XI
IPS 2 17
17 34
13. XI
AGAMA 1 12
16 28
14. XI
AGAMA 2 13
16 29
JUMLAH 185
13. XII
IPA 5
22 27
14. XII
IPS 1 12
19 31
15. XII
IPS 2 12
18 30
16. XII
AGAMA 1 15
14 29
17. XII
AGAMA 2 13
15 28
JUMLAH 145
JUMLAH SELURUHNYA 214
346 560
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan merupakan penunjang kclancaran proses belajar mengajar. Sarana prasarana yang tersedia
di Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta antara lain sudah ternilai lengkap. Seluruh labolatorium untuk IPA, Fisika, Bahasa dan Komputers sudah terdapat di
MAN 19 Jakarta. Ruang auditorium, perpustakaan hingga ruang koperasi juga dimiliki MAN 19 Jakarta. Untuk sarana siswa terdapat parkiran dan lapangan
yang telah dipasang ring basket, gawang dan tiang volly.
B.
Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest
1. Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta
Pada pertemuan pertama eksperimen dilaksanakan pada tanggal 29 April 2015, pada saat itu siswa melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Siswa
melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya, menggunakan metode ceramah dan diskusi, dan diakhir pelajaran siswa diberi soal pretest yang
berjumlah 20 butir soal pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberikan pembelajaran dengan metode karyawisata dan siswa
diumumkan untuk minggu depan menyiapkan diri belajar dengan menggunakan metode karyawisata.
Pada pertemuan kedua eksperimen pada tanggal 6 Mei 2015 siswa mempersiapkan diri dan dibawa ke Hutan Kota Srengseng untuk belajar
dengan metode karyawisata. Di tempat karyawisata guru menjelaskan upaya penyelamatan lingkungan dan usaha-usaha manusia dalam menjaga
kelestarian lingkungan dan memberikan contoh nyata seperti yang ada di Hutan Kota Srengseng. Setelah itu siswa dibagi menjadi lima kelompok dan
dipencar untuk menjelajah Hutan Kota Srengseng dan mencari contoh usaha pelestarian lingkungan hidup sesuai tema masing-masing kelompok. Setelah
itu semua siswa berkumpul dan kembali ke sekolah Pada pertemuan ketiga eksperimen pad tanggal 13 Mei 2015 siswa
mempersiapkan diri kembali untuk pergi ke Hutan Kota Srengseng dan belajar dengan menggunakan metode karyawisata. Di tempat karyawisata guru
menjelaskan tentang etika lingkungan hidup dengan metode ceramah dan memberikan contoh-contoh yang aktual dalam kehidupan sehari-hari. Setelah
itu menjelaskan penegakan hukum lingkungan hidup dan hubungan masyarakat dengan penegakan hukum lingkungan dengan metode ceramah
dan lemahnya penegakan hukum lingkungan di dunia dan di Indonesia. Lalu memberikan contoh isu-isu lemahnya penegakan hukum lingkungan.
Kemudian guru bersama siswa mendiskusikan bersama siswa tentang akibat dari lemahnya penegakan hukum, lingkungan. Dan menanamkan kepada
siswa untuk berprilaku adil, jujur dan mencintai lingkungan. Pada pertemuan ke empat eksperimen dilangsungkan yaitu pada tanggal
20 Mei 2015, pembelajaran tidak lagi dilaksanakan di luar kelas namun di dalam kelas dengan metode ceramah dan diskusi. Guru menjelaskan
pengertian dari taman nasional, suaka margasatwa dan cagar alam dan memberikan beberapa contoh nama beserta lokasi taman nasional dan cagar
alam. Setelah itu guru mereview pemahaman siswa berupa pertanyaan lisan yang telah dijelaskan hari ini. Pada akhir jam siswa diberikan soal posttest
berjumlah 20 soal pilihan ganda yang soalnya sama dengan soal pretest. Setelah dihitung hasil pretest dapat diketahui bahwa data yang diperoleh
dari responden atau siswa sebanyak 34 nilai terendahnya 60 diperoleh dari 6 siswa, sedangkan nilai tertingginya yaitu 80 diperoleh dari 4 siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata atau mean dari seluruh
siswa yaitu 69.7, median 71, modus 70.78, varians 40.819 dan standar baku 6.30
.. Dari hasil posttest diketahui nilai posttest terendahnya 70
diperoleh 3 siswa sedangkan nilai tertingginya 95 diperoleh 1 siswa. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan diperoleh rata-rata atau mean nilai posttest dari seluruh siswa yaitu 83,2, median 85.7, modus 85.5, varians 46.79 dan
