5.2 Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Kejadian Kecelakaan Bus
Transjakarta Di Koridor III Kalideres-Harmoni Tahun 2012
Kejadian kecelakaan bus Transjakarta yang terjadi pada koridor III Kalideres-Harmoni berdasarkan data yang didapat dari manajemen
pengelola koridor III, selama tahun 2012 hingga bulan juni telah terjadi 52 kasus kecelakaan. Dari jumlah total kejadian kecelakaan tersebut
sebanyak 11 orang mengalami luka dan 1 orang meninggal dunia. Adapun data tentang kejadian kecelakaan yang pernah dialami
atau diketahui oleh informan-informan adalah sebagai berikut: “…..waktu itu di belokan indosiar, siang-siang jam 10 pas
belokan indosiar, pas bulan puasa, padahal saya udah pelan- pelan
…sama motor waktu itu…tapi orang nya nggak apa-apa sih….jam segitu emang lagi padet…biasanya dari jam 7 pagi udah macet….”
Informan U1
Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat kendaraan lain yang memasuki jalur bus dan berbelok ingin menyalip bus
namun malah menyerempet. Sang pramudi mengaku bahwa dia sudah mengemudi dengan pelan-pelan namun karena terbatasnya jarak maka
kecelakaan pun tidak dapat dihindarkan. Hasil wawancara mendalam kepada informan U2, diketahui
bahwa kejadian kecelakaan yang dia alami pada bulan oktober merupakan kelalaian dia dan juga karena banyaknya kendaraan lain yang
masuk ke jalur.
“….Alhamdulillah saya baru sekali tahun ini..penyebabnya ya dua-dua nya, karena kelalaian saya juga karena pengendara lain yang
masuk ke jalur waktu itu..kalo kondisi bus nya sih baik-baik aja waktu itu
…harus sabar lah pokoknya…jalur mah kagak pernah sepi……”
Informan U2
Informasi dari informan U2 didukung oleh pernyataan dari informan P2 yang menyatakan bahwa jalur bus yang seharusnya hanya
muat dilalui oleh busway, tetap saja banyak kendaraan lain yang masuk. Bus Transjakarta sendiri tidak dapat digunakan untuk melakukan
pengereman mendadak karena sifat rem nya yang hanya bisa mengerem dari jarak jauh.
‘’…bus Transjakarta kan nggak bisa ngerem mendadak, rem nya itu harus dari jarak jauh.....untuk jalur,jalur busway kan hasil dari
pengambilan satu badan jalan, jadi masalah nya ya pasti ke pengendara
lain yang menerobos masuk kalo lagi macet….” Informan P2
Adapun untuk jumlah kejadian kecelakaan di tiap tahun menurut informan P1, pada tiap tahunnya dapat melebihi 40 kali bahkan lebih dari
50 kali kejadian kecelakaan. Pihak manajemen sendiri sudah berupaya untuk menekan kejadian kecelakaan, namun pihak manajemen mengajak
semua pihak untuk bekerja sama agar kejadian kecelakaan bus Transjakarta dapat dikurangi. Berikut kutipannya:
“…kecelakaan…..kalo setahun biasanya bisa lebih dari 40 bahkan lebih dari 50 kali kecelakaan….kami sudah berupaya untuk
selalu menekan angka kecelakaan pastinya…tapi kami juga butuh kerja sama berbagai pihak…rambu-rambu khusus jalur busway sudah ada,
polisi juga sering melakukan penilangan tapi ya balik lagi ke kesadaran masyarakat...
.” Informan P1
Secara umum, faktor penyebab kejadian kecelakaan yang dialami oleh pramudi pada penelitian ini berdasarkan informasi dari para
informan yaitu dikarenakan adanya perilaku tidak aman baik itu dari pramudi yang kurang berhati-hati saat berada di belokan atupun pramudi
melakukan pengereman mendadak karena kurang antisipasi. Adapun dari faktor kendaraan, bus Transjakarta merupakan bus
besar dimana sulit untuk berhenti hanya dengan menginjak rem karena sifat rem nya yang tidak dapat digunakan untuk melakukan pengereman
jarak terlalu dekat dan harus melalui jarak jauh. Faktor tersebut juga membuat pramudi kesulitan untuk menghindari kecelakaan. Jalur bus
Transjakarta yang tidak pernah steril dari pengendara lain juga menjadi salah satu penyebab yang memicu terjadinya kecelakaan.
Pihak manajemen telah berupaya untuk menekan angka kecelakaan, selain itu juga rambu-rambu khusus di jalur busway telah
dibuat, dimana pengawasannya dilakukan oleh kepolisian lalu lintas setempat, polisi telah melakukan penindakan berupa penilangan kepada
pengendara yang masuk ke dalam jalur, upaya-upaya tersebut dilakukan dalam rangka mengurangi kejadian kecelakaan.
5.3 Gambaran penyebab kejadian kecelakaan bus Transjakarta di
koridor III Kalideres-Harmoni berdasarkan faktor unsafe act
perilaku tidak aman Pramudi
Perilaku tidak aman pramudi yang dimaksud yaitu perilaku pramudi yang tidak sesuai dengan prosedur. Data tentang perilaku tidak
aman pramudi didapatkan melalui hasil wawancara dengan informan dan berdasarkan data laporan kejadian kecelakaan PT Trans Batavia.
Berikut merupakan hasil wawancara mendalam kepada informan: “….ya kadang-kadang ngerem mendadak, karena penumpang kan
seringnya penuh, jalur kita juga terbatas, jadi susah menghindar kalo ada motor atau mobil didepan ….dan yang pasti menelepon..bengong itu
juga g boleh kalo lagi nyetir kan ya….” Informan U1
Hasil wawancara mendalam pada informan juga mendapatkan hasil bahwa terdapat pramudi yang masih melakukan pelanggaran
peraturan SOP yang telah dibuat, berikut kutipannya: “….kadang-kadang ya ada yang saya langgar,,,ada yang
enggak,,temen- temen juga saya rasa begitu…wong namanya orang
kerja…”Informan U2
Informan P1 mengatakan bahwa kejadian kecelakaan yang sering terjadi berlokasi disekitar belokan, hal tersebut dapat menggambarkan
bahwa pramudi masih banyak yang kurang berhati-hati saat akan berbelok.
“…kalo kasus kecelakaan biasanya sering terjadi di belokan…nggak tau ya, mungkin pramudi pada kurang antisipasi kanan
kiri…”Informan P1
Perilaku tidak aman Unsafe Act pramudi juga disebabkan oleh adanya perilaku tidak aman dari pengemudi kendaraan lain yang masuk
ke jalur, adapun jenis kecelakaan yang sering terjadi menurut pemaparan dari informan P2 yaitu menyerempet atau berserempetan dengan
kendaraan lain. “…kalo melihat data-data kecelakaan yang banyak itu
menyerempet, artinya selain perilaku pramudi juga ada faktor kendaraan lain yang ma
suk ke jalur…” Informan P2
Pada umumnya perilaku tidak aman pramudi yang sering muncul diantaranya yaitu kurang berhati-hati saat berada di tikungan atau
belokan, melakukan pengereman mendadak dan juga melanggar standar keselamatan yang telah dibuat.
5.4 Gambara penyebab kejadian kecelakaan bus Transjakarta di