6.3 Gambara penyebab kejadian kecelakaan bus Transjakarta di koridor III
Kalideres-Harmoni berdasarkan faktor unsafe condition kondisi tidak
aman
Kondisi tidak aman merupakan kondisi yang tidak sesuai dengan standar yang timbul ditempat kerja Bird dan Germain, 1990. Dalam hal penelitian ini
kondisi tidak aman di lingkungan kerja pramudi dibagi menjadi dua yaitu kondisi jalur dan kondisi bus. Berikut pembahasannya:
6.3.1 Gambaran Kondisi Jalur
Kondisi jalur merupakan kondisi jalur khusus yang dilewati oleh bus Transjakarta. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui
bahwa kondisi jalur di sepanjang koridor III telah banyak mengalami kerusakan. Diantaranya yaitu banyak pembatas jalur yang telah hilang
atau rusak sehingga banyak pengendara lain yang menerobos masuk, dimana hal tersebut dapat menimbulkan kejadian kecelakaan, sesuai
dengan pernyataan Dephub, 2008 yang menyatakan bahwa kejadian kecelakaan bus Transjakarta dapat bermula dari kerusakan jalur yang
dapat menyebabkan kendaraan lain masuk kedalam jalur. Selain itu kondisi jalur yang menikung menurut pengakuan para
pramudi merupakan jalur yang rawan untuk terjadinya kecelakaan. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian Permana, 2007 yang
menyebutkan bahwa jalur yang menikung dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas, sehingga pada saat melintasi jalan menikung
diperlukan teknik khusus, dan antisipasi serta kehati-hatian, karena dapat
menyebabkan hilangnya kendali kendaraan, yang dapat menimbulkan kejadian kecelakaan.
Pada jalur yang menikung juga dibutuhkan rambu-rambu sebagai pegingat pengemudi agar lebih berhati-hati, berdasarkan hasil wawancara
mendalam dan observasi, rambu-rambu khusus di jalur bus Transjakarta telah banyak terpasang, terutama pada jalur yang menikung. Untuk
mengatasi masalah pada kondisi jalur bus Transjakarta terutama koridor III dimana banyak pembatas jalur nya telah rusak atau hilang, pihak
manajemen sedang berupaya untuk membuat pembatas jalur yang lebih tinggi dan lebih kuat. Untuk pembatas yang baru sebagian telah di pasang
di jalur, namun sebagian lagi masih dalam proses penyelesaian. Secara umum kondisi jalur bus Transjakarta koridor III
Kalideres-Harmoni Tahun 2012 yang dapat berpotensi menimbulkan kejadian kecelakaan berdasarkan hasil wawancara mendalam dan
observasi yaitu jalur yang berada pada kondisi jalan yang menikung, dan juga jalur yang telah banyak mengalami kerusakan terutama pembatas
jalur yang sudah banyak yang rusak atau hilang menyebabkan kendaraan lain dapat leluasa masuk kedalam jalur bus Transjakarta.
Pembatas jalur yang baru mempunyai tinggi kurang lebih 50 cm, sehingga diharapkan akan dapat menekan jumlah pengendara lain yang
menerobos masuk kedalam jalur. Hal tersebut disebabkan oleh tidak pernah sterilnya jalur bus Transjakarta dari pengguna jalan lain yang
sering memicu terjadinya kecelakaan. Sesuai dengan pernyataan
Dephub, 2008 yang menyebutkan bahwa kecelakaan bus Transjakarta kerap terjadi pada saat pengendara sepeda motor menerobos jalur busway
dimana biasanya sepeda motor masuk dari jalur kiri ke jalur busway, kemudian tertabrak busway dari arah belakang.
Upaya pihak manajemen untuk memperbaiki pembatas jalur bus Transjakarta merupakan suatu upaya yang sangat baik untuk mengurangi
pelanggaran di jalur bus Transjakarta, namun tentunya perlu kerja sama yang saling terkait dengan pihak kepolisian lalu lintas setempat,
dikarenakan pihak yang berwenang untuk menjaga ketertiban lalu lintas merupakan pihak kepolisian yang bertanggung jawab atas terlaksananya
ketertiban peraturan lalu lintas. Adanya kerja sama yang baik antar berbagai pihak untuk
mengatasi masalah penegakan ketertiban lalu lintas diharapkan dapat memperbaiki sistem transportasi di indonesia, sebagai contoh pengadaan
jalur bus transjakarta harus didukung dengan pengawasan yang maksimal oleh pihak yang berwenang dalam penerapannya di lapangan agar dapat
mendapatkan hasil yang lebih baik dalam rangka mengurangi dan mencegah kejadian kecelakaan bus Transjakarta.
6.3.2 Gambaran Kondisi Bus