standar baku 6.8. Berikut adalah data tabel 4.2 dan 4.3 tentang perhitungan distribusi frekuensi pretest dan posttest yang di dapat :
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi
Pretest
Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi
Posttest
Absolut Relatif
1 60-64
62 59.5
64.5 6
14.2857 2
65-69 67
64.5 69.5
6 14.2857
3 70-74
72 69.5
74.5 10
23.8095 4
75-79 77
74.5 79.5
8 19.0476
5 80-84
82 79.5
84.5 4
9.52381 6
85-90 87
84.5 90.5
Tabel Distribusi frekuensi NO
Interval Kelas
Titik Tengah
Batas Bawah
Batas Atas
Frekuensi
Absolut Relatif
1 70-74
72 69.5
74.5 3
7.14286 2
75-79 77
74.5 79.5
5 11.9048
3 80-84
82 79.5
84.5 5
11.9048 4
85-89 87
84.5 89.5
10 23.8095
5 90-94
92 89.5
94.5 10
23.8095 6
95-99 97
94.5 99.5
1 2.38095
Tabel Distribusi frekuensi NO
Interval Kelas
Titik Tengah
Batas Bawah
Batas Atas
Frekuensi
Untuk mengukur peningkatan hasil belajar atau pemahaman siswa dari pretest dan posttest tersebut maka digunakanlah uji N-Gain. Berikut ini hasil
rekapitulasi uji N-Gain pretest dan posttest.
Tabel 4.4 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain
Pretest dan Posttest Rentang
Jumlah Kategori
0,7 2
Tinggi 0,3-0,7
20 Sedang
0,3 12
Rendah
Dari uji tersebut dapat diketahui bahwa kategori peningkatan hasil belajar yang tinggi diperoleh oleh 2 siswa dengan nilai N-Gain 0.7 , sedangkan 20
dikategorikan memeroleh nilai yang sedang dalam rentan nilai 0.3-0.7. Kategori peningkatan hasil yang rendah yaitu nilai rentang kurang dari 0.3 hanya di dapat
oleh 12 orang. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata nilai N-Gain 34 siswa tersebut yaitu 0.43 dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil
belajar rata-rata dari seluruh siswa dikaegorikan sedang. Berikut adalah grafik hasil pretest dan posttest yang di dapat :
Grafik 4.1 Grafik Nilai
Pretest dan Posttest
20 40
60 80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Grafik Nilai Pretest dan Posttest
NILAI PRETEST NILAI POSTTEST
C.
Analisis Data dan Pembahasan 1.
Uji Pra Syarat Analisis Data
Sebelum dilakukan uji analisis data, maka data harus diuji prasyarat analisis data. Uji prasyarat analisis data dilakukan dengan uji normalitas data
dengan liliefors dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua data yaitu data pretest dan posttes. Uji ini dimaksudakan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalannya maka digunakan uji liliefors.
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α 5 atau 0,05. Keputusan dibuat berdasarkan pada ketentuan pengujian normalitas, yaitu
L
hitung
L
table
maka kedua data berdistribusi normal. Sebaliknya jika L
hitung
L
table
maka kedua data tidak berdistribusi normal. Dari perhitungan secara statistik yang telah dilakukan data terlampir diperoleh keterangan
sebagai berikut:
Tabel 4.5 Rekap Uji Normalitas
Data Pretest
Posttest
N 34
34 Varians
40.819 46.79
Standar Deviasi 6.30
6.8 L
hitung
0.128248 0.128322
L
tabel
0.151 0.151
Kesimpulan Normal
Normal
Pada table diatas terlihat bahwa kedua data memiliki L
hitung
yang lebih kecil dari L
table
. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Data
Setelah dilakukan uji normalitas untuk menguji apakah data tersebut bersifat homogen atau tidak makan dilakukanlah uji homogenitas. Data
yang diuji tingkat homogenitasnya yaitu data pretest dan posttes. Pengujian dilakukan pad
a taraf kepercayaan α 5 atau 0.05. Keputusan pada uji homogenitas berdasarkan pada ketentuan jika F
hitung
F
table
maka dapat dinyatakan data bersifat homogen, sebaliknya jika F
hitung
F
table
, dinyatakan data tidak bersifat homogen. Dari perhitungan secara statistik
yang telah dilakukan data terlampir diperoleh keterangan sebagai berikut:
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Hasil Belajar
Data Pretest
Posttest
N 34
34 Varians
39.619 Standar Deviasi
6.2943 6.793
F
hitung
1.146 1.146
F
tabel
1.82 1.82
Kesimpulan Homogen
Homogen
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh nilai F
hitung
1,146 dan nilai F
table
1.82 maka dapat dinyatakan kedua data tersebut bersifat homogen.
