BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 yaitu upaya dan pemikiran dalam menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani manusia pada
umumnya dan pekerja pada khususnya serta hasil karya budaya dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila.
Menurut Suma’mur 1996, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat ditinjau dari berbagai segi sudut pandang dan definisi yang berbeda, yaitu:
2.1.1 Secara Filosofis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 adalah suatu bentuk pemikiran dan upaya untuk menjamin keadaan, keutuhan, dan kesempurnaan baik secara
jasmani maupun rohani mausia serta karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya.
2.1.2 Secara Praktis dan Hukum
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu upaya untuk perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat, selama melakukan
pekerjaannya di tempat kerja atau orang lain yang akan memasuki tempat kerja maupun sumber dan proses produksi dapat secara aman dan efisien dalam
pemakaiannya.
2.1.3 Secara Keilmuan
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah cabang ilmu pengetahuan dan penerapannya yang mempelajari tentang tata cara penanggulangan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja.
2.2 Kecelakaan
Menurut Bird dan Germain 1990, Kecelakaan adalah suatu sumber peristiwa yang tidak dikehendaki, dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta benda dan
biasanya terjadi sebagai akibat dari adanya kontak dengan sumber energi yang melebihi
batas kemampuan tubuh atau struktur.
Sedangkan berdasarkan Depnaker 1998, Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang menimbulkan kerugian pada manusia dan harta benda akibat adanya kontak dengan sumber
energi yang melebihi ambang batas tubuh atau struktur. Menurut OSHAS 18001:2007 kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan menimbulkan kematian, sakit, cidera,
kerusakan atau kerugian. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kecelakaan merupakan suatu
kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dan dapat terjadi sewaktu-waktu karena sifatnya yang tidak dikehendaki serta dapat menimbulkan kerugian baik cidera, kematian,
kerusakan atau kehilangan harta benda.
2.2.1 Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian pada lalu lintas jalan yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang menyebabkan cedera atau kerusakan pada pemiliknya
WHO,1984. Sedangkan berdasarkan PP No.43 Tahun 1993 Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa di jalan raya yang tidak di sangka-sangka dan tidak di sengaja,
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda.
Menurut Hobbs,1995 dalam Kartika,2009 kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang sulit untuk di prediksi kapan dan dimana terjadinya, kecelakaan tidak
hanya mengakibatkan trauma, cidera ataupun kecacatan, tetapi juga dapat mengakibatkan kematian. Kasus kecelakaan sulit diminimalisasi dan cenderung meningkat seiring
pertambahan panjang jalan dan banyaknya pergerakan dari kendaraan. Sedangkan menurut Undang-undang nomor 14 Tahun 1992 tentang lalu lintas dan
angkutan jalan kecelakaan lalu lintas diartikan sebagai suatu peristiwa yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai
jalan lainnya, mengakibatkan kerugian harta benda atau korban jiwa. Apabila dilihat dari jumlah kendaraan yang terlibat didalam suatu kecelakaan,
kecelakaan memiliki dua jenis, yaitu kecelakaan tunggal dan kecelakaan ganda. Kecelakaan tunggal adalah kecelakaan yang hanya melibatkan satu kendaraan bermotor
dan tidak melibatkan korban lain seperti pejalan kaki, dan pengguna jalan lainnya.kecelakaan tersebut dapat berupa menabrak pohon atau benda yang dapat
menjadi kontak kecelakaan, terguling yang dapat diakibatkan kehilangan kendali oleh pengemudi dan tergelincir yang disebabkan oleh jalan yang licin. Sedangkan kecelakaan
ganda yaitu suatu kecelakaan yang dapat melibatkan lebih dari satu kendaraan atau pejalan kaki Hubdat, 2006.
Untuk mengatur seluruh aspek lalu lintas dan transportasi, Indonesia mempunyai Undang-Undang No.14 Tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan raya. Undang-
Undang ini dipersiapkan untuk mengakomodir berbagai perkembangan baru, terutama
konsep-konsep dan teknologi baru dalam manajemen dan rekayasa lalu lintas Muldan,2009.
Sekarang ini, pemberlakuan Undang-undang lalu lintas nomor 22 Tahun 2009 telah dibuat untuk menggantikan Undang-undang no.14 Tahun 1992. Banyak peraturan
baru dalam undang-undang baru tersebut dengan sanksi yang lebih berat dibandingkan dengan peraturan sebelumnya, hal tersebut dibuat dengan harapan agar pengguna
kendaraan lebih tertib mentaati peraturan yang berlaku.
2.2.2 Dampak Kecelakaan Lalu lintas
Berdasarkan PP no. 43 Tahun 1993 Dampak yang ditimbulkan akibat kecelakaan lalu lintas dapat menimpa sekaligus atau hanya beberapa diantaranya, dampak tersebut
dapat berupa materi dan korban jiwa, kecelakaan yang memiliki dampak korban jiwa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Meninggal dunia adalah korban kecelakaan yang dipastikan meninggal dunia
sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut.
b. Luka berat adalah korban kecelakaan yang karena luka-lukanya menderita cacat
tetap atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak kecelakaan terjadi. Suatu kejadian di golongkan sebagai cacat tetap jika suatu
anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak dapat sembuh atau pulih untuk selamanya.
c. Luka ringan adalah korban kecelakaan yang mengalami luka-luka yang tidak
memerlukan rawat inap atau harus dirawat inap di rumah sakit kurang dari atau sama dengan 30 hari.
2.3 Teori ILCI Loss Causation Model
Teori domino didukung oleh Bird dan Germain 1990 dengan mengemukakan mengenai kecelakaan yaitu disebabkan adanya kekurangan pada sistem pengendalian manajemen.
Kemudian The International Loss Control Institute mengembangkan teori tersebut yang disebut ILCI Loss Causation Model.
Loss Causation Model berisikan petunjuk yang memudahkan penggunanya untuk memahami bagaimana menemukan faklor penting dalam rangka mengendalikan meluasnya
kecelakaan dan kerugian termasuk persoalan manajemen. Bird dan Germain 1990 menjelaskan bahwa suatu kerugian loss disebabkan oleh serangkaian faktor-faktor yang
berurutan seperti yang terdapat dalam Loss Causation Model, Seperti teori domino, model ILCI didasari dari kejadian yang dapat menyebabkan kerugian, seperti pada bagan berikut:
Gambar 2.1 ILCI Loss Causation Model Bird Germain, 1990
LOSS
PEOPLE PROPERTY PROCESS
BASIC CAUSE
PERSONAL FACTORS
JOB FACTORS IMMEDIATE
CAUSES SUB STANDARD
ACT
CONDITION INCIDENT
CONTACT WITH ENERGY
OR SUBSTANCE
LACK OF CONTROL
INADEQUATE PROGRAM
PROGRAM STANDARDS
COMPLIANCE TO STANDADARDS
LOSS
PEOPLE PROPERTY PROCESS
a. Loss