35
lanjut penelitian ini sudah baik, namun demikian masih ada sebagian kecil siswa yang merasakan bahwa tindak lanjut hasil penilaian kurang baik.
74
C. Kerangka Berpikir
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui
berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
75
Namun yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa penilaian hasil belajar lebih menitik beratkan pada aspek kognitif saja.Sehingga aspek-aspek lain seperti aspek
afektif dan psikomotorik tidak terlalu diperhatikan. Untuk dapat mengungkap aspek afektif dan psikomotorik pada siswa maka
guru harus dapat menggunakan berbagai strategi, metode, dan teknik penilaian yang beragam sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik pengalaman
belajar yang dilaluinya. Namun kenyataannya proses pembelajaran biologi yang dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan formal belum mengupayakan
penilaian yang mengungkap aspek afektif dan psikomotorik siswa. Penilaian secara tunggal misalnya dengan penilaian aspek kognitif saja
tidak cukup untuk memberikan gambaran atau informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap seorang peserta didik.Bahkan hasil tes juga
tidak mutlak dan tidak abadi karena peserta didik terus berkembang sesuai dengan pengalaman
belajar yang
dialaminya. Untuk
mengantisipasinya, perlu
dilaksanakan teknik penilaian yang menghargai dan mempertimbangkan keterampilan atau kemampuan lain yang dimiliki peserta didik.
Dengan demikian, penetapan hanya salah satu teknik penilaian misalnya hanya tes objektif akan menghambat pencapaian tujuan kurikulum secara utuh.
Teknik penilaian seperti itu kurang memberikan informasi atau catatan yang cukup tentang umpan balik untuk mendiagnosis atau untuk memodifikasi
pengalaman belajar.
74
Agung Haryono,
“Authentic Assessment
dan Pembelajaran
Inovatif dalam
Pengembangan Kemampuan Siswa ”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, 2, 2009. h.1.
75
Ibid., h.3.
36
Konsekuensinya, guru hendaknya mengembangkan teknik penilaian yang berbeda untuk mengukur jenis-jenis kompetensi yang beragam dari setiap tingkat
pencapaian hasil belajar. Hasil penilaian hendaknya dapat menghasilkan rujukan terhadap pencapaian peserta didik dalam aspek kognitif pengetahuan, afektif
sikap, dan psikomotorik keterampilan, sehingga dapat menghasilkan profil peserta didik secara utuh.
Dengan demikian, perlu diterapkan penilaian otentik dalam pembelajaran biologi. Selain siswa dapat memahami konsep biologi dengan benar, juga dapat
mengetahui perkembangan belajar yang telah dilaluinya. Kegiatan pembelajaran biologi selama pembelajaran akan berjalan lancar sehingga siswa tidak merasa
bingung. Siswa juga akan merasa senang dan tidak bosan karena dalam pembelajarannya guru tidak menggunakan metode ceramah saja namun
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai profil penggunaan authentic
assessment dalam pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah se-kota Bogor.