2. Uji Hipotesis Data
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa kedua data berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian dapat diteruskan pada
analisis data berikutnya yaitu uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest dan
skor posttest. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t. untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:
Jika t
hitung
≤ t
tabel
: H
o
diterima, H
1
ditolak Jika t
hitung
≥t
tabel
: H
o
ditolak, H
1
diterima H
o
: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode
karyawisata H
1
: Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode
karyawisata. Nilai T hitung =
√
√
√ Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh T
tabel
2.02 dan T
hitung
9.7139 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak. Adapun kesimpulan yang diperoleh jika T
hitung
≥ T
tabel
maka H
o
ditolak, dan H
1
diterima artinya ada perbedaan antara hasil pretest dan posttest siswa yang menggunakan
metode pembelajaran karyawisata.
D.
Pembahasan Hasil Observasi
Dalam observasi ini peneliti menggunakan instrument lembar observasi. Penggunaan instrument lembar observasi bertujuan sebagai pedoman atau
parameter peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
1. Aspek Pra Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi selama 4 kali tatap muka, 2 diantaranya menggunakan metode karyawisata selama proses proses pembelajaran yang
diawali dengan aspek pra pembelajaran seperti pengaturan tempat duduk siswa dan pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran mengalami
perubahan yang sangat signifikasn. Pada observasi pada pertemuan pertama di kelas, hasil dari pengamatan peneliti terlihat suasana kelas di dalam kelas
kurang rapi karena jam pelajaran yang peneliti masuki bertepatan setelah istirahat untuk sholat Zuhur dan makan, banyak siswa yang belum memasuki
kelas setelah bel masuk berbunyi dan banyak diantara mereka yang makan di jam pelajaran karena ketersidaan waktu yang dirasa kurang. Setelah semua
siswa berkumpul di dalam kelas, masih ada beberapa siswa yang bercanda dan belum siap menerima pelajaran. Pemandangan seperti ini menjadi tidak
nyaman dilihat dan mengganggu fokus dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberi skor 4 yang berarti kurang baik.
Kemudian dalam segi kesiapan menerima pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan peneliti terlihat siswa kurang begitu siap dikarenakan beberapa
siswa yang masih asik mengobrol sendiri dengan teman-temannya, menggunakan gadget, bahkan ada yang sedang tertidur di dalam kelas. Pada
saat memulai pembelajaran siswa cukup antusias, bersemangat dan berkonsentrasi dalam memulai pelajaran terlihat dari LKS dan buku yang
sudah disiapkan di meja tetapi masih ada beberapa siswa yang belum mengeluarkan buku dan LKS-nya. Namun siswa kurang antusias mencari
sumber referensi dari buku lain, mereka hanya mengandalkan LKS dari sekolah dan internet, ada pula beberapa siswa yang mempunyai buku Geografi
kelas XI dari kaka atau sanak saudara.berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberi skor 3 kurang baik. Kesiapan siswa yang kurang dan
tempat duduk yang belum rapi serta kehadiran siswa yang lambat berlanjut sampai pada pertemuan keempat dikarenakan jam pelajaran Geografi setelah
jam istirahat ke dua.
