67
kerja yang memuat kemampuan melaksanakan kegiatan kinerjaunjuk kerja yang dapat diamati untuk dilaksanakan oleh peserta didik.
Contoh  deskriptor  dengan  indikator  memuat  kemampuan  melaksanakan kegiatan  kinerjaunjuk  kerja  yang  dapat  diamati  dalam  dokumeninstrumen
penilaian   yang   disusun   oleh   guru   biologi   Madrasah   Aliyah   Kota   Bogor diantaranya sebagai berikut.
1  Keterampilan penggunaan alat. 2  Inisiatif dalam bekerja.
3  Melaksanakan praktikum secara bekerja sama. 4  Melaksanakan pengamatan sesuai prosedur pada modul.
5  Membuat ekstrak hati ayam sesuai prosedur kerja.
c.   Memuat Kemampuan
Perintah Melaporkan
Hasil Unjuk
KerjaPraktikum.
Kemampuan melaporkan hasil unjuk kerjapraktikum merupakan hal yang penting karena peserta didik dituntut untuk dapat menghubungkan konsep yang
sudah  ia  pelajari  dengan  hasil  pengamataneksperimen  yang  sudah  dilakukan. Peserta didik juga diharuskan agar mampu memberikan kesimpulan dari apa yang
sudah   dikerjakannya.   Sehingga   nantinya   peserta   didik   diharapkan   mampu mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
Hal  ini  berkaitan  dengan  tiga  kemampuan  dalam  IPA  yang  harus  ada menurut  Depdiknas  yaitu  kemampuan  untuk  mengetahui  apa  yang  diamati,
kemampuan untuk memprediksi apa yang belum terjadi dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, serta kemampuan untuk mengembangkan
sikap  ilmiah.
14
Hal  ini  berkaitan  juga  dengan  keterampilan  proses  sains  yang menuntut peserta didik untuk dapat berinterpretasi, berprediksi, berhipotesis serta
menerapkan konsep pada situasi dan pengalaman baru. Indikator
memuat kemampuan
perintah melaporkan
hasil unjuk
kerjapraktikum  ini  tidak  muncul  pada  dokumen  penilaian  kinerjaunjuk  kerja yang dibuat oleh guru biologi kelas X MA B Lihat lampiran 1. Menurut catatan
14
Ibid., h. 47
68
lapangan peneliti hal tersebut dapat terjadi dikarenakan  guru dalam menyusun format  penilaian  kinerjaunjuk  kerja  tidak  terlalu  memperhatikan  hasil  akhir
berupa   produk   dari   hasil   kinerja   peserta   didik   dalam   sebuah   penilaian kinerjaunjuk
kerja. Guru
hanya menekankan
pada penilaian
proses pelaksanaannya saja namun hasil akhir dari prosesnya tidak terlalu diperhatikan.
Berdasarkan  hasil  wawancara  peneliti  dengan  guru  yang  bersangkutan juga memang guru tersebut tidak memerintahkan peserta didiknya untuk membuat
laporan hasil unjuk kerja, tetapi guru hanya menilai kinerja peserta didik selama kegiatan unjuk kerja berlangsung sedangkan hasil akhirnya yaitu guru melakukan
tanya jawab di kelas seputar kegiatan unjuk kerja yang telah dilaksanakan peserta didik.
Pada dokumen penilaian kinerjaunjuk  kerja kelas XII MA J,  indikator memuat  kemampuan  perintah  melaporkan  hasil  unjuk  kerjapraktikum  ini  pun
tidak  muncul  Lihat  lampiran  3.4.  Berdasarkan  hasil  analisa  peneliti  pada dokumen penilaian kinerjaunjuk kerja yang telah dibuat oleh guru biologi  kelas
XII MA J ini, guru menekankan peserta didiknya untuk mengisi lembar kegiatan prakikum peserta didik yang di dalamnya terdapat tabel hasil pengamatan dan
pertanyaan-pertanyaan  yang  harus  diisi  oleh  peserta  didik.  Dengan  demikian dikarenakan adanya lembar kerja yang harus diisi oleh peserta didik maka guru
tersebut tidak memasukkan perintah melaporkan hasil unjuk kerjapraktikum di akhir pelaksanaan penilaian kinerjaunjuk kerja.
Pada dokumen penilaian kinerjaunjuk kerja MA kelas XI dan XII kecuali MA  J,  secara  keseluruhan  indikator  ini  sudah  muncul  pada  setiap  dokumen
penilaian  kinerjaunjuk  kerja  yang  telah  dibuat  oleh  guru  biologi.  Hal  ini menunjukkan  bahwa  hampir  semua  guru  biologi  dalam  membuat  instrumen
penilaian kinerjaunjuk kerja sudah sebagian besar menggunakan indikator dalam instrumen  penilaian  kinerjaunjuk  kerja  yang  memuat  kemampuan  melaporkan
hasil unjuk kerjapraktikum. Contoh deskriptor dengan indikator memuat kemampuan melaporkan hasil
unjuk  kerjapraktikum  dalam  dokumeninstrumen  penilaian  yang  disusun  oleh guru biologi Madrasah Aliyah Kota Bogor diantaranya sebagai berikut.
69
1  Ketepatan pengumpulan laporan praktikum. 2  Kelengkapan laporan.
3  Ketepatan pembahasan masalah. 4  Ketepatan pengambilan kesimpulan.
5  Membuat laporan hasil pengamatan individu sementara.
d.  Memuat Petunjuk Penilaian KinerjaUnjuk Kerja.
Sebelum   melakukan   proses  penilaian,   terlebih   dahulu   seorang   guru hendaknya  merancang  format  penilaian  yang  akan  digunakan  untuk  menilai
peserta didik dalam suatu kompetensi tertentu. Di dalam penilaian kinerja terdapat dua  hal  yang  harus  ada  yaitu  tugas  atau  latihan  unjuk  kerja  dan  panduan
penskoran.  Panduan  penskoran  dapat  memberikan  nilai  berupa  poin  untuk gambaran  spesifik  dari  sebuah  unjuk  kerja  atau  produk  yang  ada  sehingga
nantinya tingkat kualitas kemampuan peserta didik dapat tergambarkan dengan jelas.
Berbeda   dengan   bentuk   tes   konvensional,   penilaian   kinerja   tidak mempunyai jawaban yang tegas seperti benar atau salah, melainkan berupa derajat
keberhasilan atau ketidakberhasilan. Maka dari itu, guru harus menilai unjuk kerja sedemikian   rupa   sehingga   semua   derajat   yang   bermacam-macam   dapat
dipertimbangkan.  Hal  demikian  dapat  diperoleh  dengan  menciptakan  suatu rubrik.
15
Menurut Barbara M. Moskal, menyatakan bahwa “scoring rubrics are one
method that may be used to evaluate students  performance assessments.   Two types  of  performance  assessments  are  frequently  discussed  in  the  literature:
analytic and holistic.”
16
Jika diartikan, menurut Barbara M. Moskal skoring rubrik adalah salah satu  metode  yang dapat  digunakan  untuk  mengevaluasi  penilaian
15
Masnur  Muslich,  Authentic  Assessment:  Penilaian  Berbasis  Kelas  dan  Kompetensi, Bandung: PT Refika Aditama, 2011, h. 131.
16
Barbara   M.   Moskal, “Recommendations   for   Developing   Classroom   Performance
Assessments and Scoring Rubrics ”, Journal of Practical Assessment, Research and Evaluation, 8,
2009, h. 4.