10 Menciptakan suasana belajar-mengajar yang menyenangkan.
46
Dalam memilih materi pembelajaran keterampilan berbicara, guru harus lebih  banyak  memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  berbicara.  Selain
itu,  guru  juga  harus  memberikan  motivasi  agar  siswa  lebih  percaya  diri  dan mempunyai  imajinasi  dalam  menciptakan  suasana  yang  dapat  mendorong
siswa  untuk  berbicara.  Misalnya  dengan  memberikan  kata-kata  yang memancing  siswa  untuk  bercerita  seperti,  ”Kegiatan  apa  saja  yang  telah
kalian lakukan ketika berlibur? Pada saat berlibur pergi ke mana saja?” Selain
itu,  guru  juga  bisa  memulainya  dengan  memberikan  sebuah  cerita  yang menarik  sehingga  dapat  memancing  siswa  untuk  bercerita.  Selain  itu,  guru
juga bisa memperdengarkan sebuah cerita kepada siswa melalui media-media tertentu  kemudian  meminta  siswa  untuk  mengulang  kembali  cerita  yang
mereka dengar dengan kata-kata mereka sendiri. Pengajaran  keterampilan  bercerita  tidak  dapat  dilaksanakan  secara
mandiri.  Artinya,  pengajaran  keterampilan  bercerita  harus  dikaitkan, digandakan,  atau  ditumpangkan  pada  pengajaran  pokok  yang  ada.  Rumusan
fungsi pengajaran Bahasa Indonesia yang tercantum dalam 1994 GBPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia:
1 Sarana Pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa.
2 Sarana  penigkatan  pengetahuan  dan  keterampilan  berbahasa
Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya. 3
Sarana  peningkatan  pengetahuan  dan  keterampilan  berbahasa Indonesia  untuk  meraih  dan  mengembangkan  ilmu  pengetahuan,
teknologi, dan seni. 4
Sarana  penyebarluasan  pemakaian  Bahasa  Indonesia  yang  baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah.
5 Sarana pengembangan penalaran.
47
Dalam  kegiatan  pembelajaran  keterampilan  berbahasa  dengan strategi lisan-tulis dapat dilakukan dengan berbagai cara, yakni: mengajak
anak  untuk  bercerita,  mengajar  anak  untuk  belajar  berdebat,  mengajak
46
Budinuryanta, dkk., Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, h. 10.24
47
Ibid., h. 1.12
anak untuk bermain berbisik-bisik, mengajak anak berlatih imla, dan yang terakhir  adalah  mengajak  anak  untuk  berlatih  imla  dengan  materi  yang
lebih diperluas. Pembelajaran berbahasa dengan cara mengajak anak untuk bercerita  dilakukan  dengan  meminta  anak  untuk  menceritakan  kembali
cerita  yang  telah  mereka  dengar  secara  bergiliran.  Setelah  anak  selesai bercerita, guru meminta anak untuk bertanya.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang keterampilan berbicara: 1.
Ana Monica Rufisa, Judul  Skripsi  “Pengaruh  Penggunaan  Media  Kartun  Terhadap
Keterampilan  Menulis  Opini  Pada  Siswa  Kelas  IX  SMP  Negeri  2 Tangerang”, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut:
Berdasarkan  hasil  penghitungan  data  dengan  menggunakan  uji-t dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif media kartun terhadap
kemampuan menulis opini  siswa kelas  IX SMP Negeri 2 Tangerang. Hal ini  ditandai  dengan  diperolehnya  harga  t
hitung
=  3,48  pada  derajat kebebasan dk 36 + 31
– 2 = 65. Sedangkan harga t
tabel
pada derajat bebas db  65  =  1,67  untuk  taraf  signifikansi
0,05. Perhitungan yang didapat adalah  t
hitung
=  3,48 t
tabel
=  1,67.  Dengan  demikian  hipotesis  penelitian yang menyatakan bahwa terdapat  pengaruh positif media kartun terhadap
keterampilan menulis karangan opini diterima. Berdasarkan  hasil  analisis  data,  diketahui  bahwa  rentangan  skor
pretest ketermpilan menulis opini kelas eksperimen antara 26-60 mencapai skor  rata-rata  45,63  dan  rentangan  skor  posttest  keterampilan  menulis
opini  kelas  26-86  mencapai  skor  rata-rata  68,5.  Dengan  demikian,  dapat disimpulkan  bahwa  skor  rata-rata  siswa  kelas  eksperimen  meningkat
sebesar 22,87. Adapun rentangan skor pretest keterampilan menulis opini kelas kontrol antara 20-66 mencapai skor rata-rata 44,5 dan rentangan skor
posttest  keterampilan  menulis  opini  kelas  kontrol  antara  33-73  mencapai
skor rata-rata 52,70. Dengan demikian, skor rata-rata kelas kontrol hanya meningkat  8,2.  Berdasarkan  penjabaran  tersebut,  terlihat  bahwa  kenaikan
rata-rata  keterampilan  menulis  opini  siswa  kelas  eksperimen  lebih  besar dari  pada  kenaikan  skor  rata-rata  kelas  kontrol.  Dengan  demikian,  dapat
disimpulkan  bahwa  keterampilan  menulis  opini  siswa  yang  diajarkan dengan menggunakan media kartun lebih baik hasilnya dibandingkan yang
tidak menggunakan media kartun.
48
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Ana  Monica  Rufisa  dengan  peneliti sama-sama  meneliti  tentang  media  audio  visual  kartun.  Perbedaannya
terdapat  pada  tingkatan  kelas  dan  lokasi  penelitian,  peneliti  melalukan penelitian  pada  siswa  kelas  III  MI  Tarbiyah  Al-Islamiyah  Kembangan,
Jakarta  Barat,  sedangkan  Ana  Monica  Rufisa  melakukan  penelitian  pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Tangerang. Selain itu, perbedaan penelitian
adalah  terletak  pada  keterampilan  yang  ingin  diteliti,  yakni  peneliti memfokuskan pada keterampilan berbicara bercerita sedang Ana Monica
Rufisa memfokuskan pada keterampilan menulis opini. 2.
Malindah Mar’atus  Rahmah, 2012 Judul  Skripsi  “Peningkatan  Keterampilan  Bercerita  Dengan
Pemanfaatan Media Audio Visual Pemutaran Film Tsunami Pada Siswa Kelas  VII  Di  SMP  Islam  Al  Syukro  Universal  Tangerang  Selatan  Tahun
Ajaran 20112012”, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut: Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  dilakukan,  maka  peneliti  dapat
menyimpulkan  bahwa:  terdapat  peningkatan  keterampilan  bercerita  siswa dengan menggunakan media audio visual pemutaran film tsunami, hal ini
dibuktikan  dengan  hasil  pembelajaran  siklus  ke-2  mencapai  0,756  atau
48
Malindah  Mar’atus  Rahmah,  “Peningkatan  Keterampilan  Bercerita  Dengan Pemanfaatan  Media  Audio  Visual  Pemutaran  Film  Tsunami  Pada  Siswa  Kelas  VII  Di  SMP
Islam  Al  Syukro  Universal  Tangerang  Selatan  Tahun  Ajaran  20112012 ”, Skripsi yang diajukan
untuk  memenuhi  persyaratan    memperoleh  gelar  sarjana  pendidikan  S.Pd  pada  Fakultas  Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tidak dipublikasikan.