2. Aspek Kegiatan Membuka Pelajaran
Kemudian pada aspek selanjutnya yaitu aspek kegiatan membuka pelajaran. Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan peneliti
terlihat siswa cukup antusias dalam menjawab salam dari guru, namun ada beberapa siswa yang tidak menjawab salam dari guru dikarenakan
penggunaan headset atau sedang mengobrol dengan teman. Pada hal ini peneliti memberikan skor 4. Kemudian pada point mengenai perhatian siswa
mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai oleh siswa masih tidak terlalu memperhatikan dan tidak berkonsentrasi karena masih ada
siswa yang mengobrol dan mengantuk, serta ada yang masih makan diam- diam sehingga dalam pengamatan peneliti memberi skor 4. Pada poin doa
bersama sebelum dimulai pelajaran, terlihat siswa antusias karena doa
dipimpin oleh siswa terpilih yang aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga peneliti memberi skor 5 yang artinya sangat baik. Pada poin
pemberian motivasi berupa kata-kata mutiara yang dapat membangkitkan semangat belajar oleh guru siswa secara keseluruhan cukup antusias dan
memberikan respon yang positif karena pengambilan kata-kata tersebut dari orang-orang terkenal yang mereka kenal dan beberapa dari siswa
mengidolakannya, sehingga menurut yang peneliti perhatikan maka peneliti memberikan skor 5 yang artinya sangat baik. Respon pada kegiatan awal
pembelajaran selalu mendapat respon yang sama dari siswa hingga akhir pertemuan.
3. Kegiatan Inti Pembelajaran
a Penjelasan Materi Pelajaran
Pada perteman pertama berdasarkan hasil pengamatan peneliti seperti keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan perhatian terhadap
materi yang diajarkan, siswa terlihat antusias dan memperhatikan apa yang guru jelaskan meskipun ada beberapa siswa yang masih mengobrol
dengan teman dan memberikan komentar-komentar lucu saat guru menjelaskan yang membuat suasana kelas tidak tegang dan santai, hal ini
juga membuat siswa tidak jenuh saat kegiatan pembelajaran. Sehingga dalam pengamatan peneliti memberikan skor 5 yang artinya sangat baik.
Namun pada saat siswa diminta oleh guru untuk menjelaskan kembali mengenai pengertian-pengertian yang guru terangkan dan menyebutkan
sebab-sebab kerusakan lingkungan hidup, siswa bisa menjawab dengan menggunakan bahasa yang lebih santai dan informal namun ada beberapa
pokok pengertian yang tidak disebutkan, sehingga pada dua poin ini peneliti memberikan skor 4 yang artinya baik. Setelah pembelajaran
dengan metode ceramah aktif dari guru dan siswa, guru membentuk siswa menjadi lima kelompok dan meminta siswa untuk mendiskusikan proses
dan dampak dari pencemaran. Pada saat kegiatan diskusi tersebut, peneliti melihat siswa yang kurang aktif dalam kelompok, bermain gadget, dan
mengobrol dengan teman. Sehingga pada poin ini berdasarkan pengamatan peneliti memberikan skor 4. Kemudian setelah berdiskusi
mengenai proses dan dampak dari pencemaran yang menjadi tema kelompok masing-masing, guru meminta siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok mereka. Pada kegiatan ini peneliti melihat banyak siswa yang tidak memperhatikan ketika kelompok lain sedang maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi, ada beberapa siswa yang bercanda dengan teman, mengobrol, bermain gadget dan tiduran. Karena kurangnya
respon dari siswa maka peneliti memberikan skor 4. Setelah mendengarkan penjelasan kelompok lain tentang tema yang diangkat
siswa diminta memberikan tanggapan dan pertanyaan, namun respon dari siswa kurang antusias terlihat dari banyaknya siswa yang mengacungkan
tangan untuk memberikan tanggapan beserta pertanyaan, maka dari penelitian ini peneliti memberi skor 4.
Pada pertemuan ke dua, saat guru memberikan penjelasan mengenai materi pelajaran terlihat respon siswa yang kurang tertarik karena mereka
sudah tidak sabar untuk pergi ke Hutan Kota Srengseng untuk berkaryawisata, banyak siswa yang sudah memasukan buku-buku ke
dalam tas dan menyiapkan diri, pada poin ini peneliti memberikan skor 4. Karena kurangnya minat siswa untuk memperhatikan materi, akhirnya
pada saat guru meminta beberapa siswa untuk menjelaskan materi yang sudah guru terangkan mereka hanya bisa menjawab seadanya, pada
kegiatan ini guru memberikan skor 4. Sesampainya di Hutan Kota Srengseng siswa langsung berkumpul sesuai kelompok yang telah
dibentuk dan segera berpencar sesuai kelompok untuk menganalisis dan mencari contoh langsung yang ada di Hutan Kota Srengseng, melihat
respon siswa yang positif dan tangga maka peneliti memberikan skor 5.
