15
salah satu komponen dan harus dilakukan secara terstrukur, periodik, dan terencana, sehingga dapat memberikan manfaat bagi siswa.
25
Kualitas informasi yang didapatkan melalui penilaian, menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan pemberian umpan balik. Oleh karena itu, metode
penilaian berupa instrumen perlu dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mendukung pemberian umpan balik
secara terstruktur, guru perlu merencanakan dan menyusun tugas-tugas pembelajaran secara teratur dan terarah sesuai dengan runtutan meteri pelajaran
yang diajarkan. Tugas-tugas secara terstruktur sebagai sarana untuk memberikan umpan
balik, perlu dilengkapi dengan kriteria penilaian yang jelas sehingga siswa dapat mengendalikan kemajuan belajarnya. Siswa akan mengetahui letak kekuatan dan
kelemahan yang mereka miliki berkenaan dengan konsep pelajaran yang dipelajari. Dengan demikian, mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan
belajarnya.
26
e. Hasil belajar sebagai Objek Penilaian
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Bloom yang secara garis besar terbagi kedalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
27
Oleh karena itu hasil belajar yang dilakukan lewat penilaian perlu dilakukan secara seimbang antara aspek pengetahuan kognitif,
sikap afektif, dan keterampilan psikomotorik.
1 Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah kawasan yang membahas tentang tujuan
pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi.
28
Pada ranah ini terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari tingkat rendah sampai kepada
25
Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: CV Wacana Prima, 2009, h. 42.
26
Ibid., h. 43
27
Sudjana, op. cit., h. 22.
28
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010, h. 35.
16
tingkat tinggi, yakni 1 pengetahuaningatan – knowledge, 2 pemahaman –
comprehension, 3 penerapan – application, 4 analisis – analysis, 5 sintesis –
synthesis, dan 6 evalusi – evaluation.
29
1 Pengetahuaningatan Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge
dalam taksonomi bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping
pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, dan lain-lain. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah
tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya.
30
2 Pemahaman Tipe hasil belajar pemahaman ini lebih tinggi dari pada ipe hasil belajar
pengetahuan. Dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu pemahaman tingkat rendah pemahaman penerjemahan, yaiu mulai dari penerjemahan dalam arti yang
sebenarnya, pemahaman tingkat media pemahaman penafsiran, yaitu mulai dari menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya,
membedakan yang pokok dan yang bukan pokok, dan sebagainya, dan pemahaman tingkat tinggi pemahaman ekstrapolasi, yaitu kemampuan melihat
dibalik yang tertulistersurat dari suatu kejadian atau dapat memperluas persepsi terkait dengan waktu, dimensi, dan kasus.
31
3 PenerapanAplikasi Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi
khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Misalnya menerapkan ide ke dalam situasi baru, penerapan teori dalam percobaan
di laboratorium, atau menerapkan petunjuk teknis dalam situasi nyata.
32
29
Sofyan, dkk., op.cit., h. 14.
30
Sudjana, op.cit., h. 23.
31
Muslich, op.cit., h. 41.
32
Ibid., h. 42.
17
4 Analisis Analisis adalah usaha memilah suau integritas menjadi unsur-unsur atau
bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe
sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap
terpadu, untuk hal lain memahami prosesnya, , untuk hal lain memahami cara bekerjanya, dan untuk hal lain lagi memahami sistematikanya. Bila kecakapan
analisis dapat
berkembang pada
seseorang, maka
ia akan
dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif.
33
5 Sintesis Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk
menyeluruh. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan. Berpikir sintesis merupakan
salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Dengan kemampuan sintesis, orang mungkin menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu, atau
menemukan abstraksinya atau operasionalnya.
34
6 Evaluasi Jenis ranah kognitif terakhir adalah evaluasi. Evaluasi adalah pemberian
keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dikaitkan dengan tujuan, gagasan, cara kerja, solusi, metode, materi, dan sebagainya. Untuk mempermudah
mengetahui tingkat kemampuan evaluasi seseorang, item tesnya hendaklah menyebutkan kriterianya secara eksplisit.
35
2 Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode.
36
Ranah ini terbagi
33
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 27.
34
Ibid., h. 28.
35
Masnur Muslich, Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, Bandung: PT Refika Aditama, 2011, h. 45.
36
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 19.