12
karyawisata sebagai metode mengajar yang dimaksud siswa dibawah bimbingan guru pergi meninggalkan sekolah menuju se suatu tempat
untuk menyelidiki atau mempelajari hal tertentu. Misalnya guru bersama siswa pergi ke museum, ke taman hewan, ke pabrik kertas
dan sebagai dalam rangka pembelajaran. Berbeda halnya dengan tamasya dimana manusia yang pergi ke suatu tempat hanya mencari
kesenangan atau sebagai hiburan.
8
Menurut Muhammad Anas, “metode karyawisata adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung pada objek
yang akan dipelajari dengan objek itu terdapat di luar kelas. Kata karyawisata berasal dari karya yang artinya kerja dan wisata yang berarti
pergi bekerja atau bepergian ke suatu tempat un tuk bekerja.”
9
Menurut Suyanto dan Asep Jihad, metode karyawisata adalah metode yang mengajak siswa ke objek tertentu untuk mempelajari sesuatu. Ini
berbeda dengan darmawisata yang tujuannya adalah rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi siswa dalam memahami kehiudpan riil
berserta segala masalahnya. Karyawisata tidak selamanya membutuhkan biaya yang mahal.
Misalnya, melakukan karyawisata ke pasar yang ada di sekitar sekolah, siswa bisa melakukan pengamatan kegiatan jual beli dalam
pelajara ekonomi. Para siswa bisa mewawancarai penjual dan pembeli, mereka bisa memperoleh pengalaman yang berkaitan dengan
pelajaran ekonomi secara langsung di pasar. Untuk pelajaran sejarah, siswa bisa diajak ke museum untuk melihat
benda-benda bersejarah yang dipelajari dalam pelajaran sejarah. Masih banyak pelajaran lain yang bisa diajarkan dengan menggunakan
metode karyawisata, seperti pelajaran Agama, IPS dan Geografi. .
10
Menurut Miriam Kronish yang dikutip dalam buku Kathleen Caroll, “the field trip can serve as a culminating experience at the end of a course
of study, as a catalyst to provoke interest in a new topic, or in the middle of the term for children to test out their ideas and concepts with expert
advice from the people they meet at the site. ”
11
8
Winarto Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung: Jenmars, 1980 h.93
9
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, Jakarta: Muhammad Anas, 2014 h.43
10
Suyanto dan Asep Jihat, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, Jakarta: Erlangga, 2013 h.132
11
Kathleen Caroll, A Guide to Great Filed Trips, New York
13
Hubungan dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata adalah para siswa akan mempelajari suatu objek di luar kelas. Dengan
demikian, apa yang disebut dengan karyawisata sebenarnya ialah mempelajari sesuatu.
12
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode karyawisata adalah metode yang mengajak siswa untuk pergi ke suatu
tempat yang dianggap penting guna mempelajari dan meneliti sesuatu yang sesuai dengan mata pelajaran di sekolah. Metode yang tepat dan
bervariatif dalam mengajarkan Geografi salah satunya dengan mengajak anak mengunjungi pegunungan, perkebunan, danau, sungai atau museum,
yang akan menjelaskan kepada siswa betapa besarnya ciptaan Tuhan dan harus kita syukuri karena memberikan pengetahuan dan manfaat kepada
semua makhluk oleh karena itu kita harus menjaga dan melestarikan alam ciptaan Tuhan.
Metode karyawisata akan membuat para siswa tertarik dalam mempelajari mata pelajaran, khususnya Geografi. Dari beberapa
pengertian diatas, jelaslah bahwa metode adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada para siswa, agar siswa dapat menangkap pelajaran
dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik oleh siswa. Metode menentukan prosedur yang hendak ditempuh dalam mencapai suatu
tujuan. Metode bukan suatu tujuan, melainkan suatu cara untuk mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya. Dapat dipahami bahwa tujuan yang hendak
dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah bagaimana perubahan itu terjadi, metode mana yang dianggap paling tepat untuk
menimbulkan perubahan itu. Dalam memberikan pelajaran Geografi dan perubahan-perubahan yang
diinginkan harus memperhatikan faktor eksternal, lingkungan, sifat bahan pelajaran, minat siswa dan kemampuannya. Maka salah satu cara untuk
12
Ibid.
14
mengefektifkan dan menghidupkan proses belajar mengajar salah satunya dengan metode karyawisata.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwa Zain, metode karyawisata mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu :
Kelebihan metode karyawisata :
1 Karyawisata memiliki
prinsip pengajaran
modern yang
memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran. 2 Membuat apa yang dipelajari disekolah lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan masyarakat. 3 Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa.
4 Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
Kekurangan metode karyawisata :
1 Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah
2 Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang. 3 Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar
tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata.
4 Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas dari pada tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan.
5 Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengerahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi
permasalahan.
13
c. Penerapan Metode Karyawisata dalam Pembelajaran
Menurut Engkoswara, karyawisata sebagai metode mengajar memerlukan langkah-langkah yang baik, diantaranya adalah persiapan dan
perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
1. Persiapan dan Perencanaan Mempersiapkan dan merencanakan karyawisata hendaknya
bersama-sama dengan anak-anak sekalipun guru mata pelajaran. Hal-hal yang perlu dipersiapkan diantaranya :
a. Tujuan dana sasaran yang akan dituju b. Aspek permasalahan yang akan diselidiki. Ada baiknya apabila
dirumuskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi
13
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswa Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rieneke Cipta, 2006 h.94
15
pelajaran IPS dan aspek-aspeknya atau masalah yang akan dicapai.
c. Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan karyawisata.
d. Terbentuknya kelompok-kelopok yang akan membahas atau menyelidiki aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap
kelompokpun hendaknya membagi tugas sehingga setiap orang mempunyai tugas yang jelas. Misalnya, ada yang harus
mengamati, mengumpulkan bahan-bahan, bertanya, mencatat dan lain-lain.
e. Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk menghubungi pengurus yang akan dikunjungim ketua
rombongan atau pemimpin kelompok. f. Waktu karyawisata supaya ditetapkan.
2. Pelaksanaan Karyawisata Karyawisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang
supaya melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun mencatat tang kemudian akan dilaporkan kepada kelompok atau
kelas. Mengerjakan tugas dapat dilakukan perorangan ataupun kelompok kecil. Setiap orang hendaknya mengecek tugasnya yang
telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atau belum. 3. Tindak Lanjut
Karyawisata tidak berakhir pada waktu meneliti, kemudian membuat kesimpulan tertulism melainkan perlua diikuti dengan
suatu tindak lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok tertentu belum tentu diamati yang lain.
Sedangkan tujuan karyawisata supaya semua orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini
perlu ada presentasi atau laporan kelompok yang diikuti dengan tanya jawab dan diskusi. Bahkan ada kalanya seseorang
mendemonstrasikan hasil penelitiannya. Juga di dalamnya tindak
16
lanjut diadakan penilaian tentang kegiatan mereka, apakah karyawisata itu berjalan lancar, tertib dan bermanfaat?
Kekurangan-kekurangan apa yang dirasakan dan bagaimana kemungkinan untuk memperbaikinya.
14
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Nana Sudjana mengatakan, “hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”
15
Hasil belajar yang dimaksud dapat berupa pemahaman siswa mengenai pelajaran yang telah diberikan, atau dapat berupa analisis
terhadap suatu hal, dan dapat pula dalam bentuk pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa terhadap suatu hal tertentu.
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Ngalim Purwanto. Menurutnya, “hasil belajar adalah hasil-hasil pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswa dalam jangka waktu tertentu.”
16
Hasil belajar yang dimaksud dapat berupa hasil tes, ulangan harian, atau evaluasi akhir. Sedangkan, Dimyati
dna Mudjiono mengatakan, “hasil belajar menekankan kepada
diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
”
17
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Pada dasarnya hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan
intelektual saja, akan tetapi masih ada hal lain yang juga menjadi faktor penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan belajar
siswa. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
14
Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bina Aksara,1988, cet. 2, hal.56- 57
15
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009 cet. 14, h.22
16
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2004 cet. Ke-12, h.33
17
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006 cet. Ke-3, h. 190
17
1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa internal, antara lain : a Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menanadai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pembelajran. Kondisi organ-organ khusus siswa,
seperti tingkat kesehatan indera pendengar, dan indera penglihat juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap
informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan oleh guru. Jadi kondisi fisiologis pada umumnya berpengaruh terhadap
hasil belajar seseorang, jika seseorang belajar dalam keadaan jasmani yang segar akan berbeda dengan seseorang yang belajar
dalam keadaan sakit. b Aspek Psikologis
2. Intelegensi Siswa Reber seperti dikutip oleh Muhibbin Syah mengemukakan,
“bahwa intelegensi pada umunya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-
fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat
.”
18
Menurut Howard Gardner yang disitir oleh Johnson dan dikutip oleh Idri Shaffat, “intelegensi
bukanlah sesuatu yang hanya dapat diukur dengan tes, bukan pula sesuatu yang semata-
mata bersifat genetid secara lahiriah.”
19
3. Sikap Siswa attitude Menurut Muhibbin Syah, sikap adalah gejala internal yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang
dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran yang disajikan
merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut, sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang
18
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos, 1999, h.133
19
Idri Shaffat, Optimized Learning Strategy, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009, h.37