74
Contoh deskriptor dengan indikator memuat kemampuan berpendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan dalam dokumeninstrumen penilaian
diskusipresentasi yang disusun oleh guru biologi Madrasah Aliyah Kota Bogor diantaranya sebagai berikut.
1 Keberanian menjawab dan keberanian menyampaikan ide. 2 Mengungkapkan pendapat secara jelas.
3 Mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan. 4 Memberikan sanggahan terhadap pendapat audiens.
c. Memuat Kemampuan Penguasaan Audiens.
Penguasaan audiens pada umumnya perlu dimiliki oleh seorang peserta didik baik dalam kegiatan diskusipresentasi maupun tidak. Di dalam penguasaan
audienns ini akan terlihat kemahiran dan kepandaian seseorang dalam mengelola sebuah acara atau kegiatan tertentu. Sehingga nantinya kemampuan dan
kepercayaan diri seseorang dalam penguasaan audiens ini dapat terlihat. Dalam melakukan penilaian diskusipresentasi di kelas pun sebaiknya guru
dapat menunjukkan indikator ini. Dikarenakan indikator ini mampu menilai dan menunjukkan antusiasme peserta didik dalam melakukan diskusipresentasi di
dalam kelas. Indikator
ini sudah
muncul pada
semua dokumen
penilaian diskusipresentasi B, J, dan K. Hal ini menunjukkan bahwa semua guru sudah
menggunakan indikator ini ketika menilai peserta didik dalam penilaian diskusipresentasi.
Contoh deskriptor dengan indikator memuat kemampuan penguasaan audiens dalam dokumeninstrumen penilaian diskusipresentasi yang disusun oleh
guru Madrasah Aliyah Kota Bogor diantaranya sebagai berikut. 1 Terlibat aktif.
2 Bahasa tubuh seperti kontak mata, postur dan gerak tubuh digunakan secara efektif.
3 Mengikuti kegiatan diskusi secara aktif. 4 Percaya diri.
75
d. Memuat Kemampuan Berbicara.
Kemampuan berbicara di dalam suatu diskusipresentasi dirasa perlu dilakukan. Sebab percaya diri atau tidaknya seseorang salah satunya dapat dilihat
dari kemampuan bicara seseorang tersebut. Baik atau tidaknya, salah atau tidaknya, dan sesuai atau tidaknya seseorang berbicara maka akan terlihat dari
kemampuan berbicaranya ia sendiri. Menurut Carl Storz, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan
sebuah presentasi yaitu, The first one deals with preparation and planning, the most important
stage. The second one deals with the structure of the speech and necessary language. The third speaks about visuals and how to make the best use of
them. The fourth discusses how to create interest and estabilish and maintain a relationship with the audience. The fifth deals with body
language and finally the sixth contains a few comments on using the voice and correct pronounciation.
23
Jika diartikan, Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan sebuah presentasi yaitu, pertama berkaitan dengan persiapan dan perencanaan, ini
merupakan tahap yang paling penting. Kedua, berhubungan dengan struktur bicara dan bahasa yang diperlukan. Ketiga berbicara tentang visual dan bagaimana
membuat penggunaan yang terbaik. Keempat membahas cara membuat, membangun, dan mempertahankan hubungan dengan penonton. Kelima bahasa
tubuh dan yang terakhir keenam berisi beberapa komentar dalam menggunakan suara dan pengucapan yang benar.
Dengan demikian guru dirasa perlu untuk menunjukkan indikator ini. Sebab peserta didik nantinya akan terlihat kemampuan dan kemahirannya dalam
mengatur dan mengkondisikan cara bicaranya ketika berada dalam suatu forum diskusipresentasi. Sebab boleh jadi jika seorang peserta didik yang jika tidak
sedang diskusipresentasi kemampuan bicaranya sangat bagus namun jika sedang diskusipresentasi tidak terlihat kemampuan berbicaranya. Demikian juga
sebaliknya.
23
Carl Storz, “Oral Presentation Skills A Practical Guide”, Paper in Institute National De
Telecommunications, Evry France, 2009, h. 1.
76
Indikator ini hanya muncul di satu dokumen penilaian diskusipresentasi MA J saja. Dengan demikian berarti pada indikator ini guru sebagian besar belum
menggunakan indikator tersebut dalam penilaian diskusipresentasi peserta didik. Contoh deskriptor dengan indikator memuat kemampuan berbicara dalam
dokumeninstrumen penilaian diskusipresentasi yang disusun oleh guru biologi Madrasah Aliyah Kota Bogor yaitu kualitas suara seperti volume dan artikulasi
cukup baik. Dari kelima dokumen penilaian otentik kelas X, XI, dan XII yang terjaring
dalam dokumen penilaian kinerjaunjuk kerja dan penilaian diskusipresentasi yang dianalisis, masih banyak yang belum teridentifikasi pada indikator penilaian
kinerjaunjuk kerja dan indikator penilaian diskusipresentasi yang sudah peneliti kembangkan. Namun secara umum tingkat kesesuaian dokumen penilaian
kinerjaunjuk kerja dan dokumen penilaian diskusipresentasi pada kelima dokumen penilaian termasuk dalam kategori
“sesuai” dalam mengukur indikator- indikator penilaian kinerjaunjuk kerja dan indikator penilaian diskusipresentasi
yang sudah peneliti kembangkan. Berdasarkan hasil angket mengenai authentic assessment juga telah menunjukkan bahwa penggunaan authentic assessment
dalam pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah Kota Bogor sudah berkategori “baik”.
Sampai saat ini peneliti belum menemukan adanya aturan baku mengenai format penilaian otentik dalam hal ini penilaian kinerjaunjuk kerja dan penilaian
diskusipresentasi, dan proporsi yang ideal dari masing-masing indikator. Namun demikian, dokumen penilaian kinerjaunjuk kerja dan dokumen penilaian
diskusipresentasi yang sudah mengidentifikasi indikator-indikator yang telah peneliti kembangkan hendaknya memuat semua indikator dalam dokumen
penilaian kinerjaunjuk kerja dan dokumen penilaian diskusipresentasi yang sudah dibuat guru, karena indikator tersebut digunakan sebagai indikator
pencapaian keterampilan peserta didik dalam mencapai kompetensi pembelajaran. Perhatian mengenai penggunaan penilaian otentik dalam hal ini penilaian
kinerjaunjuk kerja dan penilaian diskusipresentasi sangat perlu untuk dikembangkan, agar tidak ada lagi yang beranggapan bahwa pelajaran sains