29 yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu
105
o
C sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes RI, 1980.
3.3.5 Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
Sebanyak 5 g serbuk simplisia, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 95 dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama,
kemudian dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Sejumlah 20 ml filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah
dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam etanol dihitung terhadap bahan yang telah
dikeringkan Depkes RI, 1980.
3.3.6 Penetapan kadar abu total
Sebanyak 2 g serbuk simplisia yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus porcelin yang telah dipijar dan ditara, kemudian
diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pijaran dilakukan pada suhu 600
o
C selama 3 jam kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan
Depkes RI, 1980.
3.3.7 Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam
Abu yang telah diperoleh dalam penetapan kadar abu total dididihkan dalam 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam
asam dikumpulkan, disaring dengan kertas saring, dipijarkan, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai bobot tetap. Kadar abu yang tidak larut dalam
asam dihitung terhadap bahan yang dikeringkan Depkes RI, 1980.
30
3.4 Pembuatan Ekstrak
3.4.1 Pembuatan ekstrak herba sambiloto
Pembuatan ekstrak herba sambiloto dilakukan dengan cara perkolasi. Serbuk simplisia herba sambiloto 900 g dimasukkan kedalam bejana tertutup,
ditambahkan etanol 50 sehingga semua simplisia terendam, aduk- aduk dan diamkan selama 3 jam. Dipindahkan sedikit demi sedikit kedalam perkolator
sambil tiap kali ditekan hati-hati, tuangkan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari,
tutup perkolator, biarkan selama 24 jam, buka kran perkolator. Dibiarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, tambahkan berulang-ulang cairan
penyari secukupnya hingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia. Perkolasi dihentikan jika 500 mg perkolat terakhir diuapkan, tidak meninggalkan
sisa, selanjutnya ekstrak cair dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator sehingga didapat ekstrak kental Depkes RI
a
, 2000.
3.4.2 Pembuatan ekstrak daun salam
Pembuatan ekstrak daun salam dilakukan dengan cara perkolasi. Serbuk simplisia daun salam 900 g dimasukkan kedalam bejana tertutup, ditambahkan
etanol 70 sehingga semua simplisia terendam, aduk- aduk dan diamkan selama 3 jam. Dipindahkan sedikit demi sedikit kedalam perkolator sambil tiap kali
ditekan hati-hati, tuangkan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup
perkolator, biarkan selama 24 jam, buka kran perkolator. Dibiarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, tambahkan berulang-ulang cairan
penyari secukupnya hingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia.