Shift Kerja Gambaran penyebab kejadian kecelakaan bus Transjakarta di koridor III

menurut teori yang dikemukakan Ramli, 2010 informasi kejadian kecelakaan yang pernah terjadi merupakan masukan penting dalam merancang sebuah pelatihan keselamatan. Menurut Bird dan Germain 1990, pelatihan yang sesuai akan menyebabkan kinerja lebih efisien dan akan dapat mengurangi angka kejadian kecelakaan. Selain itu, hasil dari sebuah pelatihan juga dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas penerapan SOP, dimana sebelumnya harus dievaluasi untuk menentukan efektifitasnya, adapun evaluasi dari proses pelatihan kepada pekerja dapat digunakan untuk melakukan perbaikan masalah terutama masalah penyebab kecelakaan agar dapat ditemukan solusi penanganannya. Secara umum proses pelatihan yang dilakukan perusahaan bersifat pelatihan eksternal, yaitu dengan mengirim perwakilan pramudi untuk melakukan pelatihan, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Salinding, 2011 terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan dengan produktivitas pekerja, sehingga perlu dilakukan pelatihan khusus kepada pramudi terutama bagi pramudi yang baru agar dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para pramudi.

6.4.4 Shift Kerja

Menurut Suma’mur 1994, shift kerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mayanda, 2009 shift kerja akan mempengaruhi perasaan lelah dan stress kerja kepada para pekerja, seseorang yang bekerja terlalu malam atau terlalu pagi akan merasa lelah dan mengantuk atas jadwal kerja mereka. Berdasarkan hasil wawancara mendalam diketahui bahwa shift kerja yang di berlakukan di perusahaan dimulai pukul 05.00 hingga pukul 14.00, dan pukul 14.00 hingga pukul 22.00. para pramudi mengatakan bahwa mereka tidak pernah mendapatkan jadwal istirahat khusus setiap hari nya, waktu istirahat mereka hanya pada saat melakukan pengisian BBG Bahan Bakar Gas, biasanya dua kali dalam sehari yaitu pada saat sebelum memulai shift kerja pertama dan kedua. Perusahaan telah menerapkan satu hari libur kerja bagi para pekerja setiap minggu nya, namun apabila terdapat pengganti shift yang bermasalah pramudi harus menggantikannya, selain itu juga terdapat pramudi yang masih mengambil jadwal lembur demi untuk mendapatkan tambahan gaji. Berdasarkan hasil wawancara mendalam, Para pramudi setiap hari nya tidak pernah mendapat jadwal istirahat yang tetap, waktu istirahat mereka hanya pada saat pengisian BBG Bahan Bakar Gas. Hal tersebut menjadikan para pramudi terkadang merasa kelelahan, menurut Jawawi 2008 kelelahan akibat shift kerja yang dialami oleh pekerja dapat mengakibatkan efek fisiologis dan efek psikososial yang menyebabkan menurunnya kinerja sehingga berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan. Oleh sebab itu sebaiknya pihak perusahaan membuat jadwal khusus agar dalam sehari pramudi bisa mempunyai jadwal istirahat yang tetap. Hal tersebut juga untuk menghindari kelelahan dan stres kerja yang dialami oleh pramudi, dikarenakan menurut penelitian stres kerja dan kelelahan kerja merupakan faktor yang diduga dapat mempengaruhi kejadian kecelakaan kerja.

6.4.5 Safety Promotion