Pada pertemuan ke tiga pembelajaran inti dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng sepenuhnya. Pada kegiatan inti pembelajaran ini ketika guru
menjelaskan mengenai etika lingkungan hidup terlihat respon siswa yang cukup baik namun terlihat kurang antusias karena ada beberapa siswa
yang sibuk melihat-lihat sekitar Hutan Kota Srengseng yang saat itu menjadi sarana belajar, sehingga peneliti memberikan skor 4 pada poin
ini. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai penegakan lingkungan hidup dan hubungan masyarakat dengan penegakan
lingkungan hidup. Pada saat penjelasan mengenai hubungan masyarakat dengan lingkungan hidup terlihat respon siswa yang antusias dan tertarik
sekali karena pada materi ini guru dan siswa sangat aktif berdiskusi, contoh kasus yang siswa ketahui banyak, dan siswa dapat melihat contoh
langsung yang ada di Hutan Kota Srengseng tentang hubungan masyarakat sekitar dan penegakan hukum lingkungan, sehingga peneliti
memberikan skor 5 pada kegiatan ini. Kemudian guru meminta siswa untuk memberanikan diri untuk menjelaskan kembali tentang etika
lingkungan hidup dan penegakan lingkungan hidup, pada kegiatan ini respon siswa tidak terlalu aktif hanya satu orang yang memberanikan diri
untuk menjelaskan kembali materi yang guru sampaikan tadi. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lihat, maka peneliti memberikan skor 4.
Di pertemuan ke empat pembelajaran dilangsungkan di dalam kelas seperti biasanya. Pada kegiatan initi pembelajaran ketika guru
memberikan penjelasan materi tentang pengertian cagar alam, suaka margasatwa dan taman nasional terlihat respon siswa yang cukup baik, ada
beberapa siswa yang bertanya mengenai perbedaan dari pengertian tersebut dan bertanya kepada guru tentang taman nasional dan cagar alam
yang mereka ketahui dari berita dan artikel, namun ada beberapa siswa yang terlihat mengantuk dan tiduran dikarenakan hari yang terik dan jam
siang yang membuat siswa mengantuk, sehingga peneliti memberikan
skor 4 pada kegiatan ini. Kemudian ketika guru memberikan contoh nama-nama taman nasional dan cagar alam yang ada di Indonesia, terlihat
respon siswa yang baik karena ada dari beberapa siswa yang pernah datang ke taman nasional dan cagar alam tersebut, pada kegiatan ini juga
masih ada siswa yang terlihat mengantuk dan tiduran maka peneliti memberikan skor 4. Setelah diberikan pengertian dan diberikan contoh-
contoh taman nasional dan cagar alam di Indonesia, guru meminta siswa untuk menyebutkan kembali nama serta lokasi beberapa taman nasional
dan cagar alam, pada kegiatan ini respon siswa sudah mulai membaik meskipun banyak siswa yang masih mengintip catatan yang diberikan dan
LKS, maka peneliti memberikan skor 4 pad kegiatan ini.
b Pendekatan dan Strategi Belajar
Berdasarkan hasil pengamatan yang terlihat pada pertemuan pertama hingga keempat dapat disimpulkan bahwa siswa lebih antusias dalam
mengikuti proses belajar yang dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng dari pada di kelas. Namun dari setiap pertemuan, siswa cukup terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran seperti berdiskusi dengan kelompok dan mengerjakan tugas yang guru berikan, dari pengamatan pertemuan
pertama hingga ke empat peneliti memberikan skor 4. Ketika diberikan kesempatan untuk berpendapat siswa terlihat aktif dan mau berkomentar
meskipun banyak yang memberikan komentar dengan kata-kata dan bahasa yang lucu dan disambungkan dengan materi yang sedang
dipelajari. Berdasarkan penelitian ini maka peneliti memberi skor 5. Siswa terlihat kurang antusias dalam mencatat yang guru jelaskan secara lisan,
hanya beberapa siswa yang mencatat di buku catatan. Lain halnya jika guru memberikan catatan dengan cara menuliskan di papan tulis atau
power point, semua siswa ikut mencatat sehingga peneliti memberikan skor 4. Kemudian proses pembelajaran dari awal hingga akhir diikuti
seluruh siswa hanya ada beberapa siswa yang izin ke belakang ketika
kegiatan diskusi atau pemberian tugas, namun siswa langsung kembali ke kelas dan mengikuti pembelajaran sehingga peneliti memberi skor 5 pada
kegiatan ini.
c Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama hingga ke empat terlihat interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang
digunakan cukup baik, terlihat dari siswa membuka dan membaca LKS ketika penjelasan yang di dasarkan dari LKS atau power point yang
digunakan guru. Media pembelajaran berupa sarana Hutan Kota Srengseng juga diberikan respon positif dari siswa karena siswa terlihat
tidak sabar untuk bersama pergi ke Hutan Kota Srengseng, siswa juga terlihat antusias untuk menjelajahi fasilitas disana, namun ada beberapa
siswa yang mengganggu pengunjung lain sehingga peneliti memberikan skor 4. Ketertarikan siswa pada materi yang disajiakn dengan media
pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran terlihat baik dikarenakan respon siswa yang baik, mau mendengarkan guru
menjelaskan, membaca LKS dan siswa terlihat antusias ketika guru mengatakan akan mengadakan pembelajaran di Hutan Kota Srengseng
sehingga peneliti memberikan skor 4. Kemudian ketekunan dalam mepelajari sumber belajar yang ditentukan seperti buku sumber, internet
dan LKS terlihat siwa cukup tekun khususnya dalam mempelajari sumber yang ada di internet, untuk sumber LKS dan buku lainnya terlihat siswa
tidak begitu antusias karena siswa tidak memiliki kesadaran sendiri untuk mempelajari sumber belajar tersebut, harus diminta guru untuk membuka
LKS dan buku sumber lainnya.
d Penilaian Proses
Siswa mengerjakan tugas atau latihan yang diberikan oleh guru, namun ada beberapa siswa yang malas mengerjakan dan telat
mengumpulkan tugas yang guru berikan sehingga dalam poin ini peneliti memberikan skor 4. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan benar
namun ada beberapa poin-poin yang siswa lupakan dan pada kegiatan ini guru harus beberapa kalo menyebut nama siswa untuk menjawab
pertanyaan guru tanpa adanya kesadaran siswa sendiri memeberikan jawaban sehingga pada poin ini peneliti memberikan skor 4.
e Penggunaan Bahasa
Berdasarkan yang peneliti lihat dari pertemuan pertama hingga pertemuan ke empat, kegiatan mengemukakan pendapat oleh siswa
berjalan baik. Siswa yang disebutkan namanya berani mengemukakan pendapat meskipun ada beberapa siswa yang mengemukakan pendapatnya
tanpa diminta oleh guru, dan ada siswa yang memberikan pendapat dengan kalimat-kalimat lucu serta lawakan mengejek temannya sehingga
peneliti memberikan skor 4 pada poin mengemukakan pendapat. Pada poin mengajukan pertanyaan peneliti memberikan skor 4 karena siswa
terlihat tidak banyak mengajukan pertanyaan dan guru harus beberapa kali bertanya pada siswa untuk yang mau bertanya mengenai materi yang telah
disampaikan.
4. Aspek Penutup
Pada kegiatan penutup, berdasarkan pertemuan pertama hingga pertemuan ke empat hampir sama keterlibatan siswa dalam memberikan rangkungan atau
kesimpulan secara lisan tidak terlalu aktif dan guru harus mengacak nama dan menyebutkan nama siswa untuk memberikan rangkuman secara lisan
sehingga peneliti memberikan skor 4 pada setiap pertemuan.
E.
Pembahasan Hasil Wawancara
Data pelengkap atau penguat yang digunakan pada penelitian ini selain data observasi juga wawancara. Objek yang dijadikan dalam wawancara adalah siswa
kelas XI IPS 1 yang dipilih secara acak berjumlah 3 orang. Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan, berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan
pertanyaan mengenai senang atau tidak senang dalam pembelajaran Geografi semuanya menyatakan senang dengan pelajaran Geografi karena bisa
mempelajari bumi, tata surya, lingkungan dan alam. Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan
mengenai pendapat masing-masing mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru bidang studi pada saaat pembelajaran di kelas maupun pada saat
menggunakan metode karyawisata responden menjawab asik, komunikatif, friendly, cukup menyenangkan dan suka karena banyak menggunakan contoh
yang nyata. Bukan dilihat dari metode pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran di kelas berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti
metode yang digunakan yaitu guru memberikan ceramah di depan kelas sesuai dengan isi LKS lalu memberikan tugas latihan dari LKS ataupun soal dari guru
yang dapat disimpulkan guru mengajar hanya menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran Geografi.
Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai pembelajaran seperti apa yang diinginkan dalamp pembelajaran
Geografi secara keseluruhan siswa berkeinginan dalam proses pembelajaran Geografi agar diberikan contoh lebih banyak dan lebih nyata, diberikan ceramah
dengan metode konvensional dan diminta untuk merangkum pelajaran yang telah diterangkan secara tulisan, serta siswa tidak mengukai metode belajar yang terlalu
banyak diberikan tugas. Selanjutnya berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan
mengenai suka atau tidak suka pembelajran Geografi dengan menggunakan metode pembelajaran karyawisata secara keseluruhan siswa menyukai karena
siswa dapat melihat fenomena langsung yang dijadikan contoh sehingga siswa
dapat lebih mudah mengerti, dapat menganalisis berdasarkan fenomena nyata yang siswa lihat serta tidak bosan karena belajarnya di tempat yang baru bukan di
kelas. Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan
mengenai kelebihan dan kekurangan dari metode karyawisata, adapun yang menjadi kelebihannya yaitu menyenangkan bisa sambil jalan-jalan karena siswa
jenuh belajar di dalam kelas, dapat melihat fenomena nyata yang dijadikan materi belajar dan contoh, serta siswa merasa senang karena merasa dekat dengan alam.
Dalam hal kekurangan, semua siswa yang diwawancarai menjawab kurang lamanya waktu yang diberikan saat di tempat karyawisata dan membutuhkan
banyak waktu perjalanan dari sekolah sampai ke tempat karyawisata. Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan
mengenai saran terhadap pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata agar lebih baik secara keseluruhan siswa memberikan saran agar diberikan waktu yang
lebih lama saat di tempat karyawisata dan pengkondisian yang lebih baik agar siswa dapat lebih tertib dan teratur.
F.
Hasil Pembahasan Penelitian
Metode pembelajaran karyawisata merupakan salah satu metode pembelajaran yang relevan dan realistis, dimana metode pembelajaran ini dapat memberikan
dampak positif terhadap siswa seperti membangkitkan rasa ingin tahu siswa, membangkitkan sikap analitis, membuat pembelajaran bersifat aktual dan faktual,
membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu. Dalam pelaksanaannya metode melibatkan siswa untuk belajar secara individu juga belajar secara
kelompok dalam rangka mencapai hasil belajar yang diharapkan. Dengan menggunakan metode pembelajaran karyawisata ini siswa terlihat lebih antusias
dalam berdiskusi secara berkelompok, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, mencapai pemahaman lebih secara individu, saling membantu dan bekerja
sama secara postif dalam kelompok serta melatih keuletan, rasa ingin tahu dan tanggung jawab.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai rata-rata pretest kelas yang dijadikan sampel penelitian sebesar 69,7. Setelah diberikan treatment berupa
pembelajaran menggunakan metode karyawisata sebanyak 2 kali setiap pertemuan lama waktunya 3 jam nilai rata-rata kelas dalam posttest meningkat
menjadi 80,29. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setelah siswa belajar dengan metode pembelajaran karyawisata hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Dari hasil uji t diperoleh t
hitung
sebesar 9,04 dan t
tabel
2,02 karena t
hitung
t
tabel
, maka H
1
diterima. Dengan ditolaknya hipotesis nol H
o
dari hasil pengujian uji t pada taraf signifikan 5 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran karyawisata memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar Geografi siswa. Hal ini menyatakan bahwa guru
tidak lagi menjadi center dalam kegiatan pembelajaran melainkan siswa turut aktif dalam kegiatan belajar.
Seperti yang dikatakan Syaiful Bahri Djamarah dan Azwa Zain bahwa metode karyawisata memiliki kelebihan memanfaatkan lingkungan nyata, memiliki bahan
pelajaran lebih luas dan aktual. Pengetahuan yang di dapat oleh siswa juga lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dapat merangsang kreativitas siswa.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa metode karyawisata dapat memanfaatkan lingkungan nyata dan aktual sebagai bahan pelajaran yang relevan
dengan kebutuhan masyarakat dan dapat merangsang kreativitas siswa. Adanya pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa terbukti dengan adanya
perbedaan antara hasil pretest dan hasil posttest siswa, dimana nilai yang diperoleh pada saat posttest lebih tinggi dari pada saat pretest. Terdapatnya
pengaruh positif terhadap hasil belajar juga ditunjang dengan hasil observasi dan wawancara untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa ketika dalam proses
belajar mengajar berlangsung. Karena dalam lembar observasi aktivitas mengajar dan lembar observasi aktivitas belajar siswa dijadikan parameter dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang sudah direncakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Dari hasil observasi tersebut pada tiap
pertemuan terlihat keaktifan dan ketertarikan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar.
