7
a Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. b Mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
c Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik. d Memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan peserta didik dalam
rangka perbaikan.
5
Selain itu, penilaian juga memiliki beberapa prinsip sebagai berikut. a Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif.
b Penilaian harus dibedakan antara penskoran scoring dan penilaian grading. c Kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses
belajar mengajar. d Penilaian harus bersifat komparabel dan dilakukan secara adil.
e Sistem penilaian yang digunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi guru.
6
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses pengumpulan bukti-bukti kemampuan belajar peserta didik oleh guru, dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan belajar serta hasil belajar peserta didik dapat terapai.
b. Pengukuran
Pengukuran adalah suatu proses pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu
menurut aturan atau formulasi yang jelas.
7
Berdasarkan pandangan tersebut, terlihat bahwa semua kegiatan di dunia ini tidak bisa lepas dari pengukuran.
Keberhasilan suatu program dapat diketahui melalui suatu pengukuran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa lepas dari kegiatan
pengukuran. Penelitian-penelitian yang dilaksanakan oleh semua bidang selalu melibatkan kegiatan pengukuran, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Oleh karena itu,
pengukuran memegang peranan
penting, baik untuk
5
Sofyan, dkk, loc. cit.
6
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013, h. 73.
7
Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: CV Wacana Prima, 2009, h. 9.
8
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun untuk penyajian informasi bagi pembuat kebijakan.
Kesahihan alat ukur bisa ditinjau dari konstruk alat ukur, yaitu mengukur seperti yang direncanakan. Menurut teori pengukuran, substansi yang diukur harus
satu dimensi. Kebenaran alat ukur bisa dilihat dari kisi-kisi alat ukur yang berisi tentang materi yang diujikan, bentuk soal, tingkat berpikir yang terlibat, bobot
soal dan cara penskoran. Oleh karena itu pokok bahasan yang diujikan dipilih berdasarkan kriteria pokok bahasan yang esensial, mempunyai nilai aplikasi,
berkelanjutan, dan dibutuhkan untuk mempelajari mata pelajaran lain.
8
Pengukuran memiliki sifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melaksanakan penilaian. Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran yaitu adanya
tujuan pengukuran, ada objek yang diukur, alat ukur, proses pengukuran, dan hasil pengukuran kuantitatif.
9
c. Evaluasi
Nitko dan Brookhart dalam Rasyid dan Mansur mengartikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang berhubungan dengan kinerja dan hasil
karya peserta didik.
10
Fokus evaluasi adalah individu, yaitu prestasi belajar yang dicapai peserta didik. Melalui evaluasi akan didapatkan informasi mengenai apa
yang telah dicapai dan mana yang belum, dan selanjutnya informasi ini digunakan untuk perbaikan dan peningkatan suatu program.
Hasil evaluasi pendidikan merupakan informasi yang sangat berguna bagi pengelola pendidikan baik yang berada di tingkat pusat, provinsi, kabupatenkota,
maupun sekolah. Salah satu tujuan evaluasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tampak belum berhasil. Hal ini dapat dilihat dari
perkembangan kualitas pendidikan dari tahun ke tahun yang tidak berubah secara signifikan, walau berfluktuasi namun masih dalam kategori rendah.
Evaluasi pengajaran dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sumatif dan formatif. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir satu
8
Ibid., h. 9
9
Sofyan, dkk, op.cit., Cet. I, h. 2.
10
Rasyid dan Mansur, op.cit., h. 2.