Lilliefors Significance Correction Pengujian Persyaratan Analisis

ini dilakukan di kelas eksperimen sebanyak 1 kali dan kelas kontrol sebanyak 1 kali. Pada posttest pertama dilakukan di kelas kontrol, hal itu bertujuan untuk menghindari kecemburuan dengan kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa media audio visual kartun. Pertemuan ini adalah pertemuan kedua kalinya di kelas kontrol setelah sebelumnya peneliti melakukan pretest, sehingga siswa tidak merasa canggung dengan kehadiran peneliti. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa sedikit gaduh, namun setelah diberikan peraturan siswa mulai tenang kembali. Pada saat guru memberikan posttest dan meminta siswa untuk maju untuk bercerita dan memberikan komentar, siswa terlihat malu-malu dan menunjuk temannya yang lain, hingga pada akhirnya guru memberikan penghargaan berupa hadiah bagi siswa yang ingin bercerita di depan kelas. Disela- sela siswa bercerita di depan kelas, beberapa siswa ada yang membuat kegaduhan, hingga akhirnya guru meminta siswa yang membuat kegaduhan untuk bercerita di depan kelas. Di sela-sela guru memberikan tes keterampilan, seorang siswa tiba- tiba saja melapor bahwa siswa tersebut merasa bosan karena dalam pembelajaran kali ini tidak melakukan apa-apa atau hanya terpaku pada cerita di buku. Oleh karena itu, guru memberikan ice breaking untuk menghilangkan rasa bosan siswa kelas kontrol dan mengembalikan konsentrasi siswa. Berbeda dengan kelas kontrol, pada kelas eksperimen sangat terlihat antusias yang cukup tinggi, hal itu dapat terlihat ketika guru memasuki ruang kelas dengan membawa peralatan untuk menonton dan ketika guru mengatakan bahwa hari ini kita akan menonton film kartun “Dodo”. Ketika film kartun diputarkan, terlihat sekali bahwa siswa kelas eksperimen sangat antusias melihat film kartun Dodo. Setelah film diputarkan, guru meminta siswa untuk menceritakan kembali film yang baru saja diputarkan. Pada mulanya siswa terlihat malu-malu, hingga pada akhirnya guru menggunakan cara yang sama dengan kelas kontrol, yakni dengan memberikan hadiah bagi siswa yang maju ke depan untuk menceritakan kembali kisah Dodo sekaligus memberikan komentar. Beberapa gangguan seperti tiba-tiba saja hujan, cukup membuat konsentrasi siswa terpecah, suara film cukup terganggu dengan air hujan yang jatuh ke atap sekolah sehingga guru harus mengulangi kembali film kartun Dodo. Berdasarkan pengamatan peneliti, pada kelas eksperimen siswa terlihat lebih antusias, dan lebih mudah mengingat kisah yang diputarkan dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan buku paket saja, siswa lebih cepat merasa bosan. Siswa kelas eksperimen juga terlihat lebih konsentrasi dengan film yang diputarkan, berbeda dengan siswa kelas kontrol pada saat diminta untuk membaca cerita pada buku masing-masing, beberapa siswa membuat kegaduhan karena tidak ingin membaca cerita yang ada pada bukunya dan lebih memilih bermain dengan temannya. Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat perbadaan antara siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran audio visual kartun dengan siswa yang tidak menggunakan media audio visual kartun atau hanya menggunakan buku paket. Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol. Hasil ditunjukkan dari nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen sebesar 64,40. Setelah diberikan perlakuan dengan medai pembelajaran audio visual kartun nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen mengalami peningkatan menjadi 77,40. sedangkan nilai rata-rata pretest kelompok kontrol adalah sebesar 64,00. Nilai rata-rata posttest kelompok kontrol mengalami peningkatan menjadi 72,20. dari perhitungan nilai rata-rata tersebut, hasil tes kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 13 sedangkan hasil tes kelompok kontrol mengalami peningkatan sebesar 8,2. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual kartun pada siswa kelas III MI Tarbiyah Al- Islamiyah kembangan, Jakarta Barat yang dilakukan pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil yang baik, positif, dan menggembirakan. Dengan menggunakan media pembelajaran audio visual kartun di kelas eksperimen siswa lebih termotivasi, minat belajar siswa lebih besar dibandingkan dengan