Selain menggunakan data penunjang berupa observasi, pembuktian pembelajaran karyawisata memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar
Geografi siswa maka di dukung juga dengan data berupa hasil wawancara. Dari hasil wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa dari ketiga siswa yang
dipilih secara acak dan diwawancarai memeberikan jawaban yang positif terhadap hasil dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti terlihat pada antusias
siswa pada saat dilakukan metode karyawisata karena siswa lebih paham terhadap materi dan dapat melihat contoh fenomenanya secara langsung.
66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan metode
karyawisata terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil perolehan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yaitu diperoleh nilai t
hitung
= 9,7139 lebih besar dari t
tabel
= 2,02 dengan taraf signifikan 0,05 atau 5. Selain itu dilihat dari hasil perhitungan posttest setelah diberikan perlakuan metode
karyawisata sebanyak dua kali nilai rata-ratanya 83,23, lebih tinggi dibandingkan pretest sebelum diberikan perlakuan metode karyawisata yang nilai rata-ratanya
69,7. B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman dalam proses belajar mengajar yang terjadi selama penelitian, maka penulis dapat memberikan saran-
saran sebagai berikut : 1. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengerti etika dan disiplin dalam pembelajaran di luar kelas, ketika melakukan observasi tidak saling mengandalkan satu sama
lain dan adanya dokumentasi ketika proses pembelajaran di luar kelas. 2. Bagi Guru
Guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas, informasi tentang pembelajaran diluar kelas harus lebih jelas dan guru harus lebih
memperhatikan jarak dari sekolah ke tempat penelitian 3. Bagi Sekolah
Adanya kerjasama dalam hal perizinan pembelajaran di luar kelas, adanya buku sumber untuk menunjang proses pembelajaran.
4. Bagi Peneliti Lain Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode
karyawisata tetapi dalam indikator yang berbeda misalnya dikaitkan antara metode karyawisata terhadap motivasi belajar siswa atau terhadap
perubahan minat siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Alfandi, Widoyo. Epistimologi Geografi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press. 2001
Anas, Muhammad. Mengenal Metodologi Pembelajaran. Jakarta: Muhammad Anas Press. 2013
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2009 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rieneka Cipta. 2006 Caroll, Kathleen. A Guide to Great Field Trips. New York: Zephyer Press. 2007
Campbell, T. Donald dan Julian C. Stanley. Experimental and Quasi Experimental Design for Research. Chicago: Handbook of Research Teaching. 2007
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswa Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2006
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2006 Engkoswara. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara. 1998
Faturrahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Rieka Aditama. 2007
Hamlik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2009 Hermawan, Iwan. Geografi: Sebuah Pengantar. Bandung: Private Publishing. 2009
Laila, Nurajmi. “Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Kemampuan Menulis
Karangan Deskri psi Siswa Kelas 10 SD Negeri Cinere 2.” Skripsi S-1 Jurusan
Pendidikan Bahasa Indonesia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013 Lusiana, Lia.
“Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas Outdoor Study trehdap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA PGRI
56 Ciputat.” Skripsi S-1 Pendidikan IPS FITK UIN syarif Hidayatullah Jakarta . 2013
Mudyahardjo, Redjo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. 2002 Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2004
Sabri, H.M Alifus. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Press. 2005 Sari, Nur Alfi Lail.
“Pengaruh Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sosiologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8
Tangerang Selatan. ” Skripsi S-1 Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2013 Sari, Ditha Anggunia Prinandita.
“Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Metode Pembelajaran di Luar Kelas Outdoor Activity pada Peserta Didik Kelas X 8
SMAN 1 Kota Mungkid Magelang Jawa Tengah .” Skripsi S-1 Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Yogyakarta. 2011
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabet. 2008
Shaffat, Idri. Optimized Learning Strategy. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2009 Sumaatmadja, Nursid. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. 1997
Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara. 2009
Surakhmad, Winarto. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jenmars. 1980 Suyanto dan Asep Jihat. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan
Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Erlangga. 2013 Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2009
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos. 1999
Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2010
Zurinal dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan Pengantar dan Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta. 2006
KBBI. Jakarta: Balai Pustaka. 2001