Menurut Manager Pengendalian BLU Transjakarta, koridor III merupakan jalur dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi terutama pada jam kerja, sehingga pada jalur ini sering terdapat
kendaraan lain yang masuk ke dalam jalur bus Transjakarta Afifah, 2011. Adapun rincian data kejadian kecelakaan bus Transjakarta koridor III tahun 2011-juni
2012 adalah sebagai berikut: Tabel 1.1
Data kejadian kecelakaan bus Transjakarta koridor III Tahun 2011-juni 2012
Tahun Jumlah
kecelakaan Jumlah korban luka
Ringan Berat meninggal dunia
2011 64
26 5
2012 januari
– juni 52
11 1
Sumber: PT Trans Batavia 2012 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah total kejadian kecelakaan ditahun 2011-
juni 2012 sebanyak 116 kasus dengan jumlah korban 43 orang, yang terdiri dari 37 orang luka ringan dan 6 orang meninggal dunia.
Melihat masih tingginya angka kejadian kecelakaan bus Transjakarta pada tahun 2011 yang terlihat pada grafik 1.1,dimana koridor III merupakan koridor dengan angka kejadian
kecelakaan paling tinggi dan berdasarkan data kejadian kecelakaan koridor III dimana terlihat pada tabel 1.1 bahwa kejadian kecelakaan di tahun 2012 ini hingga bulan Juni telah mencapai 52
kasus kecelakaan, oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai gambaran faktor-faktor penyebab kejadian kecelakaan bus Transjakarta di koridor III kalideres-
Harmoni Januari - Juni Tahun 2012.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang terlihat bahwa data-data pelaporan berupa jumlah kejadian kecelakaan yang terjadi pada tiap koridor Bus Transjakarta hampir seluruhnya pernah
terjadi kejadian kecelakaan, dari data tersebut juga diketahui bahwa kkoridor III kalideres- harmoni merupakan koridor dengan angka kejadian kecelakaan tertinggi di Tahun 2011.
Sesuai dengan teori ILCI Loss Caution Model Bird dan Germain, 1985 menyebutkan bahwa unsafe act pada kecelakaan-kecelakaan yang terjadi adalah perilaku dari individu yang
dalam hal ini adalah perilaku tidak aman pramudi bus Transjakarta dan individu yang melewati jalur bus Transjakarta, yang menyebabkan jalur tidak steril oleh kendaraan lain. Sedangkan yang
menjadi unsafe condition adalah kondisi fisik jalur yang masih dapat dilewati oleh pengguna jalan lain dan kondisi fisik bus Transjakarta itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti gambaran faktor- faktor penyebab kejadian kecelakaan Bus Transjakarta koridor III kalideres-harmoni Tahun
2012.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran penyebab kejadian kecelakaan bus Transjakarta di koridor III
Kalideres-Harmoni berdasarkan faktor unsafe act perilaku tidak aman Pramudi Tahun 2012 ?
2. Bagaimana gambaran penyebab kejadian kecelakaan bus Transjakarta di koridor III
Kalideres-Harmoni berdasarkan faktor unsafe condition kondisi tidak aman Tahun 2012?
3. Bagaimana gambaran penyebab kejadian kecelakaan bus Transjakarta di koridor III
Kalideres-Harmoni berdasarkan faktor pengendalian manajemen Tahun 2012?
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran faktor-faktor penyebab kejadian kecelakaan Bus Transjakarta di koridor III Kalideres-Harmoni Tahun 2012
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran penyebab kejadian kecelakaan bus Transjakarta di koridor III
Kalideres-Harmoni berdasarkan faktor unsafe act perilaku tidak aman Pramudi Tahun 2012 ?
2. Diketahuinya gambaran penyebab kejadian kecelakaan bus Transjakarta di koridor III
Kalideres-Harmoni berdasarkan faktor unsafe condition kondisi tidak aman Tahun 2012?
3. Diketahuinya gambaran penyebab kejadian kecelakaan bus Transjakarta di koridor III
Kalideres-Harmoni berdasarkan faktor pengendalian manajemen Tahun 2012?
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan atau bahan evaluasi bagi institusi dalam upaya meningkatkan keselamatan penumpang maupun pengguna jalan lain.
1.5.2 Manfaat Bagi pekerja
Dengan mengetahui gambaran faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan maka diharapkan pekerja dapat lebih memahami hal-hal yang dapat mereka lakukan agar
terhindar dari kecelakaan kerja.
1.5.3 Manfaat bagi Peneliti
Melatih pola berpikir sistematis dalam menghadapi masalah-masalah, khususnya masalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan transportasi.
1.5.4 Manfaat bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sebagai referensi keilmuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya dalam bidang Transportasi.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2012 dengan menggunakan data primer dan data sekunder, data primer penulis dapatkan dari hasil wawancara terhadap
beberapa informan yaitu pramudi bus Transjakarta dan pihak manajemen koridor III, sedangkan untuk data sekunder penulis dapatkan dari Badan Layanan Umum Transjakarta dan PT Trans
Batavia TB sebagai pengelola koridor III. Adapun lokasi penelitian yaitu pada unit pengelola bus Transjakarta koridor III kalideres-harmoni, Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran
faktor-faktor penyebab kejadian kecelakaan bus Transjakarta di koridor III kalideres-harmoni Tahun 2012. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode observasi dan
wawancara mendalam. Penulis tertarik untuk memeilih tema ini dikarenakan berdasarkan data kejadian kecelakaan yang diperoleh dari BLU Transjakarta dan PT Trans Batavia menunjukkan
bahwa masih tinggi nya angka kejadian kecelakaan yang terjadi pada bus Transjakarta khususnya pada koridor III dibandingkan angka kejadian kecelakaan pada koridor lainnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 yaitu upaya dan pemikiran dalam menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani manusia pada
umumnya dan pekerja pada khususnya serta hasil karya budaya dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila.
Menurut Suma’mur 1996, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat ditinjau dari berbagai segi sudut pandang dan definisi yang berbeda, yaitu:
2.1.1 Secara Filosofis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 adalah suatu bentuk pemikiran dan upaya untuk menjamin keadaan, keutuhan, dan kesempurnaan baik secara
jasmani maupun rohani mausia serta karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya.
2.1.2 Secara Praktis dan Hukum
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu upaya untuk perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat, selama melakukan
pekerjaannya di tempat kerja atau orang lain yang akan memasuki tempat kerja maupun sumber dan proses produksi dapat secara aman dan efisien dalam
pemakaiannya.